Medan, 17 Oktober 2025 — Suasana di Aula Pascasarjana Lantai 4 UIN Sumatera Utara terasa berbeda dari biasanya. Pagi itu, udara penuh haru dan semangat menggelora. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam melalui Program Studi Magister (S2) Ekonomi Syariah menginisiasi kegiatan “Kunjungan Spesial: Anak Gaza Menyapa Indonesia”, sebuah forum silaturahim dan pengabdian internasional yang menghadirkan langsung dua tamu istimewa dari Palestina: Magdy Al-Masry dan Abdurrahman Al-Masry, putra kecil yang menjadi saksi hidup perjuangan rakyat Gaza.
Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi bentuk nyata dukungan moril dan materil UIN Sumatera Utara terhadap perjuangan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Palestina. Di tengah konflik yang masih membara, UIN Sumatera Utara ingin menghadirkan ruang empati dan refleksi — agar cinta, kepedulian, dan kesadaran kemanusiaan tetap tumbuh di hati civitas akademika.
Kehadiran kedua tamu cilik dari Gaza ini disambut dengan linangan air mata dan tepuk tangan panjang. Mereka bercerita dengan suara lembut namun tegas tentang kehidupan di tengah reruntuhan, tentang belajar di bawah langit yang tak pernah sepi dari dentuman, dan tentang harapan yang tak pernah padam untuk melihat negaranya merdeka.
“Kami tidak datang untuk meminta belas kasihan. Kami datang untuk menyampaikan bahwa kami masih punya harapan — dan kami percaya, doa saudara-saudara kami di Indonesia akan sampai ke langit Palestina,” ujar Magdy Al-Masry, suaranya menggetarkan aula.
Dari barisan depan, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., Dekan FEBI UIN Sumatera Utara, yang turut menjadi narasumber, menyampaikan pesan mendalam yang menembus nurani.
“Hari ini, kita tidak hanya belajar tentang ekonomi syariah. Kita belajar tentang kemanusiaan, tentang bagaimana Islam mengajarkan cinta kasih di atas perbedaan dan keberanian di tengah penderitaan. Anak-anak Gaza mengajarkan kita apa arti sabar dan ikhlas dalam bentuk paling nyata,” tuturnya dengan suara bergetar.
Sementara itu, Maryam Batubara, M.A., Ph.D., dosen sekaligus penggiat literasi kemanusiaan, menambahkan bahwa kegiatan ini adalah momentum reflektif bagi civitas akademika untuk memahami bahwa perjuangan tidak selalu tentang senjata, tetapi tentang pengetahuan dan solidaritas.
“UIN Sumatera Utara ingin menjadi jembatan antara ilmu dan kemanusiaan. Hari ini, kita membuka mata, telinga, dan hati untuk Palestina,” ucapnya hangat.
Kegiatan berlangsung penuh rasa kekeluargaan. Para dosen dan mahasiswa tampak larut dalam suasana yang syahdu ketika Magdy dan Abdurrahman melantunkan doa dalam bahasa Arab, memohon kedamaian bagi negeri mereka dan bagi dunia. Sejumlah mahasiswa tak mampu menahan air mata ketika mendengar kisah sederhana namun penuh luka — tentang sekolah yang hancur, tentang sahabat yang hilang, tentang ibu yang masih menunggu anaknya pulang.
Namun di balik itu semua, tersimpan semangat luar biasa. Anak-anak Gaza yang datang bukan untuk menebar kesedihan, melainkan menularkan harapan.
“Kami ingin dunia tahu, bahwa kami masih tersenyum. Karena kami tahu, Allah bersama orang-orang yang sabar,” ujar Abdurrahman Al-Masry, disambut gemuruh tepuk tangan dan rasa haru dari seluruh hadirin.
Dalam pesan penutupnya, Prof. Syukri Albani kembali menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya bentuk kepedulian sesaat, melainkan komitmen moral dan spiritual UIN Sumatera Utara terhadap isu kemanusiaan global.
“Jika hari ini kita tidak bisa mengangkat senjata, maka kita angkat doa. Jika kita belum mampu memberi banyak, maka kita sebarkan kesadaran. Itulah jihad ilmu yang bisa kita mulai dari kampus tercinta ini,” ujarnya.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan pembacaan surat Al-Fatihah untuk rakyat Palestina. Tangis, doa, dan senyum bersatu dalam satu getar: cinta dan solidaritas untuk sesama manusia.
🕊️ Penulis: Fachrul Riza, M.K.M.
📍 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
