Prestasi Internasional: UIN Sumatera Utara Bawa Pulang 3 Penghargaan Tertinggi di SEIBA International Festival 2025!

Padang, 30 September – 4 Oktober 2025 — Sorotan lampu, tepuk tangan, dan lantunan suara yang menggema di Aula UIN Imam Bonjol Padang menjadi saksi bagaimana UIN Sumatera Utara kembali mengukir prestasi membanggakan di panggung internasional. Melalui ajang 3rd SEIBA International Festival 2025, universitas yang dikenal dengan semangat Islamic excellence and cultural harmony ini berhasil menorehkan sejarah baru: meraih tiga Platinum Medal sekaligus — penghargaan tertinggi dalam ajang seni lintas budaya bergengsi tingkat Asia Tenggara.

Festival yang mengusung tema “Diversity of Nusantara Cultures: Unity in Creativity” ini diikuti oleh 21 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia serta delegasi internasional dari Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Filipina. UIN Sumatera Utara tampil menonjol lewat kekuatan ekspresi, kedalaman makna, dan harmoni spiritual yang dibalut dalam tiga kategori unggulan: Pop Solo Performance, Puisi, dan Monolog.

Mahasiswa berbakat Muhammad Arief Rahmadiansyah Purba memukau juri lewat vokal lembut namun bertenaga dalam kategori Pop Solo Performance. Ia kemudian tampil dalam momen penutupan berduet dengan Miss Khairat, finalis Kontes Dangdut Indonesia (KDI) 2015 asal Padang, membawakan lagu “Sabda Cinta” yang menutup festival dengan gemuruh tepuk tangan panjang.

Di sisi lain, Rahman Attiyah Pohan menyalakan semesta puisi dengan kata-kata yang menusuk rasa, membawa nuansa keislaman yang damai, teduh, dan penuh refleksi. Sedangkan tim Ahmad Gunawan Munthe menghadirkan monolog dengan performa teatrikal yang tajam, memadukan kritik sosial, humor, dan pesan moral dalam satu napas.

Suasana penutupan pada Sabtu malam, 4 Oktober 2025, benar-benar magis. Sorot lampu, senyum para peserta, dan lantunan musik lintas budaya menjadikan malam itu simbol nyata dari unity in diversity.

Rektor UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. Hj. Nurhayati, M.Ag., menyampaikan apresiasi mendalam atas prestasi luar biasa ini.

Mahasiswa kita bukan hanya menampilkan karya seni, tetapi menyampaikan pesan damai Islam melalui kreativitas. Saya bangga, karena UIN Sumatera Utara tidak hanya bicara akademik, tetapi juga nilai kemanusiaan dan peradaban,” tutur beliau dengan penuh kebanggaan.

Rektor menambahkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras, disiplin, dan doa seluruh anggota kontingen.

Terima kasih kepada para pendamping, dosen, dan mahasiswa yang menjaga semangat selama festival. Ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi dan keikhlasan bisa melahirkan hasil terbaik,” ujarnya.

Kegiatan yang disponsori oleh The Japan Foundation ini juga menampilkan kolaborasi lintas negara dalam bentuk tari tradisional, musik, film budaya, dan pameran seni. Interaksi antarpeserta memperlihatkan wajah Islam Indonesia yang ramah dan terbuka terhadap dunia.

Sementara itu, Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd., dalam sambutannya menegaskan makna mendalam di balik festival ini.

SEIBA bukan sekadar festival, tapi ruang spiritual yang menghubungkan hati-hati dari bangsa yang berbeda. Kita tidak sedang menonton seni, kita sedang merayakan kemanusiaan,” ungkapnya. Beliau juga memastikan bahwa tahun depan SEIBA akan kembali hadir dengan jangkauan yang lebih luas dan partisipasi internasional yang lebih besar.

Kontingen UIN Sumatera Utara sendiri dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Katimin, M.A., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Dr. Tohar Bayoangin, M.Ag., Kepala Biro AAKK, dengan dukungan penuh dari tim pendamping lintas fakultas, di antaranya: Prof. Dr. Achyar Zein, M.Ag.; Dr. Irwansyah, M.H.; Dr. Nurul Huda Prasetiya, M.A.; Dr. Muhammad Rifa’i, M.Pd.; M. Yoserizal Saragih, S.Ag., M.I.Kom.; Dr. Anang Anas Azhar, M.A.; dan Dr. Uqbatul Khoir Rambe, M.A. Mereka hadir bukan sekadar sebagai pendamping, tetapi juga sebagai mentor, penyemangat, dan “rumah” bagi mahasiswa di perantauan.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., turut menyampaikan pesan inspiratif yang menggetarkan hati:

Prestasi seni ini mengajarkan kita bahwa dakwah tidak selalu di atas mimbar, tapi juga bisa melalui nada, kata, dan gerak. Ketika mahasiswa tampil di panggung dunia membawa nilai Islam yang indah dan santun, mereka sedang berdakwah dengan seni. Itu dakwah yang hidup.

Beliau menambahkan bahwa pencapaian ini adalah momentum untuk memperkuat karakter mahasiswa FEBI dan seluruh civitas UIN Sumatera Utara agar terus menyalakan cahaya kreativitas yang berlandaskan spiritualitas.

Kita tidak hanya ingin dikenal karena prestasi akademik, tetapi juga karena nilai kemanusiaan yang kita bawa dalam setiap karya,” imbuhnya.

Festival ini menjadi bukti nyata bahwa UIN Sumatera Utara bukan hanya menanamkan ilmu, tetapi juga menumbuhkan harmoni. Dari Padang, semangat mahasiswa UIN Sumatera Utara bergema hingga ke penjuru Nusantara: bahwa seni, budaya, dan iman bisa berpadu menjadi bahasa universal untuk membangun perdamaian.

