PTPN IV dan FEBI UIN Sumatera Utara Jalin Sinergi Beasiswa: Dari Kampus, Kita Siapkan Generasi Unggul Berkarakter

Medan, 16 Oktober 2025 — Suasana penuh semangat tampak menyelimuti ruang tamu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara pada Rabu pagi. FEBI kedatangan tamu istimewa dari PTPN IV, perusahaan perkebunan besar yang kini memperluas kiprahnya di bidang sosial pendidikan. Kegiatan ini menjadi titik awal kerja sama baru dalam pemberian beasiswa pendidikan bagi mahasiswa FEBI — wujud nyata komitmen bersama antara dunia industri dan perguruan tinggi dalam mencetak generasi unggul dan berintegritas.

Rombongan PTPN IV disambut hangat oleh Wakil Dekan I FEBI, Dr. Isnaini Harahap, M.Ag., didampingi Wakil Dekan III, Dr. Marliyah, M.Ag., serta dosen muda FEBI, Imam El Islamy, M.Sos. Kegiatan berlangsung cair, diselingi canda ringan namun tetap berisi — mencerminkan harmoni antara profesionalitas dan semangat akademik khas FEBI.

Dalam sambutannya, Dr. Isnaini Harahap menegaskan bahwa kerja sama ini bukan sekadar urusan administrasi atau pendanaan.

Beasiswa adalah pintu menuju masa depan. Tapi yang lebih penting, ini adalah bukti bahwa ilmu pengetahuan harus bersanding dengan kepedulian. Kita ingin mahasiswa FEBI tidak hanya cerdas di kepala, tapi juga hangat di hati,” tuturnya penuh makna.

Sementara itu, Dr. Marliyah, M.Ag., dengan gaya komunikatifnya yang khas, menambahkan bahwa sinergi dengan dunia industri seperti PTPN IV membuka peluang besar bagi mahasiswa untuk memahami realitas lapangan secara lebih konkret.

FEBI bukan hanya mendidik calon akademisi, tapi juga calon pemimpin. Kerja sama seperti ini mengasah mahasiswa agar peka terhadap dinamika ekonomi dan sosial di sekitar mereka,” ujarnya dengan senyum semangat. Ia juga menyampaikan bahwa kerja sama ini diharapkan dapat berkembang menjadi kolaborasi riset dan program pengabdian yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Di sisi lain, Imam El Islamy, M.Sos. menyoroti pentingnya membangun hubungan strategis antara kampus dan korporasi.

Hari ini, industri dan akademisi bukan lagi dua dunia yang terpisah. Keduanya harus berkolaborasi untuk menciptakan inovasi. Mahasiswa FEBI perlu melihat langsung bagaimana ilmu mereka berperan dalam pembangunan bangsa,” ungkapnya mantap.

Dalam suasana yang penuh kehangatan, tersirat pula pesan dari Dekan FEBI, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., yang meski berhalangan hadir, menitipkan pesan agar kerja sama ini menjadi jembatan berkah antara ilmu, amal, dan kolaborasi.

FEBI selalu terbuka untuk bekerja sama dengan pihak manapun selama tujuannya mulia. Karena bagi kami, setiap bentuk kolaborasi yang membawa manfaat bagi mahasiswa adalah bagian dari ibadah intelektual,” ujarnya dalam pesannya yang dibacakan oleh Wakil Dekan I.

Kegiatan kemudian diakhiri dengan suasana penuh optimisme dan foto bersama — bukan sekadar simbol seremonial, melainkan awal perjalanan panjang menuju masa depan yang lebih baik bagi mahasiswa FEBI.

Kehadiran PTPN IV ke FEBI UIN Sumatera Utara hari itu seolah menjadi pengingat bahwa dunia pendidikan dan dunia kerja harus terus berjalan beriringan. Sebab, sebagaimana pesan yang diucapkan oleh salah satu dosen muda FEBI seusai kegiatan,

Kampus menanam ilmu, industri menumbuhkan peluang, dan bersama-sama kita memanen masa depan.


🖋️ Penulis: Fachrul Riza, M.K.M.
📍 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam – UIN Sumatera Utara

“Smart University: Apa & Bagaimana?” — UIN Sumatera Utara Mantapkan Langkah Menuju Kampus Cerdas Lewat Bimbingan Teknis Penguatan Peran Admisi

Medan, 14 Oktober 2025 — Langkah UIN Sumatera Utara menuju Smart University kian nyata. Dalam upaya memperkuat tata kelola akademik dan manajemen admisi berbasis digital, universitas ini menggelar Bimbingan Teknis Penguatan Peran Admisi UIN Sumatera Utara dengan tema inspiratif: “Smart University: Apa & Bagaimana?”.

Acara yang digelar di Aula Rektorat berlangsung penuh semangat intelektual. Hadir sebagai narasumber utama, Prof. Dr. Adiwijaya, S.Si., M.Si., mantan Rektor Telkom University — sosok yang dikenal sebagai pelopor transformasi digital kampus berbasis data-driven system di Indonesia.

Dalam paparannya yang memikat, Prof. Adiwijaya membingkai konsep Smart University bukan sekadar tentang teknologi, tetapi tentang perubahan paradigma.

