Laptop Menyala, Semangat Membara: SQUAD FEBI UIN Sumatera Utara Gaspol Kerjakan WUR!

Medan, 29 September 2025 – Ada suasana berbeda di ruang kerja Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara. Bukan sekadar rapat biasa, melainkan misi besar: menggenjot data World University Ranking (WUR) agar UIN Sumatera Utara makin bersinar di panggung global.

Layar laptop menyala, jari-jari sibuk mengetik, sesekali terdengar tawa kecil yang mencairkan suasana. Inilah wajah asli SQUAD FEBI: serius bekerja, tapi tetap harmonis, penuh semangat kebersamaan.

Pesan Inspiratif Para Pimpinan FEBI

Prof. Dr. H. M. Syukri Albani Nasution, M.A. (Dekan FEBI)
“WUR bukan sekadar angka atau ranking, tapi cermin kualitas kita. Mari bekerja dengan hati yang ikhlas, karena setiap data yang kita input insyaAllah menjadi amal jariyah untuk kejayaan UIN Sumatera Utara. Ingat, kerja keras itu penting, tapi kerja ikhlas jauh lebih dahsyat.”

Dr. Isnaini Harahap, M.Ag. (Wakil Dekan I Bidang Akademik)
“Mengurus data WUR itu ibarat skripsi berjilid-jilid—kadang bikin pusing, tapi hasilnya manis. Kuncinya satu: jangan menyerah. Kita harus terus update, upgrade, dan upload! Dan yang penting, semua dikerjakan bersama-sama, karena kerja tim itu lebih kuat dari kerja individu.”

Dr. Fauzi Arif Lubis, M.A. (Wakil Dekan II Bidang Administrasi dan Keuangan)
“Kalau bicara WUR, jangan hanya ingat ranking, tapi juga ingat funding! Hehe… Data yang rapi, laporan yang akurat, dan transparansi adalah modal kita untuk menunjukkan bahwa FEBI bisa bersaing, baik di tingkat nasional maupun global.”

Dr. Marliyah, M.Ag. (Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama)
“Saya selalu percaya, anak muda Gen Z FEBI itu penuh energi. Mari jadikan WUR ini bukan beban, tapi kesempatan emas untuk menunjukkan karya mahasiswa, prestasi dosen, dan kolaborasi kita semua. Ingat, kerja WUR itu kayak hidup: kalau dijalani dengan bahagia, hasilnya akan luar biasa.”


Di balik kesibukan itu, ada harmoni yang terasa: bekerja sungguh-sungguh, diselingi canda sehat, lalu kembali fokus. Itulah gaya FEBI: serius tapi tidak kaku, kompak tapi tetap profesional.

FEBI UIN Sumatera Utara pun optimis: kerja keras SQUAD hari ini akan menjadi pijakan untuk menempatkan kampus tercinta ini sebagai pusat keilmuan ekonomi syariah yang tidak hanya unggul di tanah air, tetapi juga dikenal di kancah internasional.

Entrepreneur Muslim di Era Global: Prodi S1 Ekonomi Islam FEBI UIN Sumatera Utara Sukses Gelar Studium Generale yang Bikin Semangat Gen Z!

Medan, 29 September 2025 – Aula Pascasarjana Lantai 4 Kampus I UIN Sumatera Utara pagi itu dipenuhi semangat yang berbeda. Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam FEBI UIN Sumatera Utara hadir dalam Stadium Generale bertajuk “Peluang dan Tantangan Entrepreneur Muslim di Era Ekonomi Global”.

Kegiatan ini menghadirkan empat figur luar biasa: Prof. Dr. H. M. Syukri Albani Nasution, M.A. (Dekan FEBI UIN Sumatera Utara), Harry Irawan, S.T., M.M. (Owner Pasty Fry, Dirt Livio Home, dan Direktur CV. Alfarindo), Dr. Imsar, M.Si. (Ketua Prodi Ekonomi Islam), serta M. Ikhsan Harahap, M.E.I. (Sekretaris Prodi Ekonomi Islam).

Acara berlangsung penuh antusiasme, menghadirkan wawasan segar tentang bagaimana mahasiswa bisa menjadi pengusaha muslim yang tidak hanya cuan, tapi juga membawa keberkahan dan nilai-nilai syariah di tengah derasnya arus ekonomi global.