Dan dari panggung SEIBA 2025, UIN Sumatera Utara telah membuktikan — bahwa nilai Islam yang damai dan inklusif bisa bersinar seindah musik, serapuh puisi, dan sekuat keyakinan.


✍️ Ditulis oleh: Fachrul Riza, M.K.M.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam – Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

FKUB Kota Medan dan UIN Sumatera Utara Gelar Dialog Kebhinekaan: Kampus sebagai Laboratorium Kerukunan Bangsa

Medan, 6 Oktober 2025 — Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara pagi itu diselimuti suasana yang menenangkan namun penuh energi kebersamaan. Di ruangan yang sederhana namun berwibawa itu, deretan tokoh lintas agama dari berbagai majelis di Kota Medan duduk berdampingan, tersenyum, dan saling menyapa. Tidak ada sekat kepercayaan, hanya ruang dialog yang menumbuhkan kedekatan.

Kegiatan bertajuk “Diskusi Merawat Kerukunan dengan Majelis-Majelis Agama di Kota Medan” ini digelar oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan, bekerja sama dengan UIN Sumatera Utara, dan diselenggarakan di Aula FEBI. Acara berjalan hangat dan penuh kedalaman makna, dipandu dengan penuh ketenangan dan keanggunan oleh Dr. Wulan Dayu, M.E., yang bertindak sebagai Master of Ceremony. Dengan tutur lembut dan diksi yang elegan, Dr. Wulan mengalirkan suasana dari sesi ke sesi dengan keseimbangan antara keseriusan dan keteduhan.

Dalam sambutan pembuka, Ketua FKUB Kota Medan, Muhammad Yasir Tanjung, S.Pd.I., menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari ikhtiar panjang menjaga kesejukan antarumat beragama di Kota Medan.

Kerukunan bukan hanya hasil dialog, tapi buah dari kesadaran kolektif. Kita semua punya tanggung jawab yang sama menjaga kota ini tetap teduh, meski berbeda keyakinan,” ujarnya tegas namun menenangkan.

Sebagai tuan rumah dan Ketua Panitia kegiatan, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., Wakil Bendahara FKUB Kota Medan sekaligus Dekan FEBI UIN Sumatera Utara, menyampaikan bahwa FEBI merasa terhormat bisa menjadi ruang temu lintas iman ini.

FEBI ingin selalu menjadi rumah dialog dan refleksi bagi siapa pun yang mencari kedamaian. Sebab kerukunan bukan tugas satu agama, tapi cita-cita semua manusia,” tutur Prof. Syukri Albani, yang disambut anggukan para hadirin.

Kegiatan ini menjadi lebih hidup saat Rektor UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. Hj. Nurhayati, M.Ag., membawakan materinya yang berjudul “Membangun Literasi Kerukunan di Dunia Akademik.” Dalam paparan yang sistematis namun mengalir, beliau menekankan bahwa dunia akademik sejatinya adalah miniatur Indonesia yang beragam.

UIN Sumatera Utara berdiri di atas semangat keilmuan dan keberagaman. Di sini kita belajar bahwa perbedaan adalah guru, bukan ancaman. Kerukunan bukan sekadar ide, tapi budaya yang kita tanam dan rawat setiap hari,” ungkapnya dengan nada lembut penuh keyakinan.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag., Wakil Rektor I UIN Sumatera Utara sekaligus Bendahara Umum FKUB Kota Medan, menyampaikan bahwa dialog lintas iman seperti ini harus menjadi tradisi yang berkelanjutan.

Kerukunan tidak tumbuh dari kesamaan, tapi dari kemauan untuk memahami. Indonesia bisa kuat karena kita saling menahan diri, saling belajar, dan saling menguatkan,” ujarnya dengan tenang namun menggetarkan.

Dari kalangan Kristen, Pdt. Obet Ginting, S.Th., M.A., Wakil Sekretaris I FKUB Kota Medan, juga memberikan pandangan penuh kehangatan.

Keberagaman adalah wajah sejati bangsa ini. Kalau kita bisa memandang satu sama lain dengan kasih, maka tidak ada ruang bagi kecurigaan,” tuturnya, disambut tepuk tangan lembut dari peserta lintas agama.

Sepanjang dialog, diskusi berlangsung dalam suasana persaudaraan. Para tokoh agama dari enam majelis—Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu—secara bergantian menyampaikan pandangan tentang pentingnya menjaga harmoni dalam pelayanan umat dan kehidupan sosial. Masing-masing berbagi pengalaman, tantangan, dan strategi menjaga kerukunan di tengah masyarakat yang dinamis.

Dari berbagai pandangan yang muncul, satu kesimpulan mengalir deras: kerukunan bukan sekadar hasil upaya formal, tapi buah dari kesadaran spiritual dan intelektual yang tulus.

Menutup kegiatan, Dr. Wulan Dayu, M.E. menyampaikan secercah pesan singkat namun sarat makna:

Hari ini kita tidak hanya berdialog dengan kata, tapi dengan hati. Semoga setiap langkah setelah kita keluar dari ruangan ini menjadi langkah yang menebarkan kedamaian. Karena sejatinya, kerukunan bukan diajarkan — ia diteladankan.

Doa lintas agama kemudian mengakhiri kegiatan dengan suasana haru dan damai. Dari aula FEBI UIN Sumatera Utara, gema pesan itu berpijar pelan namun kuat: bahwa perbedaan bukan dinding pemisah, melainkan jembatan untuk menemukan makna kemanusiaan yang sejati.