Smart University bukan kampus yang penuh alat, tapi kampus yang cerdas membaca masa depan. Kecerdasan universitas terletak pada kemampuannya mengintegrasikan data, inovasi, dan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap kebijakan akademik,” ujarnya disambut anggukan penuh makna dari para peserta.

Ia menegaskan bahwa peran admisi bukan lagi sebatas pintu masuk mahasiswa, tetapi gerbang citra dan mutu universitas. “Admisi adalah wajah pertama dari kampus. Jika pintu itu dikelola dengan profesional dan digital, maka seluruh sistem akademik akan bergerak lebih efisien dan terpercaya,” tambahnya dengan tegas.

Sementara itu, Wakil Rektor I UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag., dalam sambutannya menekankan pentingnya menggabungkan inovasi digital dengan etos akademik islami.

Kampus cerdas bukan hanya tentang kecanggihan sistem, tapi tentang kecerdasan spiritual dan sosial seluruh civitas akademika. Teknologi hanyalah alat; manusialah yang menentukan arah dan nilainya,” tutur Prof. Akmal Tarigan dengan nada reflektif.

Menurut beliau, arah kebijakan UIN Sumatera Utara saat ini bergerak menuju integrasi antara teknologi, literasi data, dan nilai keislaman dalam satu ekosistem akademik yang inklusif. “Kita ingin UIN menjadi rumah ilmu yang tidak hanya produktif, tapi juga penuh keberkahan,” tambahnya.

Dari sisi fakultas, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., turut memberikan pandangan inspiratif yang menegaskan relevansi kegiatan ini.

Digitalisasi admisi adalah langkah awal menuju tata kelola yang akuntabel. Tapi lebih dari itu, ini tentang membangun budaya efisiensi, transparansi, dan pelayanan berbasis nilai. Sebab, dalam dunia yang makin cepat, keunggulan kampus ditentukan oleh siapa yang paling siap beradaptasi dengan cerdas,” ujarnya.

Para peserta Bimtek — terdiri dari pejabat fakultas, staf admisi, dan perwakilan akademik dari berbagai unit — tampak antusias mengikuti setiap sesi. Diskusi berkembang dinamis, membahas implementasi smart system, manajemen data mahasiswa, hingga strategi pelayanan berbasis digital humanism.

Sesi interaktif menjadi bagian paling menarik. Prof. Adiwijaya menantang peserta untuk berpikir lebih jauh:

Coba bayangkan, bagaimana jika seluruh proses penerimaan mahasiswa baru, pelayanan akademik, hingga alumni — semuanya terintegrasi dalam satu ekosistem data yang jujur, transparan, dan bisa diakses real time? Itulah kampus masa depan yang harus kita bangun mulai hari ini.

Kegiatan ditutup dengan refleksi bersama dan komitmen untuk memperkuat sinergi lintas unit dalam mewujudkan Smart UIN Sumatera Utara. Pesan penutup disampaikan oleh Prof. Akmal Tarigan yang menggugah seluruh peserta:

Setiap klik dalam sistem kita bukan hanya data, tapi doa. Karena niat baik dalam membangun kampus cerdas adalah bagian dari ibadah intelektual yang membawa maslahat.

Acara berakhir dengan semangat yang menghangatkan ruangan. Para peserta meninggalkan aula dengan mata berbinar — bukan karena sekadar memahami konsep Smart University, tapi karena merasa menjadi bagian penting dalam perjalanan besar UIN Sumatera Utara menuju universitas masa depan yang cerdas, berkarakter, dan berkeadaban.


🖋️ Penulis: Fachrul Riza, M.K.M.
📍 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam – UIN Sumatera Utara

FEBI UIN SU dan BPS Deli Serdang Gelar Pembekalan Softskill Statistik untuk Mahasiswa Akhir

Medan, 14 Oktober 2025 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Deli Serdang mengadakan kegiatan pembekalan softskill bertajuk “Join Our Class: Learning Statistic for Research from The Expert.”

Kegiatan yang berlangsung pada Selasa, 14 Oktober 2025 ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai penerapan statistik dalam penelitian, sebagai upaya akselerasi penyelesaian tugas akhir mahasiswa, baik berupa skripsi maupun artikel ilmiah.

Hadir sebagai narasumber dan mentor dalam kegiatan ini adalah tim dari BPS Deli Serdang, yakni Ahmad Jailani, S.St., M.Si selaku Pembina Pojok Statistik FEBI UIN SU, Muhammad Yulhelmy Isra, S.Si., M.Si, serta Dara Nurhabibi Dheshah, S.St.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Dr. Marliyah, M.Ag, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama FEBI UIN SU, yang hadir mewakili Dekan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan ini dan berharap agar kerja sama antara FEBI dan BPS Deli Serdang terus berlanjut.

“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa yang sedang atau akan menyelesaikan tugas akhir. Semoga pelatihan ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan kemampuan analisis data dan kualitas penelitian mahasiswa FEBI,” ujar Dr. Marliyah.

Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Siti Aisyah, MM, selaku Kepala Laboratorium FEBI UIN SU, dan diikuti oleh sekitar 20 mahasiswa semester V dan VII. Para peserta terlihat antusias mengikuti sesi pembelajaran, yang tidak hanya menyajikan teori tetapi juga praktik langsung menggunakan data statistik.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa FEBI UIN SU semakin terampil dalam mengolah dan menganalisis data, serta mampu menghasilkan karya ilmiah yang lebih berkualitas dan relevan dengan kebutuhan dunia akademik maupun praktis.