✨ Pesan Inspiratif dari Para Tokoh

Prof. Dr. H. M. Syukri Albani Nasution, M.A. (Dekan FEBI)
“Menjadi entrepreneur muslim itu bukan hanya soal berbisnis, tapi juga tentang membangun peradaban. Kalian adalah generasi yang bisa menunjukkan bahwa bisnis halal itu mampu bersaing di level dunia. Jangan pernah takut gagal, karena kegagalan hanyalah tiket menuju kesuksesan berikutnya.”

Harry Irawan, S.T., M.M. (Praktisi Bisnis dan Direktur CV. Alfarindo)
“Saya memulai usaha dari bawah, penuh jatuh bangun. Bedanya, saya tidak pernah berhenti mencoba. Ingat, Gen Z punya kelebihan: cepat beradaptasi dan kreatif. Gunakan energi itu untuk melahirkan brand-brand muslim yang mendunia. Bisnis itu soal keberanian: kalau nggak coba, ya nggak akan pernah tahu!”

Dr. Imsar, M.Si. (Ketua Prodi Ekonomi Islam)
“Ekonomi Islam bukan sekadar teori di kelas. Ia hidup lewat karya kalian: produk halal, startup syariah, koperasi digital, atau apapun yang memberi solusi nyata. Jangan puas hanya jadi konsumen, Gen Z FEBI harus berani jadi produsen yang menciptakan tren.”

M. Ikhsan Harahap, M.E.I. (Sekretaris Prodi Ekonomi Islam)
“Kalau anak muda muslim hanya sibuk scrolling medsos, kapan mau jadi inspirasi dunia? Gunakan teknologi itu untuk mencetak peluang, bukan hanya hiburan. Entrepreneur muslim harus cerdas digital, kreatif, dan tetap jaga akhlak. Itulah kekuatan kalian.”


🎓 Pesan dari Mahasiswa (Peserta Studium Generale)

Seorang mahasiswa Ekonomi Islam, menyampaikan kesannya:
“Acara ini membuka mata kami bahwa jadi entrepreneur muslim bukan sekadar pilihan, tapi panggilan zaman. Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa FEBI bisa menciptakan bisnis halal yang inovatif, keren, dan bisa go global. Masya Allah, semangat banget rasanya!”


🌟 Penutup

Stadium Generale ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara. Dari forum ini lahir tekad bersama: mencetak generasi entrepreneur muslim yang tidak hanya siap menghadapi tantangan global, tapi juga membawa cahaya Islam dalam setiap karya.

Dengan semangat kolaborasi antara akademisi dan praktisi, FEBI terus berkomitmen melahirkan lulusan yang berani berbisnis, berjiwa pemimpin, dan tetap berpegang pada nilai-nilai syariah.

Menyemai Moderasi Beragama dari Sekolah: Prof. Akmal Tarigan dan Prof. Syukri Albani Ajak Siswa Belajar Kerukunan dengan Cara yang Membumi

Medan, 27 September 2025 – Kerukunan bukan hanya kata indah di buku pelajaran, tapi bekal hidup yang nyata. Itulah suasana yang tergambar ketika Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan menghadirkan penyuluhan moderasi beragama di dua sekolah unggulan: SMA Sultan Iskandar Muda dan SMA Sutomo.

Dua tokoh akademisi UIN Sumatera Utara, yakni Prof. Dr. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag. (Prof. Akmal Tarigan) dan Prof. Dr. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A. (Prof. Syukri Albani), hadir secara terpisah. Keduanya menyapa ratusan siswa dengan bahasa yang sederhana, penuh makna, dan langsung menancap di hati.


“Pelajar Hari Ini adalah Pemimpin Masa Depan”

Di SMA Sultan Iskandar Muda, Prof. Akmal Tarigan membuka penyuluhan dengan kalimat yang membuat suasana aula hening seketika.

“Pelajar hari ini adalah pemimpin masa depan. Kalau kalian sejak sekarang sudah paham arti kerukunan, bangsa ini tidak akan gampang goyah,” ujarnya.

Suasana langsung cair. Para siswa mendengarkan penuh perhatian, sebagian mengangguk, sebagian lagi sibuk mencatat. Diskusi pun berlanjut. Siswa bertanya bagaimana caranya menjaga persatuan ketika media sosial sering kali justru jadi pemicu perpecahan.