✍️ Ditulis oleh: Fachrul Riza, M.K.M.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam – UIN Sumatera Utara

Smart, Talented, and Inspiring! Mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara Raih Prestasi Membanggakan di 3rd SeIBa International Festival 2025

Padang, 4 Oktober 2025 — Kabar membanggakan kembali datang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara. Dua mahasiswa Program Studi Manajemen berhasil menorehkan prestasi luar biasa di ajang 3rd SeIBa International Festival 2025, yang digelar di Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang pada 30 September hingga 4 Oktober 2025.

Dalam festival bergengsi tingkat internasional tersebut, Muhammad Arief Rahmadiansyah Purba sukses meraih Gold Medal untuk kategori Solo Pop Song Performance, sedangkan Nasha Fahriza dinobatkan sebagai The Best Presenter Proceedings, sebuah penghargaan bergengsi di bidang akademik.

Ajang SeIBa International Festival sendiri menjadi wadah bagi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Islam di Indonesia dan negara-negara ASEAN untuk menunjukkan kreativitas, intelektualitas, serta semangat kolaborasi lintas budaya. Tahun ini, festival mengusung semangat “Diversity of Nusantara Cultures: Unity in Creativity”, menegaskan bahwa seni dan ilmu pengetahuan dapat menjadi bahasa persaudaraan global.


Dekan FEBI UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., memberikan apresiasi tinggi atas prestasi tersebut. Dalam pesannya yang hangat, beliau menyampaikan,

Prestasi ini bukan sekadar kemenangan dalam kompetisi, tapi bukti bahwa mahasiswa FEBI mampu memadukan kecerdasan intelektual dengan keindahan jiwa. Dunia boleh berubah, tapi semangat untuk terus berkarya dan berprestasi harus tetap menyala. Jadilah generasi yang tidak hanya pandai berpikir, tapi juga membawa cahaya kebaikan di mana pun berada.


Sementara itu, Ketua Program Studi Manajemen FEBI, Dr. Nurbaiti, M.Kom., mengungkapkan rasa bangga dan harapannya agar prestasi ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya.

Arief dan Nasha telah membuktikan bahwa mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara bukan hanya kompeten secara akademik, tapi juga punya karakter kuat, percaya diri, dan mampu tampil di panggung internasional. Saya berharap prestasi ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk berani mencoba, berani melangkah, dan berani bersinar.


Dalam wawancara usai penutupan festival, Muhammad Arief Rahmadiansyah Purba dengan rendah hati menceritakan pengalamannya.

Saya merasa bangga bisa membawa nama UIN Sumatera Utara di ajang internasional. Bagi saya, menyanyi bukan sekadar seni — tapi juga ekspresi dari jiwa, cara untuk menyampaikan pesan damai dan semangat positif dari mahasiswa Indonesia kepada dunia.

Sementara Nasha Fahriza, yang berhasil menyabet penghargaan akademik bergengsi, juga menuturkan kesan mendalamnya.

Rasanya luar biasa bisa berbagi gagasan dengan mahasiswa dari berbagai negara. Saya belajar bahwa dunia akademik tidak hanya tentang teori, tapi juga tentang keberanian berbicara, menghargai perbedaan, dan menebar inspirasi lewat ilmu.


Keikutsertaan mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara dalam ajang internasional ini tidak hanya menunjukkan kualitas akademik dan talenta seni mereka, tetapi juga mempertegas peran FEBI sebagai fakultas yang mendorong keseimbangan antara intelektualitas, spiritualitas, dan kreativitas.

Sebagaimana diungkapkan Prof. Syukri Albani dalam penutup pesannya:

Setiap prestasi adalah doa yang diwujudkan dalam kerja keras. Dan setiap langkah kecil mahasiswa FEBI di panggung dunia, sejatinya adalah langkah besar bagi Indonesia.


Kemenangan ini menjadi penanda bahwa mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara bukan sekadar generasi yang cakap berilmu, tetapi juga generasi yang berani tampil, menginspirasi, dan menyalakan lentera perubahan dari kampus untuk dunia. ✨

BI Mengajar di FEBI UIN Sumatera Utara: Saat Inovasi Sistem Pembayaran Jadi Bahasa Anak Muda!

Medan, 3 Oktober 2025 — Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara pagi itu terasa berbeda. Udara kampus seolah dipenuhi semangat baru ketika Bank Indonesia Goes To Campus (BI Mengajar) resmi digelar, menghadirkan tema yang sangat relevan dengan dunia masa kini: “Innovation Payment System.”

Kegiatan yang diinisiasi oleh Program Studi Manajemen FEBI ini menjadi ruang pertemuan antara teori dan praktik, antara dunia akademik dan dunia industri keuangan yang tengah berlari cepat menuju era digital.

Ketua Program Studi Manajemen, Dr. Nurbaiti, M.Kom., dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas kehadiran tim Bank Indonesia di tengah mahasiswa.

Ini bukan sekadar kegiatan akademik, tetapi momentum penting agar mahasiswa memahami realitas baru ekonomi digital. Dunia kerja tidak lagi menunggu siapa yang pintar, tapi siapa yang adaptif dan siap berubah,” tutur Dr. Nurbaiti penuh semangat.

Suasana aula pun terasa hidup. Narasumber dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Utara menjelaskan berbagai inovasi sistem pembayaran seperti QRIS, BI-FAST, hingga tren global cashless society. Semua disampaikan dengan gaya interaktif, membuat mahasiswa tidak sekadar mendengar, tapi ikut berpikir dan bertanya.

Sistem pembayaran bukan lagi sekadar alat transaksi, tapi bagian dari gaya hidup digital yang efisien, aman, dan inklusif. BI berkomitmen agar inovasi ini tak hanya untuk kota besar, tapi menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia,” ujar salah satu narasumber BI dengan nada optimistis.