Learning Statistic for Research from The Expert: FEBI UIN Sumatera Utara Ciptakan Cara Baru Belajar Statistik yang Seru dan Penuh Makna

Medan, 14 Oktober 2025 — Belajar statistik ternyata tidak selalu harus tegang dan rumit. Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara, ilmu angka justru disulap menjadi pengalaman seru, interaktif, dan membumi lewat kegiatan bertajuk “Learning Statistic for Research from The Expert.”

Kegiatan eksklusif ini hanya diikuti oleh 20 peserta terpilih dari mahasiswa S1 FEBI UIN Sumatera Utara, menjadikannya terasa lebih personal dan mendalam. Aula FEBI sore itu dipenuhi semangat muda yang menggebu—bukan karena angka-angka, tapi karena keingintahuan yang tulus untuk memahami data sebagai bahasa penelitian masa kini.

Kehadiran Dara Nurhabibah Dhea Shath, S.ST., analis muda BPS Deli Serdang, menjadi magnet utama kegiatan ini. Dengan gaya yang santai tapi berisi, ia mengajak mahasiswa menjelajahi dunia statistik lewat kisah nyata di lapangan.

Statistik bukan cuma soal hitung-menghitung. Ia adalah cara kita membaca realitas dan memahami kehidupan dengan logika dan bukti,” ujarnya dengan senyum yang menular semangat.

Sementara itu, Wakil Dekan III FEBI, Dr. Marliyah, M.Ag., yang hadir mewakili Dekan FEBI, menyampaikan pesan inspiratif tentang pentingnya memahami data dalam riset ekonomi dan sosial.

Di era digital, data adalah bahan bakar intelektual. Siapa yang bisa membaca dan mengolahnya, dialah yang bisa memimpin perubahan,” tuturnya.

Beliau juga menekankan bahwa kegiatan seperti ini bukan hanya tentang belajar teknis, tetapi tentang membangun mindset ilmiah dan semangat meneliti dengan hati.

Penelitian yang baik lahir dari rasa ingin tahu yang jujur dan cinta terhadap kebenaran,” tambahnya lembut namun bermakna.

Kepala Laboratorium FEBI, Siti Aisyah, M.M., yang juga menjadi penggerak utama kegiatan ini, menyampaikan rasa bahagianya melihat antusiasme mahasiswa.

Melihat mahasiswa berani bertanya dan berdiskusi tentang data, rasanya seperti melihat bibit-bibit peneliti hebat yang sedang tumbuh. Statistik itu keren kalau dipahami dengan cara yang benar,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan ringan dari peserta.

Kelas yang dikemas semi-workshop ini juga menampilkan praktik langsung menggunakan data riset sederhana. Mahasiswa diajak menganalisis tren ekonomi syariah di daerah Sumatera Utara dan mengubahnya menjadi insight riset yang bernilai. Suasana terasa cair — peserta tertawa, berdiskusi, dan saling memberi ide, menciptakan atmosfer belajar yang jauh dari kata membosankan.

Di akhir sesi, beberapa mahasiswa menyampaikan kesan mereka. Salah satunya, mahasiswi Prodi Akuntansi Syariah, mengatakan:

Ternyata statistik itu gak semenakutkan yang dikira. Setelah ikut kelas ini, saya malah pengen meneliti lebih banyak hal. Belajar jadi terasa hidup.

Kegiatan ini menegaskan satu hal: FEBI UIN Sumatera Utara bukan hanya tempat belajar teori, tapi juga laboratorium ide di mana ilmu, kreativitas, dan semangat muda berpadu dalam harmoni.


🖋️ Penulis: Fachrul Riza, M.K.M.
📍 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam – UIN Sumatera Utara

Cinta Rupiah, Cinta Negeri: BI Mengajar Hadir di FEBI UIN Sumatera Utara Tanamkan Jiwa Ekonomi Berdaulat

Medan, 10 Oktober 2025 — Suasana Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara pagi itu terasa berbeda. Tak hanya dipenuhi deretan kursi mahasiswa yang rapi, tapi juga semangat nasionalisme yang perlahan tumbuh di dada generasi muda. Dalam balutan kegiatan Bank Indonesia Goes to Campus (BI Mengajar) bertema “Cinta, Bangga, Paham Rupiah”, kolaborasi antara Bank Indonesia dan FEBI UIN Sumatera Utara menjelma menjadi momentum yang jauh lebih bermakna dari sekadar kuliah umum — ia menjadi pelajaran tentang cinta tanah air dalam wujud paling sederhana: menghargai rupiah.

Acara dibuka dengan penuh kehangatan. Wakil Dekan III FEBI, Dr. Marliyah, M.Ag., yang hadir mewakili Dekan FEBI, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., menyampaikan pesan yang menggugah nurani mahasiswa.

Rupiah bukan sekadar alat bayar. Ia adalah simbol kedaulatan, hasil perjuangan, dan doa jutaan rakyat Indonesia yang ingin mandiri. Saat kita memahami dan menjaga rupiah, sesungguhnya kita sedang menjaga harga diri bangsa,” tuturnya disambut tepuk tangan panjang.