Dengan tegas namun lembut, Prof. Akmal Tarigan menjawab:
“Rajin ibadah itu penting. Tapi kalau kalian tidak bijak di medsos, gampang terbawa arus kebencian, itu berbahaya. Moderasi itu bukan hanya antaragama, tapi juga soal sikap cerdas menghadapi derasnya informasi.”


Menolong Itu Jangan Ditunda

Di SMA Sutomo, Prof. Syukri Albani menyapa siswa dengan gaya yang akrab, khas, dan penuh contoh nyata. Salah satu ilustrasinya langsung membuat siswa tertawa kecil, lalu hening merenung.

“Di pasar, pembeli dan penjual datang dari latar belakang berbeda. Si pedagang sayur mungkin Muslim, si penjual ikan bisa Kristen, pembelinya beragam. Tapi transaksi tetap jalan karena yang dicari adalah rezeki halal, bukan identitas. Kalau di pasar saja kita bisa rukun, kenapa di luar pasar kita sering ribut soal perbedaan?”

Pesan itu sederhana, tapi menusuk. Para siswa spontan bertepuk tangan, sebagian terlihat terharu. Di tengah ruang kelas, terasa ada kesadaran baru: kerukunan dimulai dari hati yang peduli, bukan dari identitas di KTP.


Suara dari Siswa

Kegiatan ini tidak hanya satu arah. Siswa-siswa berani berbagi pandangan. Seorang siswa SMA Sutomo dengan polos berkata:
“Saya jadi lebih yakin kalau keberagaman itu bukan masalah, tapi kekuatan. Kalau kami bisa rukun di sekolah, berarti kami juga bisa menjaga Indonesia tetap damai.”

Sementara di SMA Sultan Iskandar Muda, siswa lain menambahkan:
“Toleransi itu bukan cuma soal beda agama. Bahkan di kelas, menghargai pendapat teman juga bagian dari kerukunan.”


Sinergi Kampus, Sekolah, dan FKUB

Baik guru maupun kepala sekolah memberi apresiasi besar. Menurut mereka, menghadirkan profesor UIN Sumatera Utara langsung ke sekolah adalah langkah strategis. Para siswa tidak hanya mendapat teori, tapi juga teladan hidup dari akademisi yang peduli masa depan bangsa.

Prof. Akmal Tarigan menegaskan, “UIN Sumatera Utara berkomitmen penuh mendorong moderasi beragama. Tidak hanya di kampus, tapi juga di sekolah-sekolah. Kita ingin menanamkan benih kerukunan sejak dini.”

Senada, Prof. Syukri Albani menambahkan, “Moderasi beragama akan lebih kuat kalau semua pihak bergerak bersama. FKUB punya jaringan luas, kampus punya kekuatan akademis. Kolaborasi ini adalah kunci.”


Dari Medan untuk Indonesia

Penyuluhan ini memberi pelajaran sederhana namun dalam: kerukunan itu tidak bisa ditunggu sampai seseorang dewasa atau beruban. Ia harus ditanam sejak di bangku sekolah, saat pikiran masih jernih dan hati masih tulus menerima perbedaan.

Dari ruang-ruang kelas di Medan, tumbuh keyakinan baru bahwa generasi muda Indonesia bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga matang dalam sikap toleran. Mereka belajar bahwa menjaga persatuan bukan sekadar jargon, melainkan kebiasaan sehari-hari—mulai dari menyapa teman yang berbeda, menghargai pendapat yang tak sama, hingga saling menolong tanpa melihat identitas.

Dan dari senyum-senyum polos para siswa hari itu, terpancar cahaya optimisme. Cahaya yang memberi tanda bahwa masa depan bangsa ini tidak akan padam, karena di tangan merekalah kerukunan akan terus menyala, menerangi jalan Indonesia yang majemuk.


✍️ Ditulis oleh: Fachrul Riza, M.K.M.

Menyemai Kerukunan dari Sekolah: FKUB dan UIN Sumatera Utara Ajak Generasi Muda Jadi Penjaga Harmoni

Medan, 27 September 2025 – Derasnya arus globalisasi kerap membuat generasi muda bingung menghadapi perbedaan. Namun suasana berbeda terasa di Medan ketika Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan menghadirkan kegiatan penyuluhan tentang kerukunan dan moderasi beragama di sekolah menengah. Dua guru besar dari UIN Sumatera Utara, yakni Prof. Dr. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag. (Prof. Akmal Tarigan) selaku Wakil Rektor I, serta Prof. Dr. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A. (Prof. Syukri Albani) yang juga Dekan FEBI, tampil di hadapan siswa SMA Sultan Iskandar Muda dan SMA Sutomo.