Sesi tanya jawab menjadi momen paling seru. Mahasiswa berlomba mengangkat tangan, menanyakan hal-hal seperti keamanan transaksi digital, peran fintech syariah, hingga prospek karier di dunia sistem pembayaran.

Ternyata, dunia keuangan itu gak kaku. Banyak banget peluang baru di balik teknologi pembayaran ini,” ucap mahasiswa Prodi Manajemen dengan antusias.

Tak kalah berkesan, kegiatan ini juga memberi ruang bagi mahasiswa untuk memahami bahwa digitalisasi bukan berarti meninggalkan nilai-nilai moral dan integritas. Justru, di era digital, karakter dan kejujuran menjadi currency paling berharga.

Dekan FEBI, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., dalam pesannya menyampaikan makna yang mendalam.

Kita hidup di zaman ketika ekonomi tak lagi berjalan di atas kertas, tapi di atas layar. Namun, nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan keberkahan tetap harus jadi fondasi. Inovasi yang tidak beretika hanya akan menciptakan kekosongan, bukan kemajuan. FEBI ingin mahasiswanya tumbuh sebagai insan yang cerdas digital, tapi juga berjiwa spiritual.

Kegiatan BI Mengajar ini ditutup dengan tepuk tangan meriah dan semangat baru di wajah para mahasiswa. Kolaborasi antara FEBI dan Bank Indonesia bukan hanya membuka wawasan tentang sistem pembayaran digital, tetapi juga menyalakan keyakinan bahwa generasi muda UIN Sumatera Utara siap menjadi pelopor transformasi ekonomi digital yang beretika dan berkeadilan.

Karena dari kampus inilah, cahaya ilmu, inovasi, dan integritas akan terus menyala — menerangi perjalanan ekonomi bangsa menuju masa depan yang lebih inklusif dan bermartabat.


✍️ Ditulis oleh: Fachrul Riza, M.K.M.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam – UIN Sumatera Utara

Kerukunan Itu Gak Ribet, Bro! FKUB Kota Medan & UIN Sumatera Utara Ajak Gen Z SMA Tanamkan Nilai Kerukunan di Tengah Keberagaman

Medan, 3 Oktober 2025 — Narasi kerukunan harus terus disuarakan secara inklusif, dan kali ini semangat itu hadir di SMA Negeri 2 Medan. Dalam kegiatan penyuluhan nilai-nilai kerukunan yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan, ratusan siswa diajak untuk memahami bahwa harmoni dan saling menghargai bukan sekadar teori, tetapi napas kehidupan bangsa yang majemuk.

Kegiatan ini menghadirkan dua tokoh inspiratif yang punya pandangan segar tentang kerukunan di era digital: Muhammad Yasir Tanjung, S.Pd.I., Ketua FKUB Kota Medan, dan Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., Wakil Bendahara FKUB Kota Medan sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara.

Dalam sambutannya, Muhammad Yasir Tanjung menegaskan bahwa kerukunan bukanlah konsep yang hanya layak dibahas di forum formal. Justru, katanya, ia harus dihidupkan di ruang-ruang yang dekat dengan generasi muda.

Kerukunan itu bukan hanya tanggung jawab orang tua atau tokoh agama. Kalian, anak-anak SMA hari ini, adalah penggeraknya. Di tengah derasnya arus informasi dan perbedaan, kalianlah yang menentukan warna masa depan Indonesia,” ujarnya penuh semangat.

Beliau juga menyoroti tantangan Gen Z yang hidup dalam dunia digital yang serba cepat dan penuh perbedaan pandangan.

Kerukunan itu sensitif di kalangan kalian, tapi juga paling berharga. Di media sosial, satu kata bisa menyulut perpecahan, tapi juga bisa menyalakan harapan. Pilihlah jadi pembawa cahaya,” tambahnya.

Suasana aula SMA Negeri 2 Medan pun terasa hidup. Para siswa mendengarkan dengan antusias, sesekali mengangguk, dan beberapa bahkan mencatat kalimat yang terasa “menampar lembut” di hati.

Giliran Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A. berbicara, suasana berubah menjadi hangat sekaligus reflektif. Dengan gaya khasnya yang santai namun dalam, ia mengajak siswa memahami makna kerukunan lewat contoh yang sangat membumi:

Sekarang ini, lucunya, banyak yang lebih cepat komentar daripada memahami. Kadang belum tahu masalahnya, udah ikut panas. Nah, di situlah pentingnya moderasi — bukan cuma soal agama, tapi juga cara berpikir. Kalau kita bisa menahan jempol sebelum nge-judge orang, itu juga bentuk kerukunan.

Tawa kecil dan tepuk tangan panjang langsung memenuhi ruangan. Pesan itu sederhana, tapi membekas.

Dalam sesi diskusi, beberapa siswa menyampaikan pandangan mereka tentang makna toleransi di lingkungan sekolah. Seorang siswi mengaku kegiatan ini membuatnya sadar bahwa kerukunan tidak berhenti pada slogan.

Kadang di sekolah aja, perbedaan kelompok atau cara berpikir bisa bikin renggang. Tapi setelah acara ini, saya sadar — kerukunan itu bukan soal setuju atau nggak setuju, tapi cara kita menghargai perbedaan.

Penyuluhan ini berlangsung dalam suasana hangat, penuh dialog dua arah. Tidak ada jarak antara narasumber dan peserta. Justru, semangat kebersamaan terasa kental di setiap percakapan.

Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa Indonesia yang beragam ini membutuhkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga dewasa dalam menyikapi perbedaan. Seperti yang disampaikan oleh Prof. Syukri Albani,

Kalau kalian bisa hidup rukun di sekolah, menghormati teman yang berbeda agama, pendapat, atau latar belakang, itu sudah bagian dari menjaga Indonesia. Kerukunan itu sederhana, tapi butuh hati yang besar.