Di sisi lain, Ketua Program Studi S1 Perbankan Syariah, Dr. Tuti Anggraini, M.Ag., mengajak mahasiswa untuk menautkan antara iman, ilmu, dan integritas finansial.

Cinta rupiah adalah bentuk ibadah. Menggunakannya dengan jujur, mengelolanya dengan bijak, dan memanfaatkannya untuk maslahat — itu semua bagian dari syukur kepada Allah atas anugerah negeri yang kaya ini,” ujarnya penuh makna.

Melalui sesi pemaparan interaktif, tim Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Sumatera Utara menjelaskan perjalanan rupiah sebagai simbol keuangan dan kedaulatan nasional. Mereka membahas inovasi sistem pembayaran digital seperti QRIS, BI-FAST, dan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025, yang tidak hanya memudahkan transaksi, tapi juga memperkuat fondasi ekonomi bangsa di tengah disrupsi global.

Namun, bagian paling berkesan bukan hanya pada data dan grafik — melainkan pada kesadaran yang tumbuh di wajah mahasiswa. Saat narasumber BI mengatakan, “Rupiah adalah wajah kita di mata dunia. Jagalah ia seperti kau menjaga harga dirimu sendiri,” suasana sejenak hening. Banyak mahasiswa yang kemudian menunduk, merenungi betapa sering mereka menganggap enteng nilai uang sendiri, tanpa menyadari makna besar di baliknya.

Sesi diskusi berlangsung hidup. Mahasiswa FEBI bertanya dengan penuh rasa ingin tahu — dari isu keamanan transaksi digital, potensi fintech syariah, hingga peluang karier di sektor kebijakan moneter dan sistem pembayaran nasional. Mereka bukan hanya mendengar, tapi berdialog, menyelami peran mereka sebagai calon ekonom syariah yang berjiwa nasionalis.

Di penghujung acara, Dr. Marliyah menutup kegiatan dengan kalimat yang menancap kuat di benak para peserta:

Jika hari ini kalian menanam cinta kepada rupiah, percayalah—esok kalian akan menuai kebanggaan sebagai anak bangsa yang menjaga negeri ini lewat profesi dan integritas kalian.

Tepuk tangan menggema, bukan sekadar sebagai bentuk apresiasi, tapi sebagai tanda kesadaran baru yang tumbuh. Bahwa mencintai rupiah adalah bentuk konkret mencintai Indonesia — dari ruang kuliah, dari hati anak muda, dari FEBI UIN Sumatera Utara yang terus melahirkan insan berilmu dan berjiwa kebangsaan.


🖋️ Penulis: Fachrul Riza, M.K.M.
📍 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sumatera Utara

Bangkitlah Pemimpin Muda! Leadership 5.0 Hadirkan Gelombang Baru Inspirasi di FEBI UIN Sumatera Utara

Medan, 9 Oktober 2025 — Suasana Aula Pascasarjana Lantai 4 Kampus I UIN Sumatera Utara pagi itu terasa berbeda. Ratusan mahasiswa tampak memenuhi ruangan dengan semangat yang tak biasa. Mereka bukan hanya datang untuk mendengar ceramah, tetapi untuk menyalakan api kepemimpinan — api yang akan mengubah arah masa depan.

Seminar Kepemimpinan bertema “Leadership 5.0: Membangun Pemimpin Muda yang Berdaya Saing Global” yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Asuransi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara ini menghadirkan sosok inspiratif: Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., Dekan FEBI UIN Sumatera Utara. Dengan gaya khasnya yang karismatik dan hangat, Prof. Syukri Albani membuka sesi dengan pesan yang menembus relung jiwa:

Menjadi pemimpin bukan tentang seberapa keras kamu bersuara, tapi seberapa jauh kamu bisa mendengarkan. Dunia saat ini tidak butuh banyak pemimpin yang berkuasa, tapi butuh lebih banyak pemimpin yang berjiwa.

Ungkapan itu disambut hening. Semua mata tertuju padanya, seolah setiap kata punya daya hidup tersendiri. Ia melanjutkan bahwa kepemimpinan 5.0 adalah kemampuan memadukan nilai kemanusiaan, kecerdasan digital, dan spiritualitas dalam satu napas. “Generasi sekarang harus memimpin dengan hati, berpikir dengan data, dan bertindak dengan nilai,” ujarnya yang langsung mendapat tepuk tangan panjang dari peserta.


Dalam kesempatan yang sama, Dr. Tri Inda Fadhila Rahma, S.E.I., M.E.I., Ketua Program Studi Asuransi Syariah yang diwakili oleh Sekretaris Program Studi Asuransi Syariah, Dr. Aqwa Naser Daulay, M.Si., menegaskan pentingnya menumbuhkan mental visioner sejak muda.

Jangan takut gagal. Pemimpin hebat bukan yang tak pernah jatuh, tapi yang selalu punya alasan untuk bangkit lagi. Dunia kerja nanti tidak menanyakan siapa kamu, tapi apa nilai dan kontribusimu,” ujarnya dengan penuh semangat.

Seminar ini juga menjadi ajang pembuktian bahwa mahasiswa FEBI bukan hanya belajar teori, tapi juga mengasah mental kepemimpinan yang sesungguhnya. Haikal Theo Putra Sinaga, Ketua Umum HMJ Asuransi Syariah, dalam sambutannya mengajak teman-temannya untuk berani keluar dari zona nyaman.

