Medan, 1 Oktober 2025 – SMA Swasta Al-Ulum Medan hari itu terasa berbeda. Bukan hanya karena peringatan Hari Kesaktian Pancasila, tapi juga karena hadirnya rombongan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara yang menandatangani Memorandum of Agreement (MOA) dengan Yayasan Pendidikan dan Pengabdian (YPP) Jihadul Ilmi.
Acara ini berjalan dengan nuansa sederhana namun penuh kehangatan. Momen penandatanganan kerja sama antara FEBI UIN Sumatera Utara dan YPP Jihadul Ilmi bukan hanya formalitas di atas kertas, tetapi simbol dari tekad bersama untuk melahirkan kolaborasi nyata yang bermanfaat bagi dunia pendidikan. Siswa-siswi SMA Al-Ulum Medan pun terlihat antusias menyaksikan prosesi tersebut, karena merasa langsung menjadi bagian dari sejarah kecil yang kelak berdampak besar.
Usai penandatanganan, kegiatan dilanjutkan dengan seminar interaktif. Topik yang diangkat begitu dekat dengan keseharian siswa: bagaimana menjaga agar nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan hidup di hati generasi muda, khususnya dalam menghadapi derasnya arus digital. Bukan hanya teori, tetapi contoh-contoh konkret yang membuat pesan kebangsaan terasa membumi dan mudah dipahami.
✨ Pesan yang Menyentuh dan Dekat
Dekan FEBI UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., menyampaikan dengan bahasa yang mudah dicerna siswa:“Pancasila itu jangan dianggap sekadar teks di buku. Ia hidup kalau kita jujur saat berteman, adil dalam perlombaan, saling membantu di kelas, dan menghargai guru. Itulah Pancasila versi kalian.”
Sontak suasana jadi lebih cair, siswa tampak manggut-manggut karena merasa dekat dengan contoh yang diberikan.
🤝 Kolaborasi untuk Generasi Z
Perwakilan YPP Jihadul Ilmi juga memberi semangat:“Kerja sama ini kami dedikasikan untuk kalian. Supaya kalian bisa belajar dari kampus, dari para dosen, dan suatu saat nanti siap melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa. Ingat, masa depan Indonesia ada di tangan kalian semua.”
🎤 Suasana Interaktif
Sesi diskusi jadi bagian paling hidup. Siswa-siswa Al-Ulum tak ragu melontarkan pertanyaan, mulai dari “bagaimana cara menjaga nilai Pancasila di era medsos?” sampai “apa yang harus dilakukan biar nggak gampang terpecah hanya karena beda pendapat?”.
Jawaban yang diberikan para narasumber lugas, kadang diselipi canda, membuat suasana terasa akrab. Guru dan siswa sama-sama menikmati, karena pesan kebangsaan disampaikan tanpa menggurui.
🌟 Momen Penutup
Acara ditutup dengan semangat kebersamaan. Para siswa berdiri tegak menyanyikan lagu kebangsaan, sementara guru dan tamu undangan ikut larut dalam suasana syahdu.
Hari itu bukan hanya soal tanda tangan MOA, tapi juga soal menyalakan api semangat Pancasila di dada generasi muda. Dari SMA Al-Ulum Medan, sebuah keyakinan lahir: nilai kebangsaan bisa tetap hidup jika disampaikan dengan cara yang hangat, sederhana, dan membumi.