Menutup kegiatan, Muhammad Yasir Tanjung mengajak seluruh siswa untuk terus menyalakan semangat persaudaraan dalam setiap tindakan kecil.

Semoga ke depan, kerukunan dan kemampuan mengakselerasi keragaman di bumi Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika benar-benar jadi simbol persatuan bangsa ini. Karena kalianlah masa depan itu.

Dan dari wajah-wajah siswa yang berseri pagi itu, tampak jelas: masa depan Indonesia masih punya harapan yang terang.

Narasi ini ditulis oleh Fachrul Riza, M.K.M., dengan semangat yang sama seperti pesan hari itu — bahwa kerukunan bukan sesuatu yang diajarkan semata, tapi diwariskan lewat teladan, empati, dan keberanian untuk saling memahami.

Seminar Interaktif, MOA, dan Hari Kesaktian Pancasila: FEBI UIN Sumatera Utara & YPP Jihadul Ilmi Hadirkan Kolaborasi Inspiratif!

Medan, 1 Oktober 2025 – SMA Swasta Al-Ulum Medan hari itu terasa berbeda. Bukan hanya karena peringatan Hari Kesaktian Pancasila, tapi juga karena hadirnya rombongan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara yang menandatangani Memorandum of Agreement (MOA) dengan Yayasan Pendidikan dan Pengabdian (YPP) Jihadul Ilmi.

Acara ini berjalan dengan nuansa sederhana namun penuh kehangatan. Momen penandatanganan kerja sama antara FEBI UIN Sumatera Utara dan YPP Jihadul Ilmi bukan hanya formalitas di atas kertas, tetapi simbol dari tekad bersama untuk melahirkan kolaborasi nyata yang bermanfaat bagi dunia pendidikan. Siswa-siswi SMA Al-Ulum Medan pun terlihat antusias menyaksikan prosesi tersebut, karena merasa langsung menjadi bagian dari sejarah kecil yang kelak berdampak besar.

Usai penandatanganan, kegiatan dilanjutkan dengan seminar interaktif. Topik yang diangkat begitu dekat dengan keseharian siswa: bagaimana menjaga agar nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan hidup di hati generasi muda, khususnya dalam menghadapi derasnya arus digital. Bukan hanya teori, tetapi contoh-contoh konkret yang membuat pesan kebangsaan terasa membumi dan mudah dipahami.

✨ Pesan yang Menyentuh dan Dekat

Dekan FEBI UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., menyampaikan dengan bahasa yang mudah dicerna siswa:“Pancasila itu jangan dianggap sekadar teks di buku. Ia hidup kalau kita jujur saat berteman, adil dalam perlombaan, saling membantu di kelas, dan menghargai guru. Itulah Pancasila versi kalian.”

Sontak suasana jadi lebih cair, siswa tampak manggut-manggut karena merasa dekat dengan contoh yang diberikan.

🤝 Kolaborasi untuk Generasi Z

Perwakilan YPP Jihadul Ilmi juga memberi semangat:“Kerja sama ini kami dedikasikan untuk kalian. Supaya kalian bisa belajar dari kampus, dari para dosen, dan suatu saat nanti siap melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa. Ingat, masa depan Indonesia ada di tangan kalian semua.”

🎤 Suasana Interaktif

Sesi diskusi jadi bagian paling hidup. Siswa-siswa Al-Ulum tak ragu melontarkan pertanyaan, mulai dari “bagaimana cara menjaga nilai Pancasila di era medsos?” sampai “apa yang harus dilakukan biar nggak gampang terpecah hanya karena beda pendapat?”.

Jawaban yang diberikan para narasumber lugas, kadang diselipi canda, membuat suasana terasa akrab. Guru dan siswa sama-sama menikmati, karena pesan kebangsaan disampaikan tanpa menggurui.

🌟 Momen Penutup

Acara ditutup dengan semangat kebersamaan. Para siswa berdiri tegak menyanyikan lagu kebangsaan, sementara guru dan tamu undangan ikut larut dalam suasana syahdu.

Hari itu bukan hanya soal tanda tangan MOA, tapi juga soal menyalakan api semangat Pancasila di dada generasi muda. Dari SMA Al-Ulum Medan, sebuah keyakinan lahir: nilai kebangsaan bisa tetap hidup jika disampaikan dengan cara yang hangat, sederhana, dan membumi.

Kolaborasi Hebat dan Bermakna: FEBI UIN Sumatera Utara Bersama Mitra Strategis Dorong Pensertifikasian Halal Dapur MBG

Binjai & Medan, 1 Oktober 2025 – Awal Oktober 2025 ditandai dengan sebuah langkah bersejarah yang penuh makna. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara bersama berbagai mitra strategis menggelar kolaborasi pensertifikasian halal dapur MBG yang tersebar di lima dapur Kota Binjai dan satu dapur di Kota Medan. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa halal-thayyib bukan sekadar jargon, tetapi sebuah komitmen bersama untuk membangun ekosistem kuliner yang higienis, profesional, dan penuh keberkahan.

Pemilik MBG, M. Ardian, yang juga pengusaha muda HIPMI, menyampaikan rasa syukurnya atas inisiatif ini. “Sertifikasi halal bukan hanya syarat usaha, tapi juga bentuk tanggung jawab kepada Allah dan konsumen. MBG ingin memastikan setiap sajian yang keluar dari dapur kami menjadi makanan yang halal, higienis, dan penuh keberkahan,” ujarnya penuh keyakinan.

Dari ranah akademik, Dr. Sugianto, M.A. selaku perwakilan Halal Center UIN Sumatera Utara menegaskan, “Halal bukan sekadar label, tetapi nilai yang menyatukan spiritualitas dan profesionalitas. Dengan sertifikasi ini, kita sedang menghidupkan budaya halal-thayyib dalam kehidupan sehari-hari.”