Pemimpin itu bukan yang paling pintar, tapi yang paling berani melangkah. Jangan tunggu siap untuk memimpin, tapi siapkan dirimu agar pantas dipimpin,” katanya dengan senyum optimis.


Acara berlangsung interaktif dan hangat. Banyak mahasiswa yang terinspirasi dengan konsep Leadership 5.0 yang memadukan kecerdasan buatan (AI), kolaborasi global, dan nilai spiritual Islam. Sesi tanya jawab dipenuhi dengan pertanyaan tajam, mulai dari cara membangun karakter di era digital, hingga bagaimana menghadapi perubahan industri dengan prinsip etika dan akhlak.

Di akhir acara, suasana semakin reflektif ketika panitia mengumumkan bahwa seminar ini dihadiri oleh 150 peserta terpilih yang mendaftar tercepat. Bagi mereka, kegiatan ini bukan sekadar seminar — tapi titik balik dalam perjalanan hidup.


Sebelum penutupan, moderator mempersilakan Prof. Syukri Albani kembali memberikan kalimat penutup yang sarat makna:

Kalian adalah generasi yang akan menulis sejarah baru. Jangan hanya jadi penonton perubahan, tapi jadilah bagian dari perubahan itu sendiri. Ingat, pemimpin sejati bukan yang ditakuti, tapi yang dirindukan.

Dan ruangan pun bergemuruh oleh tepuk tangan. Banyak mata yang berbinar — seolah menyala dengan tekad baru.


Seminar Kepemimpinan ini bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga membangun kesadaran bahwa menjadi pemimpin berarti menyiapkan diri untuk melayani, bukan dilayani. Di tangan generasi muda FEBI UIN Sumatera Utara, semangat kepemimpinan 5.0 bukan sekadar teori, melainkan gerakan — gerakan untuk menyalakan cahaya perubahan yang penuh nilai dan makna.

Prestasi Internasional: UIN Sumatera Utara Bawa Pulang 3 Penghargaan Tertinggi di SEIBA International Festival 2025!

Padang, 30 September – 4 Oktober 2025 — Sorotan lampu, tepuk tangan, dan lantunan suara yang menggema di Aula UIN Imam Bonjol Padang menjadi saksi bagaimana UIN Sumatera Utara kembali mengukir prestasi membanggakan di panggung internasional. Melalui ajang 3rd SEIBA International Festival 2025, universitas yang dikenal dengan semangat Islamic excellence and cultural harmony ini berhasil menorehkan sejarah baru: meraih tiga Platinum Medal sekaligus — penghargaan tertinggi dalam ajang seni lintas budaya bergengsi tingkat Asia Tenggara.

Festival yang mengusung tema “Diversity of Nusantara Cultures: Unity in Creativity” ini diikuti oleh 21 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia serta delegasi internasional dari Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Filipina. UIN Sumatera Utara tampil menonjol lewat kekuatan ekspresi, kedalaman makna, dan harmoni spiritual yang dibalut dalam tiga kategori unggulan: Pop Solo Performance, Puisi, dan Monolog.

Mahasiswa berbakat Muhammad Arief Rahmadiansyah Purba memukau juri lewat vokal lembut namun bertenaga dalam kategori Pop Solo Performance. Ia kemudian tampil dalam momen penutupan berduet dengan Miss Khairat, finalis Kontes Dangdut Indonesia (KDI) 2015 asal Padang, membawakan lagu “Sabda Cinta” yang menutup festival dengan gemuruh tepuk tangan panjang.

Di sisi lain, Rahman Attiyah Pohan menyalakan semesta puisi dengan kata-kata yang menusuk rasa, membawa nuansa keislaman yang damai, teduh, dan penuh refleksi. Sedangkan tim Ahmad Gunawan Munthe menghadirkan monolog dengan performa teatrikal yang tajam, memadukan kritik sosial, humor, dan pesan moral dalam satu napas.

Suasana penutupan pada Sabtu malam, 4 Oktober 2025, benar-benar magis. Sorot lampu, senyum para peserta, dan lantunan musik lintas budaya menjadikan malam itu simbol nyata dari unity in diversity.

Rektor UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. Hj. Nurhayati, M.Ag., menyampaikan apresiasi mendalam atas prestasi luar biasa ini.

Mahasiswa kita bukan hanya menampilkan karya seni, tetapi menyampaikan pesan damai Islam melalui kreativitas. Saya bangga, karena UIN Sumatera Utara tidak hanya bicara akademik, tetapi juga nilai kemanusiaan dan peradaban,” tutur beliau dengan penuh kebanggaan.

Rektor menambahkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras, disiplin, dan doa seluruh anggota kontingen.

Terima kasih kepada para pendamping, dosen, dan mahasiswa yang menjaga semangat selama festival. Ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi dan keikhlasan bisa melahirkan hasil terbaik,” ujarnya.

Kegiatan yang disponsori oleh The Japan Foundation ini juga menampilkan kolaborasi lintas negara dalam bentuk tari tradisional, musik, film budaya, dan pameran seni. Interaksi antarpeserta memperlihatkan wajah Islam Indonesia yang ramah dan terbuka terhadap dunia.