Langkah ini menjadi upaya nyata FKUB untuk menanamkan sejak dini pentingnya hidup rukun dalam keberagaman bangsa.


Kerukunan dan Literasi Digital

Di SMA Sultan Iskandar Muda, aula sekolah dipenuhi ratusan siswa yang antusias menyambut Prof. Akmal Tarigan. Dengan gaya khasnya yang tenang namun menyentuh, beliau mengingatkan bahwa kerukunan adalah fondasi utama dalam kehidupan berbangsa.

“Pelajar hari ini adalah pemimpin masa depan. Kalau kalian paham arti kerukunan, bangsa ini akan tetap berdiri kokoh,” pesannya.

Tepuk tangan panjang bergema. Forum kemudian berjalan interaktif. Beberapa siswa menyampaikan pandangan mereka tentang tantangan menjaga persatuan di era media sosial. Prof. Akmal menekankan bahwa literasi digital adalah bagian penting dari moderasi beragama.

“Tidak cukup hanya rajin beribadah, kalian juga harus bijak bermedia sosial. Jangan gampang hanyut dalam arus kebencian atau berita bohong. Moderasi itu bukan sekadar hubungan antaragama, tapi juga sikap cerdas menghadapi informasi,” tegasnya.


Kerukunan Itu Soal Hati

Sementara itu, suasana tak kalah hangat terlihat di SMA Sutomo bersama Prof. Syukri Albani. Dengan gaya yang membumi, beliau mengajak siswa memahami makna toleransi lewat contoh sederhana.

“Kalau ada orang jatuh di depanmu dan kau yakin dia butuh pertolongan, apa yang kau lakukan? Pertama, kau tanya KTP-nya, dia orang mana dan agamanya apa? Atau kedua, langsung kau tolong? Kadang-kadang karena beda tempat tinggal atau agama, jadi tak mau menolong. Padahal, kalau kau mampu, ya tolonglah. Kerukunan itu jangan dipersulit, cukup mulai dari hati yang mau peduli,” ungkapnya.

Pesan itu membuat suasana hening sejenak, lalu disambut dengan anggukan dan senyum dari para siswa. Mereka merasa pesan tersebut begitu nyata dengan kehidupan sehari-hari.


Apresiasi Sekolah dan Siswa

Kepala sekolah SMA Sultan Iskandar Muda dan SMA Sutomo sama-sama mengapresiasi inisiatif FKUB Kota Medan. “Kami berterima kasih karena anak-anak mendapat teladan langsung dari para profesor. Ini bukan hanya teori, tapi pelajaran hidup tentang arti kebersamaan,” ungkap mereka.

Seorang siswa SMA Sutomo bahkan berujar polos, “Saya jadi lebih yakin kalau keberagaman itu bukan masalah, tapi kekuatan. Kalau kami bisa rukun di sekolah, berarti kami juga bisa jaga Indonesia tetap rukun.”


Sinergi untuk Masa Depan

FKUB Kota Medan menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud tanggung jawab menjaga harmoni di kota yang plural. Generasi muda dianggap sebagai kunci untuk membangun masa depan damai, sehingga menghadirkan akademisi UIN Sumatera Utara adalah langkah strategis.

Prof. Akmal Tarigan menegaskan, “Kami di UIN Sumatera Utara punya komitmen kuat mendorong moderasi beragama, bukan hanya di kampus tapi juga di sekolah-sekolah. Kolaborasi dengan FKUB adalah ruang yang baik menanamkan benih-benih kerukunan sejak dini.”

Senada, Prof. Syukri Albani menambahkan, “Moderasi beragama akan lebih efektif kalau melibatkan semua pihak. FKUB punya jaringan, kampus punya ilmu. Kalau kita jalan bersama, kerukunan itu akan jadi kekuatan besar bangsa.”


Kegiatan penyuluhan di SMA Sultan Iskandar Muda dan SMA Sutomo bukanlah acara seremonial belaka, melainkan langkah strategis menyiapkan generasi muda yang moderat, cerdas, dan peduli. Dari wajah-wajah penuh semangat itu, terselip optimisme bahwa Indonesia akan tetap kokoh berdiri di atas kerukunan.