Senada dengan itu, dukungan penuh juga datang dari Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sumatera Utara. Dr. Kaswinata, M.SP. menuturkan, “Industri halal adalah pintu masa depan ekonomi umat. Apa yang kita lakukan hari ini adalah langkah kecil, namun Insya Allah menjadi bagian dari kebangkitan ekonomi syariah di Sumatera Utara.” Sementara Dr. Yusron, M.Si. menambahkan, “Halal itu gaya hidup, bukan sekadar aturan. Mari jadikan sertifikasi halal sebagai standar hidup, agar setiap aktivitas ekonomi kita penuh keberkahan.”

Dari Hadesya, Dr. Olivia mengingatkan bahwa, “Halal-thayyib adalah harmoni antara kesehatan, kebersihan, dan keberkahan. Inovasi dapur halal bukan hanya soal rasa, tetapi tentang nilai yang melekat pada setiap sajian.” Sedangkan Dr. Hendra Ibrahim menekankan sisi spiritualnya: “Ketika dapur kita bersih dan halal, maka makanan yang sampai di meja konsumen pun menjadi doa kebaikan. Itulah esensi halal-thayyib yang sesungguhnya.”

Keterlibatan FEBI UIN Sumatera Utara semakin memperkuat nilai akademik kegiatan ini. Prof. Dr. Andri Soemitra, M.A., Ketua Prodi S3 Ekonomi Syariah, menyampaikan pesan mendalam: “Sertifikasi halal bukan akhir, tetapi awal peradaban baru. Dari dapur sederhana, kita sedang menulis sejarah besar tentang peradaban ekonomi Islam yang berakar kuat di masyarakat.” Dr. Yusrizal, M.Si. turut menambahkan, “Mahasiswa doktoral kami belajar bahwa ekonomi syariah itu harus nyata. Inilah implementasi langsung: menjadikan halal-thayyib sebagai solusi ekonomi sekaligus amal jariyah.”

Dari Program Magister, Dr. Muhammad Lathief Ilhamy Nasution, M.E.I. menegaskan pentingnya integrasi ilmu dan praktik. “Ekonomi syariah tanpa praktik halal hanyalah teori. Sertifikasi halal adalah wujud nyata integrasi ilmu, iman, dan amal di dunia usaha,” tuturnya. Sementara Dr. Nurlaila, S.E., M.A., CMA., CAPF., CIBA., CERA. menggarisbawahi aspek akuntabilitas: “Transparansi dan akuntabilitas bisnis halal adalah kunci kepercayaan. Sertifikasi halal harus kita jaga dengan sistem yang profesional dan bertanggung jawab.”

Tak kalah penting, semangat masyarakat lokal juga turut hadir melalui Sugi Hartati, Penggerak Kampung Tahu Binjai, yang menuturkan, “Dari kampung kecil seperti Binjai, kita bisa memberi dampak besar. Dengan halal-thayyib, bukan hanya produk yang naik kelas, tapi juga martabat masyarakat kita.”

Kegiatan kolaboratif ini ditutup dengan suasana optimis, penuh doa, dan keyakinan bersama. Seluruh pihak sepakat bahwa pensertifikasian halal dapur MBG bukan hanya tentang standar industri, tetapi tentang melahirkan gerakan peradaban baru. Dari dapur sederhana di Binjai dan Medan, sebuah harapan besar lahir—bahwa kuliner halal-thayyib akan menjadi wajah baru ekonomi syariah Indonesia, yang berdaya saing, bermartabat, dan diberkahi Allah SWT.

Studium Generale S1 Akuntansi Syariah: Mahasiswa FEBI Disulut Semangat Jadi Akuntan Kelas Dunia!

Tuntungan, 30 September 2025 – Aula FEBI UIN Sumatera Utara Kampus IV Tuntungan mendadak penuh energi pagi ini. Bukan sekadar kuliah biasa, melainkan Studium Generale yang membawa mahasiswa S1 Akuntansi Syariah terbang jauh ke masa depan, menatap peluang dan tantangan karir di era globalisasi.

Dengan tema “Masa Depan Akuntansi Syariah: Peluang dan Tantangan Karir di Era Globalisasi”, acara ini menghadirkan sosok-sosok hebat: Dr. Marliyah, M.Ag. (Wakil Dekan III FEBI), Dr. Hj. Yenni Samri Juliati Nasution, M.A. (Ketua Prodi Akuntansi Syariah), Prof. Dr. Widia Astuty, SE., M.Si., QIA., CPA. (Pengurus DPP ADAI), dan Laylan Syafina, M.Si. (Sekretaris Prodi Akuntansi Syariah).


🎤 Pesan Inspiratif Para Narasumber

💡 Dr. Marliyah membuka dengan gaya khasnya yang selalu bikin mahasiswa terdiam lalu manggut-manggut.
“Anak-anak FEBI, jangan pernah takut bersaing! Dunia global itu luas, tapi ingat… siapa yang berani beradaptasi, dia yang akan jadi juara. Akuntansi Syariah bukan sekadar hitung angka, tapi juga soal integritas, kepercayaan, dan keberanian untuk berbeda. Ingat, kalian bukan hanya calon akuntan, tapi calon penentu arah ekonomi umat!”

Dr. Yenni Samri Juliati menambahkan dengan penuh semangat:
“Jangan stuck di zona nyaman. Globalisasi itu bukan penghalang, tapi peluang. Kalau kamu punya skill, attitude yang baik, dan mau terus belajar, trust me, dunia kerja akan cari kamu. Jangan ragu untuk jadi generasi yang membawa akuntansi syariah ke level dunia!”