Sementara itu, Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd., dalam sambutannya menegaskan makna mendalam di balik festival ini.

SEIBA bukan sekadar festival, tapi ruang spiritual yang menghubungkan hati-hati dari bangsa yang berbeda. Kita tidak sedang menonton seni, kita sedang merayakan kemanusiaan,” ungkapnya. Beliau juga memastikan bahwa tahun depan SEIBA akan kembali hadir dengan jangkauan yang lebih luas dan partisipasi internasional yang lebih besar.

Kontingen UIN Sumatera Utara sendiri dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Katimin, M.A., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Dr. Tohar Bayoangin, M.Ag., Kepala Biro AAKK, dengan dukungan penuh dari tim pendamping lintas fakultas, di antaranya: Prof. Dr. Achyar Zein, M.Ag.; Dr. Irwansyah, M.H.; Dr. Nurul Huda Prasetiya, M.A.; Dr. Muhammad Rifa’i, M.Pd.; M. Yoserizal Saragih, S.Ag., M.I.Kom.; Dr. Anang Anas Azhar, M.A.; dan Dr. Uqbatul Khoir Rambe, M.A. Mereka hadir bukan sekadar sebagai pendamping, tetapi juga sebagai mentor, penyemangat, dan “rumah” bagi mahasiswa di perantauan.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., turut menyampaikan pesan inspiratif yang menggetarkan hati:

Prestasi seni ini mengajarkan kita bahwa dakwah tidak selalu di atas mimbar, tapi juga bisa melalui nada, kata, dan gerak. Ketika mahasiswa tampil di panggung dunia membawa nilai Islam yang indah dan santun, mereka sedang berdakwah dengan seni. Itu dakwah yang hidup.

Beliau menambahkan bahwa pencapaian ini adalah momentum untuk memperkuat karakter mahasiswa FEBI dan seluruh civitas UIN Sumatera Utara agar terus menyalakan cahaya kreativitas yang berlandaskan spiritualitas.

Kita tidak hanya ingin dikenal karena prestasi akademik, tetapi juga karena nilai kemanusiaan yang kita bawa dalam setiap karya,” imbuhnya.

Festival ini menjadi bukti nyata bahwa UIN Sumatera Utara bukan hanya menanamkan ilmu, tetapi juga menumbuhkan harmoni. Dari Padang, semangat mahasiswa UIN Sumatera Utara bergema hingga ke penjuru Nusantara: bahwa seni, budaya, dan iman bisa berpadu menjadi bahasa universal untuk membangun perdamaian.

Dan dari panggung SEIBA 2025, UIN Sumatera Utara telah membuktikan — bahwa nilai Islam yang damai dan inklusif bisa bersinar seindah musik, serapuh puisi, dan sekuat keyakinan.


✍️ Ditulis oleh: Fachrul Riza, M.K.M.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam – Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

FKUB Kota Medan dan UIN Sumatera Utara Gelar Dialog Kebhinekaan: Kampus sebagai Laboratorium Kerukunan Bangsa

Medan, 6 Oktober 2025 — Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara pagi itu diselimuti suasana yang menenangkan namun penuh energi kebersamaan. Di ruangan yang sederhana namun berwibawa itu, deretan tokoh lintas agama dari berbagai majelis di Kota Medan duduk berdampingan, tersenyum, dan saling menyapa. Tidak ada sekat kepercayaan, hanya ruang dialog yang menumbuhkan kedekatan.

Kegiatan bertajuk “Diskusi Merawat Kerukunan dengan Majelis-Majelis Agama di Kota Medan” ini digelar oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan, bekerja sama dengan UIN Sumatera Utara, dan diselenggarakan di Aula FEBI. Acara berjalan hangat dan penuh kedalaman makna, dipandu dengan penuh ketenangan dan keanggunan oleh Dr. Wulan Dayu, M.E., yang bertindak sebagai Master of Ceremony. Dengan tutur lembut dan diksi yang elegan, Dr. Wulan mengalirkan suasana dari sesi ke sesi dengan keseimbangan antara keseriusan dan keteduhan.

Dalam sambutan pembuka, Ketua FKUB Kota Medan, Muhammad Yasir Tanjung, S.Pd.I., menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari ikhtiar panjang menjaga kesejukan antarumat beragama di Kota Medan.

Kerukunan bukan hanya hasil dialog, tapi buah dari kesadaran kolektif. Kita semua punya tanggung jawab yang sama menjaga kota ini tetap teduh, meski berbeda keyakinan,” ujarnya tegas namun menenangkan.

Sebagai tuan rumah dan Ketua Panitia kegiatan, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., Wakil Bendahara FKUB Kota Medan sekaligus Dekan FEBI UIN Sumatera Utara, menyampaikan bahwa FEBI merasa terhormat bisa menjadi ruang temu lintas iman ini.

FEBI ingin selalu menjadi rumah dialog dan refleksi bagi siapa pun yang mencari kedamaian. Sebab kerukunan bukan tugas satu agama, tapi cita-cita semua manusia,” tutur Prof. Syukri Albani, yang disambut anggukan para hadirin.