✍️ Ditulis oleh: Fachrul Riza, M.K.M.

NVivo, Disertasi, Cahaya Ilmu: Program Doktoral Ekonomi Syariah FEBI UIN Sumatera Utara Sukses Gelar Studium Generale Penuh Mutu, Makna, dan Inspirasi!

Medan, 27 September 2025 — Aula Pascasarjana Lantai 4 Kampus I Sutomo UIN Sumatera Utara kembali bergema dengan semangat akademik luar biasa. Program Studi Doktor Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) sukses menggelar Studium Generale bertema “Pemanfaatan NVivo Sebagai Alat Analisis Kualitatif Disertasi Bermutu”.

Kegiatan ini menjadi momentum berharga bagi mahasiswa doktoral untuk meningkatkan kualitas riset mereka, khususnya dalam menghadirkan karya disertasi yang bukan hanya ilmiah, tetapi juga bermakna, relevan, dan berkontribusi bagi peradaban.

Pesan Wakil Dekan I FEBI: “Ilmu Harus Menjadi Cahaya Peradaban”

Dalam sambutannya, Dr. Isnaini Harahap, M.Ag., Wakil Dekan I FEBI UIN Sumatera Utara, menyampaikan pesan yang penuh makna:

“Ilmu tidak boleh berhenti di lembaran kertas disertasi. Ia harus menjelma menjadi cahaya yang menuntun masyarakat. Mahasiswa S3 Ekonomi Syariah bukan hanya sedang menulis disertasi, tetapi sedang menulis sejarah—sejarah tentang bagaimana Islam membawa solusi di tengah dunia yang penuh tantangan. Gunakan NVivo bukan hanya sebagai alat, tetapi sebagai sarana untuk menghadirkan riset yang hidup, menyentuh, dan memberi arah.”

Materi Narasumber: NVivo sebagai Sahabat Peneliti

Narasumber utama, Dr. Hastuti Olivia, SE., M.Ak., menyampaikan materi dengan gaya yang aplikatif dan inspiratif. Beliau menegaskan pentingnya teknologi analisis kualitatif dalam memperkuat ketajaman riset:

“NVivo bukan sekadar software, ia adalah sahabat peneliti. Dengan NVivo, data yang begitu kompleks bisa disusun rapi, dianalisis mendalam, dan menghasilkan kesimpulan yang kaya makna. Disertasi doktoral yang baik bukanlah yang tebal, tetapi yang tepat, tajam, dan memberi dampak.”

Pesan Ketua Program Doktor Ekonomi Syariah: “Disertasi adalah Amal Jariyah”

Sementara itu, Prof. Dr. Andi Sosemira, M.A., Ketua Program Studi Doktor Ekonomi Syariah, menekankan dimensi spiritual dari sebuah karya ilmiah:

“Disertasi bukan hanya syarat akademik, tetapi juga amal jariyah. Setiap ide, setiap analisis, dan setiap solusi yang kita hasilkan adalah sedekah ilmu yang akan terus mengalir pahalanya. Maka, mari kita tulis disertasi dengan hati, bukan sekadar dengan tangan.”

Suara Peserta: Semangat yang Menggugah

Salah satu mahasiswa S3 yang hadir menyampaikan kesan mendalamnya:

“Studium Generale ini membuka mata saya, bahwa riset bukan hanya soal menyelesaikan studi, tetapi soal memberi manfaat nyata. Saya merasa lebih percaya diri untuk menulis disertasi yang bermanfaat bagi umat, dengan NVivo sebagai alat bantu yang sangat powerful.”


Momentum Studium Generale ini tidak hanya menjadi forum akademik, tetapi juga ruang perjumpaan spiritual antara ilmu, iman, dan amal. Setiap paparan narasumber, setiap catatan mahasiswa, hingga setiap diskusi yang tercipta menghadirkan kesadaran baru bahwa riset doktoral bukanlah beban semata, melainkan jalan pengabdian. Di ruang aula itu, para peserta merasakan atmosfer keilmuan yang menyala—bahwa ilmu syariah bukan hanya untuk dikaji, tetapi untuk diamalkan, agar kelak menjadi cahaya penuntun bagi bangsa dan umat.