🌍 Prof. Widia Astuty memberi suntikan motivasi tajam:
“Akuntansi syariah itu bukan alternatif, tapi the future of accounting. Perusahaan global butuh sistem keuangan yang adil, transparan, dan halal. Siapapun dari kalian bisa jadi konsultan internasional atau auditor kelas dunia. Syaratnya? Jangan malas upgrade skill! Jangan nunggu peluang datang, tapi ciptakan peluangmu sendiri.”

🌱 Laylan Syafina berbicara dengan nada dekat ala kakak ke adik-adiknya:
“Teman-teman, jangan mikir akuntansi syariah itu kuno atau ribet. Justru ini yang bikin kita beda! Kalian bisa kerja di bank syariah, perusahaan global, bahkan bikin start-up sendiri. Pokoknya, jangan pernah minder. Ingat: syariah itu keren, dan kalian harus jadi role model Gen Z yang berkelas!”


🎙️ Suara dari Mahasiswa

Salah satu mahasiswa mengungkapkan rasa terinspirasinya:
“Awalnya aku mikir akuntansi syariah itu cuma buat kerja di bank, ternyata luas banget! Dari auditor, konsultan, sampai entrepreneur juga bisa. Dengar langsung dari para profesor bikin aku makin yakin bahwa kita, mahasiswa FEBI, bisa banget jadi generasi yang ngubah wajah akuntansi dunia. Serius, hari ini rasanya kayak dapet booster semangat baru!”


Acara ini tidak hanya menambah wawasan, tapi juga menghidupkan api semangat mahasiswa untuk menatap masa depan tanpa ragu. FEBI UIN Sumatera Utara kembali membuktikan bahwa kampus bukan sekadar tempat kuliah, tapi kawah candradimuka yang melahirkan generasi berani, kreatif, dan berkelas dunia.

Dan ketika acara ditutup, gema semangat itu masih terasa: Akuntansi Syariah bukan sekadar pilihan, tapi masa depan.


✍️ Ditulis oleh: Fachrul Riza, M.K.M.

Kolaborasi untuk Kontribusi: Bea Cukai, Kampus, dan Gen Z FEBI Kupas Tuntas Risiko Global di Studium Generale S1 Asuransi Syariah!

Medan, 30 September 2025 — Aula Pascasarjana Lantai 4 Kampus I Sutomo UIN Sumatera Utara siang itu terasa berbeda. Ratusan mahasiswa Prodi Asuransi Syariah memadati ruangan dengan semangat membara. Tema yang diangkat bukan tema biasa, melainkan “Manajemen Risiko Kepabeanan dan Peluang Pengembangan Asuransi Syariah di Sektor Ekspor-Impor” — topik yang langsung nyambung dengan dunia nyata dan masa depan global generasi muda.

Empat sosok penting hadir sebagai inspirasi hari itu: Dr. Fauzi Arif Lubis, M.A. (Wakil Dekan II FEBI UIN Sumatera Utara), Dr. Elfi Haris, S.H., M.Hum. (Kepala Administrator KEK Sei Mangkei, Ditjen Bea dan Cukai Sumut), Dr. Tri Inda Fadhila Rahma, S.E.I., M.E.I. (Ketua Prodi Asuransi Syariah), dan Dr. Aqwa Nasir Daulay, S.E.I., M.Si. (Sekretaris Prodi Asuransi Syariah).


🎤 Pesan Inspiratif nan Gen Z Banget dari Para Tokoh

Dr. Fauzi Arif membuka dengan pesan yang langsung mengena di hati mahasiswa.
👉 “Kalian ini generasi Z yang hidup di era global. Jangan hanya jadi penonton. Risiko itu bukan untuk ditakuti, tapi untuk dikelola. Kalau kalian bisa menguasai manajemen risiko, khususnya di sektor ekspor-impor, kalian bukan hanya menjaga perusahaan tetap aman, tapi juga bisa jadi motor perubahan ekonomi syariah dunia. Ingat, asuransi syariah itu bukan sekadar bisnis, tapi ibadah!”

Dr. Elfi Haris tampil dengan gaya santai tapi penuh energi.
👉 “Banyak anak muda masih takut dengan istilah ‘kepabeanan’. Padahal, justru di situlah peluang besar! Ekspor-impor itu pintu global. Kalau kalian paham aturan mainnya, tahu cara mengelola risiko, dan bisa berkolaborasi lewat asuransi syariah, kalian bisa jadi game changer! Jangan tunggu orang lain duluan, kalian yang harus mulai dulu!”

Dr. Tri Inda Fadhila Rahma mengajak mahasiswa untuk percaya diri melangkah.
👉 “Asuransi syariah itu bukan hal kuno. Justru ini masa depan! Bayangkan, kalian bisa jadi bagian dari sistem keuangan yang halal, adil, dan membantu melindungi bisnis orang lain. Keren banget, kan? Jadi jangan ragu, ayo asah skill dari sekarang. Dunia sedang menunggu karya kalian.”

Sementara itu, Dr. Aqwa Nasir Daulay memberi semangat ala mentor yang dekat dengan mahasiswa.
👉 “Anak-anak muda FEBI, jangan minder sama anak ekonomi lain. Kalian punya nilai lebih: syariah. Itu bukan beban, tapi identitas yang bikin kalian berbeda! Ekspor-impor butuh orang-orang yang ngerti risiko, ngerti sistem halal, dan ngerti integritas. Dan itu semua ada di diri kalian. Jadi, siaplah untuk take off ke level global!”


🎓 Suara Mahasiswa: “Kami Jadi Paham, Ini Peluang Masa Depan Kami!”