Kegiatan ini menjadi lebih hidup saat Rektor UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. Hj. Nurhayati, M.Ag., membawakan materinya yang berjudul “Membangun Literasi Kerukunan di Dunia Akademik.” Dalam paparan yang sistematis namun mengalir, beliau menekankan bahwa dunia akademik sejatinya adalah miniatur Indonesia yang beragam.

UIN Sumatera Utara berdiri di atas semangat keilmuan dan keberagaman. Di sini kita belajar bahwa perbedaan adalah guru, bukan ancaman. Kerukunan bukan sekadar ide, tapi budaya yang kita tanam dan rawat setiap hari,” ungkapnya dengan nada lembut penuh keyakinan.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag., Wakil Rektor I UIN Sumatera Utara sekaligus Bendahara Umum FKUB Kota Medan, menyampaikan bahwa dialog lintas iman seperti ini harus menjadi tradisi yang berkelanjutan.

Kerukunan tidak tumbuh dari kesamaan, tapi dari kemauan untuk memahami. Indonesia bisa kuat karena kita saling menahan diri, saling belajar, dan saling menguatkan,” ujarnya dengan tenang namun menggetarkan.

Dari kalangan Kristen, Pdt. Obet Ginting, S.Th., M.A., Wakil Sekretaris I FKUB Kota Medan, juga memberikan pandangan penuh kehangatan.

Keberagaman adalah wajah sejati bangsa ini. Kalau kita bisa memandang satu sama lain dengan kasih, maka tidak ada ruang bagi kecurigaan,” tuturnya, disambut tepuk tangan lembut dari peserta lintas agama.

Sepanjang dialog, diskusi berlangsung dalam suasana persaudaraan. Para tokoh agama dari enam majelis—Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu—secara bergantian menyampaikan pandangan tentang pentingnya menjaga harmoni dalam pelayanan umat dan kehidupan sosial. Masing-masing berbagi pengalaman, tantangan, dan strategi menjaga kerukunan di tengah masyarakat yang dinamis.

Dari berbagai pandangan yang muncul, satu kesimpulan mengalir deras: kerukunan bukan sekadar hasil upaya formal, tapi buah dari kesadaran spiritual dan intelektual yang tulus.

Menutup kegiatan, Dr. Wulan Dayu, M.E. menyampaikan secercah pesan singkat namun sarat makna:

Hari ini kita tidak hanya berdialog dengan kata, tapi dengan hati. Semoga setiap langkah setelah kita keluar dari ruangan ini menjadi langkah yang menebarkan kedamaian. Karena sejatinya, kerukunan bukan diajarkan — ia diteladankan.

Doa lintas agama kemudian mengakhiri kegiatan dengan suasana haru dan damai. Dari aula FEBI UIN Sumatera Utara, gema pesan itu berpijar pelan namun kuat: bahwa perbedaan bukan dinding pemisah, melainkan jembatan untuk menemukan makna kemanusiaan yang sejati.


✍️ Ditulis oleh: Fachrul Riza, M.K.M.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam – UIN Sumatera Utara

Smart, Talented, and Inspiring! Mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara Raih Prestasi Membanggakan di 3rd SeIBa International Festival 2025

Padang, 4 Oktober 2025 — Kabar membanggakan kembali datang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara. Dua mahasiswa Program Studi Manajemen berhasil menorehkan prestasi luar biasa di ajang 3rd SeIBa International Festival 2025, yang digelar di Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang pada 30 September hingga 4 Oktober 2025.

Dalam festival bergengsi tingkat internasional tersebut, Muhammad Arief Rahmadiansyah Purba sukses meraih Gold Medal untuk kategori Solo Pop Song Performance, sedangkan Nasha Fahriza dinobatkan sebagai The Best Presenter Proceedings, sebuah penghargaan bergengsi di bidang akademik.

Ajang SeIBa International Festival sendiri menjadi wadah bagi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Islam di Indonesia dan negara-negara ASEAN untuk menunjukkan kreativitas, intelektualitas, serta semangat kolaborasi lintas budaya. Tahun ini, festival mengusung semangat “Diversity of Nusantara Cultures: Unity in Creativity”, menegaskan bahwa seni dan ilmu pengetahuan dapat menjadi bahasa persaudaraan global.


Dekan FEBI UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., memberikan apresiasi tinggi atas prestasi tersebut. Dalam pesannya yang hangat, beliau menyampaikan,

Prestasi ini bukan sekadar kemenangan dalam kompetisi, tapi bukti bahwa mahasiswa FEBI mampu memadukan kecerdasan intelektual dengan keindahan jiwa. Dunia boleh berubah, tapi semangat untuk terus berkarya dan berprestasi harus tetap menyala. Jadilah generasi yang tidak hanya pandai berpikir, tapi juga membawa cahaya kebaikan di mana pun berada.


Sementara itu, Ketua Program Studi Manajemen FEBI, Dr. Nurbaiti, M.Kom., mengungkapkan rasa bangga dan harapannya agar prestasi ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya.

Arief dan Nasha telah membuktikan bahwa mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara bukan hanya kompeten secara akademik, tapi juga punya karakter kuat, percaya diri, dan mampu tampil di panggung internasional. Saya berharap prestasi ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk berani mencoba, berani melangkah, dan berani bersinar.


Dalam wawancara usai penutupan festival, Muhammad Arief Rahmadiansyah Purba dengan rendah hati menceritakan pengalamannya.