Lebih jauh lagi, kegiatan ini mempertegas identitas FEBI UIN Sumatera Utara sebagai rumah ilmu yang melahirkan generasi intelektual berkarakter. NVivo hanyalah alat, tetapi semangat dan niat suci para mahasiswa doktoral adalah ruh sejati yang akan menjadikan setiap disertasi bernilai ibadah. Dengan bekal akademik yang kuat, integritas yang terjaga, dan visi yang mendunia, para mahasiswa diharapkan mampu melahirkan karya-karya monumental yang menjawab tantangan zaman sekaligus mengharumkan nama kampus di kancah internasional.

Acara ini ditutup dengan penuh kehangatan, diiringi semangat “S3 Ekonomi Syariah: Unggul Mendunia”. Harapannya, lahir doktor-doktor baru dari UIN Sumatera Utara yang tidak hanya unggul di tingkat nasional, tetapi juga menjadi mercusuar keilmuan ekonomi syariah di dunia internasional.

Sinergi Inspiratif FEBI UIN Sumatera Utara dan Bank Muamalat: Tebar Berkah Pendidikan Lewat Beasiswa untuk Mahasiswa!

Medan, 25 September 2025 – Suasana Aula FEBI UIN Sumatera Utara dipenuhi rasa haru dan bahagia ketika Bank Muamalat secara simbolis menyerahkan Beasiswa Pendidikan Muamalat Tahun 2025 kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Penyerahan ini menjadi bukti nyata kepedulian perbankan syariah terhadap masa depan generasi muda muslim, khususnya di bidang pendidikan tinggi.

Dalam sambutannya, perwakilan Bank Muamalat menegaskan bahwa beasiswa ini bukan sekadar bantuan finansial, tetapi juga bentuk investasi jangka panjang untuk melahirkan generasi unggul yang berakhlak mulia, profesional, dan siap bersaing di era global.

“Kami percaya, pendidikan adalah pintu menuju perubahan. Dengan mendukung mahasiswa FEBI, kami ikut menanam benih kebaikan untuk masa depan bangsa dan peradaban Islam,” ungkap perwakilan Bank Muamalat dengan penuh semangat.

Dekan FEBI UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. H. M. Syukri Albani Nasution, M.A., menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kontribusi Bank Muamalat.

“Beasiswa ini bukan hanya meringankan beban mahasiswa, tetapi juga memotivasi mereka agar terus berprestasi dan berkontribusi nyata bagi umat. Kami berharap, langkah mulia ini menjadi inspirasi bagi lembaga-lembaga lain untuk ikut serta dalam menguatkan pendidikan bangsa,” tegasnya.

Pesan Wakil Dekan FEBI:

  • Wakil Dekan I, Dr. Isnaini Harahap, M.Ag., menekankan pentingnya sinergi antara ilmu dan amal. “Mahasiswa yang menerima beasiswa ini harus melihatnya bukan sekadar rezeki, tetapi juga amanah. Jadikan ilmu sebagai cahaya, dan amal sebagai bukti nyata dari cahaya itu.”
  • Wakil Dekan II, Dr. Fauzi Arif Lubis, M.A., menambahkan dimensi pengelolaan keuangan yang bijak. “Gunakanlah beasiswa ini dengan penuh tanggung jawab. Belajarlah mengelola setiap rupiah bukan hanya untuk kebutuhan hari ini, tetapi juga untuk masa depan. Inilah saat terbaik untuk menanamkan literasi keuangan syariah sejak dini.”
  • Wakil Dekan III, Dr. Marliyah, M.Ag., memberi pesan motivasi yang menyentuh hati mahasiswa. “Banyak anak bangsa di luar sana yang ingin berada di posisi kalian hari ini. Syukuri nikmat ini dengan prestasi, dedikasi, dan kontribusi. Jadilah mahasiswa FEBI yang berani bermimpi besar, tapi juga rendah hati dalam melangkah.”

Momentum penyerahan beasiswa ini bukan hanya sebuah acara seremonial, tetapi juga simbol kolaborasi indah antara lembaga pendidikan dan lembaga keuangan syariah. Kehadiran Bank Muamalat menegaskan bahwa keberkahan bukan hanya hadir dalam transaksi finansial, tetapi juga dalam kontribusi nyata untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Mengapa Investasi Syariah dan Dana Pensiun Penting bagi Gen Z? Studium Generale Perbankan Syariah FEBI UIN Sumatera Utara Buka Rahasianya!

