Cinta Rupiah, Cinta Negeri: BI Mengajar Hadir di FEBI UIN Sumatera Utara Tanamkan Jiwa Ekonomi Berdaulat

Medan, 10 Oktober 2025 — Suasana Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara pagi itu terasa berbeda. Tak hanya dipenuhi deretan kursi mahasiswa yang rapi, tapi juga semangat nasionalisme yang perlahan tumbuh di dada generasi muda. Dalam balutan kegiatan Bank Indonesia Goes to Campus (BI Mengajar) bertema “Cinta, Bangga, Paham Rupiah”, kolaborasi antara Bank Indonesia dan FEBI UIN Sumatera Utara menjelma menjadi momentum yang jauh lebih bermakna dari sekadar kuliah umum — ia menjadi pelajaran tentang cinta tanah air dalam wujud paling sederhana: menghargai rupiah.

Acara dibuka dengan penuh kehangatan. Wakil Dekan III FEBI, Dr. Marliyah, M.Ag., yang hadir mewakili Dekan FEBI, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., menyampaikan pesan yang menggugah nurani mahasiswa.

Rupiah bukan sekadar alat bayar. Ia adalah simbol kedaulatan, hasil perjuangan, dan doa jutaan rakyat Indonesia yang ingin mandiri. Saat kita memahami dan menjaga rupiah, sesungguhnya kita sedang menjaga harga diri bangsa,” tuturnya disambut tepuk tangan panjang.

Di sisi lain, Ketua Program Studi S1 Perbankan Syariah, Dr. Tuti Anggraini, M.Ag., mengajak mahasiswa untuk menautkan antara iman, ilmu, dan integritas finansial.

Cinta rupiah adalah bentuk ibadah. Menggunakannya dengan jujur, mengelolanya dengan bijak, dan memanfaatkannya untuk maslahat — itu semua bagian dari syukur kepada Allah atas anugerah negeri yang kaya ini,” ujarnya penuh makna.

Melalui sesi pemaparan interaktif, tim Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Sumatera Utara menjelaskan perjalanan rupiah sebagai simbol keuangan dan kedaulatan nasional. Mereka membahas inovasi sistem pembayaran digital seperti QRIS, BI-FAST, dan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025, yang tidak hanya memudahkan transaksi, tapi juga memperkuat fondasi ekonomi bangsa di tengah disrupsi global.

Namun, bagian paling berkesan bukan hanya pada data dan grafik — melainkan pada kesadaran yang tumbuh di wajah mahasiswa. Saat narasumber BI mengatakan, “Rupiah adalah wajah kita di mata dunia. Jagalah ia seperti kau menjaga harga dirimu sendiri,” suasana sejenak hening. Banyak mahasiswa yang kemudian menunduk, merenungi betapa sering mereka menganggap enteng nilai uang sendiri, tanpa menyadari makna besar di baliknya.

Sesi diskusi berlangsung hidup. Mahasiswa FEBI bertanya dengan penuh rasa ingin tahu — dari isu keamanan transaksi digital, potensi fintech syariah, hingga peluang karier di sektor kebijakan moneter dan sistem pembayaran nasional. Mereka bukan hanya mendengar, tapi berdialog, menyelami peran mereka sebagai calon ekonom syariah yang berjiwa nasionalis.

Di penghujung acara, Dr. Marliyah menutup kegiatan dengan kalimat yang menancap kuat di benak para peserta:

Jika hari ini kalian menanam cinta kepada rupiah, percayalah—esok kalian akan menuai kebanggaan sebagai anak bangsa yang menjaga negeri ini lewat profesi dan integritas kalian.

Tepuk tangan menggema, bukan sekadar sebagai bentuk apresiasi, tapi sebagai tanda kesadaran baru yang tumbuh. Bahwa mencintai rupiah adalah bentuk konkret mencintai Indonesia — dari ruang kuliah, dari hati anak muda, dari FEBI UIN Sumatera Utara yang terus melahirkan insan berilmu dan berjiwa kebangsaan.


🖋️ Penulis: Fachrul Riza, M.K.M.
📍 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sumatera Utara