Salah satu mahasiswa menyampaikan kesan yang bikin suasana tambah hangat:
👉 “Jujur awalnya saya kira topik ini rumit. Tapi cara para narasumber ngejelasin bikin gampang banget dipahami. Ternyata asuransi syariah bisa relevan banget sama dunia ekspor-impor. Saya jadi semangat, karena ternyata ini peluang besar buat kita yang mau jadi pelaku bisnis global. Gak sabar untuk eksplor lebih jauh!”


🌍 Penutup: Dari FEBI untuk Dunia

Studium Generale ini bukan hanya sekadar kuliah umum, tetapi momentum untuk membuka mata generasi muda. Mahasiswa FEBI, khususnya Prodi Asuransi Syariah, kini semakin sadar bahwa dunia global menunggu mereka. Dengan bekal ilmu, nilai syariah, dan semangat Gen Z yang kreatif, mereka siap menjadi bagian dari perubahan besar.

Acara pun ditutup dengan sorakan penuh semangat:
👉 “No Riba, Go Syariah!”
Yang menggema dari aula hingga lorong kampus, menandai lahirnya optimisme baru: bahwa generasi muda FEBI UIN Sumatera Utara siap menguasai risiko dan menaklukkan peluang global.


📌 Ditulis oleh Fachrul Riza, M.K.M.

Studium Generale Prodi Manajemen FEBI UIN Sumatera Utara: Kupas Tuntas Kepabeanan & Peluang Bisnis Ekspor-Impor Bagi Generasi Muda

Medan, 30 September 2025 – Aula Pascasarjana Lantai 4 Kampus I Sutomo UIN Sumatera Utara hari ini dipenuhi antusiasme ratusan mahasiswa. Mereka hadir mengikuti Stadium Generale Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dengan tema “Manajemen Kepabeanan dan Peluang Bisnis Ekspor-Impor bagi Generasi Muda”.

Kegiatan ini menghadirkan pembicara-pembicara luar biasa: Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A. (Dekan FEBI UIN Sumatera Utara), Dr. Elfi Haris, SH., M.Hum. (Kepala Administrator KEK Sei Mangkei, Ditjen Bea dan Cukai Sumut), serta dukungan penuh dari Dr. Nurbaiti, M.Kom. (Ketua Prodi Manajemen) dan Dr. Atika, M.A. (Sekretaris Prodi Manajemen).

Suasana berlangsung hidup, penuh energi muda, dan dibalut dialog interaktif yang membuat mahasiswa merasa bukan sekadar peserta, tetapi bagian langsung dari percakapan masa depan dunia bisnis global.


🔑 Pesan Inspiratif dari Para Narasumber dan Pimpinan

Prof. Syukri Albani membuka dengan gaya khasnya yang membumi. Beliau menekankan bahwa bisnis ekspor-impor bukan lagi hal yang jauh dari generasi muda.
👉 “Anak-anak FEBI jangan cuma jago teori di kelas. Dunia sekarang itu borderless. Kalau kalian kreatif, produk lokal bisa tembus pasar global lewat ekspor. Jangan takut mulai kecil, karena yang besar itu selalu berawal dari langkah kecil. Ingat, mindset global harus ditanam sejak hari ini,” ujarnya, disambut tepuk tangan riuh mahasiswa.

Dr. Elfi Haris memberikan perspektif praktis tentang kepabeanan. Dengan bahasa yang ringan, ia menjelaskan bahwa regulasi ekspor-impor bukanlah penghalang, melainkan pintu menuju peluang besar.
👉 “Bea Cukai itu bukan momok, kawan. Justru kita ada untuk bantu kalian agar produk-produk kreatif bisa legal dan sampai ke luar negeri. Jadi, kalau punya ide bisnis, jangan tunda. Dunia ekspor-impor itu arena kalian untuk unjuk gigi,” katanya penuh semangat.

Dr. Nurbaiti, M.Kom. menambahkan semangat keibuan sekaligus motivasi karier.
👉 “Kalian, generasi Z, itu luar biasa. Jangan cuma puas jadi pengguna barang impor, tapi pikirkan bagaimana caranya jadi eksportir. Prodi Manajemen siap mendampingi kalian. Ingat, FEBI bukan hanya kampus, tapi rumah yang menyiapkan kalian jadi pemain global,” pesannya dengan penuh energi.

Sementara itu, Dr. Atika, M.A. mendorong mahasiswa agar berani keluar dari zona nyaman.
👉 “Jangan biarkan ide kalian cuma berhenti di catatan kuliah. Kalau punya passion di bisnis, ayo eksekusi! Dunia ekspor-impor butuh energi muda seperti kalian. Jangan takut gagal, karena gagal itu cuma guru yang menyamar,” ucapnya yang membuat suasana semakin hangat.


🎤 Suara Mahasiswa: Belajar dengan Cara yang Relevan

Mahasiswa juga merasa kegiatan ini relevan dengan kehidupan mereka. Seorang peserta menyampaikan kesannya:
👉 “Biasanya kalau dengar ekspor-impor terasa berat. Tapi tadi Prof, Bu Nurbaiti, Bu Atika, dan Pak Elfi menjelaskannya dengan bahasa kita, bahasa Gen Z. Jadi lebih semangat. Saya jadi kepikiran, kenapa nggak mulai bisnis kecil-kecilan dari sekarang dan coba main di pasar global?”


Penutup: Energi Baru bagi Generasi FEBI

Acara ditutup dengan optimisme besar. Mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara kini semakin yakin bahwa mereka punya peluang nyata menjadi entrepreneur global yang mengharumkan nama bangsa. Dengan semangat “Berkah Luar Biasa”, Stadium Generale ini bukan hanya sekadar kuliah umum, tapi juga suntikan energi, inspirasi, dan keberanian untuk melangkah lebih jauh.


📌 Ditulis oleh Fachrul Riza, M.K.M.