Saya merasa bangga bisa membawa nama UIN Sumatera Utara di ajang internasional. Bagi saya, menyanyi bukan sekadar seni — tapi juga ekspresi dari jiwa, cara untuk menyampaikan pesan damai dan semangat positif dari mahasiswa Indonesia kepada dunia.

Sementara Nasha Fahriza, yang berhasil menyabet penghargaan akademik bergengsi, juga menuturkan kesan mendalamnya.

Rasanya luar biasa bisa berbagi gagasan dengan mahasiswa dari berbagai negara. Saya belajar bahwa dunia akademik tidak hanya tentang teori, tapi juga tentang keberanian berbicara, menghargai perbedaan, dan menebar inspirasi lewat ilmu.


Keikutsertaan mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara dalam ajang internasional ini tidak hanya menunjukkan kualitas akademik dan talenta seni mereka, tetapi juga mempertegas peran FEBI sebagai fakultas yang mendorong keseimbangan antara intelektualitas, spiritualitas, dan kreativitas.

Sebagaimana diungkapkan Prof. Syukri Albani dalam penutup pesannya:

Setiap prestasi adalah doa yang diwujudkan dalam kerja keras. Dan setiap langkah kecil mahasiswa FEBI di panggung dunia, sejatinya adalah langkah besar bagi Indonesia.


Kemenangan ini menjadi penanda bahwa mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara bukan sekadar generasi yang cakap berilmu, tetapi juga generasi yang berani tampil, menginspirasi, dan menyalakan lentera perubahan dari kampus untuk dunia. ✨

BI Mengajar di FEBI UIN Sumatera Utara: Saat Inovasi Sistem Pembayaran Jadi Bahasa Anak Muda!

Medan, 3 Oktober 2025 — Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara pagi itu terasa berbeda. Udara kampus seolah dipenuhi semangat baru ketika Bank Indonesia Goes To Campus (BI Mengajar) resmi digelar, menghadirkan tema yang sangat relevan dengan dunia masa kini: “Innovation Payment System.”

Kegiatan yang diinisiasi oleh Program Studi Manajemen FEBI ini menjadi ruang pertemuan antara teori dan praktik, antara dunia akademik dan dunia industri keuangan yang tengah berlari cepat menuju era digital.

Ketua Program Studi Manajemen, Dr. Nurbaiti, M.Kom., dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas kehadiran tim Bank Indonesia di tengah mahasiswa.

Ini bukan sekadar kegiatan akademik, tetapi momentum penting agar mahasiswa memahami realitas baru ekonomi digital. Dunia kerja tidak lagi menunggu siapa yang pintar, tapi siapa yang adaptif dan siap berubah,” tutur Dr. Nurbaiti penuh semangat.

Suasana aula pun terasa hidup. Narasumber dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Utara menjelaskan berbagai inovasi sistem pembayaran seperti QRIS, BI-FAST, hingga tren global cashless society. Semua disampaikan dengan gaya interaktif, membuat mahasiswa tidak sekadar mendengar, tapi ikut berpikir dan bertanya.

Sistem pembayaran bukan lagi sekadar alat transaksi, tapi bagian dari gaya hidup digital yang efisien, aman, dan inklusif. BI berkomitmen agar inovasi ini tak hanya untuk kota besar, tapi menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia,” ujar salah satu narasumber BI dengan nada optimistis.

Sesi tanya jawab menjadi momen paling seru. Mahasiswa berlomba mengangkat tangan, menanyakan hal-hal seperti keamanan transaksi digital, peran fintech syariah, hingga prospek karier di dunia sistem pembayaran.

Ternyata, dunia keuangan itu gak kaku. Banyak banget peluang baru di balik teknologi pembayaran ini,” ucap mahasiswa Prodi Manajemen dengan antusias.

Tak kalah berkesan, kegiatan ini juga memberi ruang bagi mahasiswa untuk memahami bahwa digitalisasi bukan berarti meninggalkan nilai-nilai moral dan integritas. Justru, di era digital, karakter dan kejujuran menjadi currency paling berharga.

Dekan FEBI, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., dalam pesannya menyampaikan makna yang mendalam.

Kita hidup di zaman ketika ekonomi tak lagi berjalan di atas kertas, tapi di atas layar. Namun, nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan keberkahan tetap harus jadi fondasi. Inovasi yang tidak beretika hanya akan menciptakan kekosongan, bukan kemajuan. FEBI ingin mahasiswanya tumbuh sebagai insan yang cerdas digital, tapi juga berjiwa spiritual.

Kegiatan BI Mengajar ini ditutup dengan tepuk tangan meriah dan semangat baru di wajah para mahasiswa. Kolaborasi antara FEBI dan Bank Indonesia bukan hanya membuka wawasan tentang sistem pembayaran digital, tetapi juga menyalakan keyakinan bahwa generasi muda UIN Sumatera Utara siap menjadi pelopor transformasi ekonomi digital yang beretika dan berkeadilan.

Karena dari kampus inilah, cahaya ilmu, inovasi, dan integritas akan terus menyala — menerangi perjalanan ekonomi bangsa menuju masa depan yang lebih inklusif dan bermartabat.


✍️ Ditulis oleh: Fachrul Riza, M.K.M.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam – UIN Sumatera Utara