Medan, 25 September 2025 – Aula Pascasarjana lantai 4 Kampus I Sutomo UIN Sumatera Utara dipenuhi semangat dan antusiasme mahasiswa. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) melalui Program Studi Perbankan Syariah menggelar kegiatan Stadium Generale bertema “Seminar Investasi dan Dana Pensiun untuk Generasi Muda di Era Society 5.0”.

Kegiatan ini menghadirkan para tokoh akademisi dan praktisi perbankan syariah, membuktikan komitmen FEBI dalam menyiapkan generasi muda yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang dalam merencanakan masa depan finansial sesuai prinsip Islam.


Wakil Dekan II FEBI: “No Riba, Go Syariah!”

Dalam sambutan utamanya, Dr. Fauzi Arif Lubis, M.A., Wakil Dekan II FEBI UIN Sumatera Utara, menyampaikan pesan inspiratif yang disambut hangat para peserta.

“Generasi muda tidak boleh hanya fokus pada hari ini. Investasi dan dana pensiun bukan sekadar urusan masa depan, tapi bagian dari ikhtiar menjaga keberkahan hidup. Dengan syariah, kita bukan hanya merencanakan kesejahteraan, tapi juga menjaga diri dari praktik ribawi. Ingat slogan kita hari ini: No Riba, Go Syariah!”


Praktisi Muamalat: Dana Pensiun adalah Bekal, Bukan Beban

Hadir sebagai narasumber, Kadar Budiman, M.M., Regional CEO Sumatera PT Bank Muamalat Indonesia Tbk., menegaskan pentingnya kesadaran generasi muda untuk memahami instrumen investasi syariah sejak dini.

“Dana pensiun jangan dianggap sebagai beban. Justru ia adalah bekal untuk menatap masa depan dengan tenang. Mulailah dari sekarang, sekecil apa pun langkahnya, karena waktu adalah modal terbesar anak muda.”


Ketua Prodi Perbankan Syariah: Generasi Cerdas, Generasi Berkah

Dr. Tuti Anggraini, M.A., Ketua Program Studi Perbankan Syariah, mengingatkan mahasiswa bahwa kecerdasan finansial harus sejalan dengan spiritualitas.

“Mahasiswa Perbankan Syariah FEBI harus jadi role model. Kalian tidak boleh hanya paham teori, tapi harus bisa mengamalkan investasi halal yang bermanfaat bagi diri, keluarga, dan masyarakat. Itulah generasi cerdas, generasi berkah.”


Sekretaris Prodi Perbankan Syariah: Era Society 5.0 Butuh Inovator

Budi Harianto, M.A., Sekretaris Program Studi Perbankan Syariah, menambahkan bahwa era Society 5.0 menuntut mahasiswa lebih kreatif dan inovatif.

“Society 5.0 bukan lagi soal teknologi semata, tapi bagaimana kita menggunakan teknologi untuk membawa maslahat. Mahasiswa syariah harus berani menghadirkan produk keuangan syariah yang relevan dengan generasi digital.”


Atmosfer Penuh Energi dan Optimisme

Acara ini tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga membangun optimisme baru di kalangan mahasiswa. Sesi tanya jawab berlangsung hangat dengan pertanyaan-pertanyaan kritis seputar investasi halal, perencanaan dana pensiun, hingga peluang inovasi perbankan syariah di era digital.

Kehadiran para narasumber dan pimpinan FEBI menjadikan studium generale ini bukan sekadar seminar, tetapi momentum strategis untuk melahirkan generasi muda yang siap menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan: berani berinvestasi, berani berprestasi, tanpa riba, sepenuhnya syariah.


✨ Dari Aula Pascasarjana UIN Sumatera Utara, gema pesan bergema: “No Riba, Go Syariah!” — sebuah seruan untuk generasi muda Muslim agar berani menatap masa depan dengan optimisme, keberkahan, dan integritas.

Stadium General Program Magister FEBI UIN Sumatera Utara: Menyalakan Semangat Keilmuan, Menyatukan Misi Peradaban!

Medan, 24 September 2025 – Suasana penuh energi dan harapan terasa di lantai 4 Aula Pascasarjana UIN Sumatera Utara. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) sukses menggelar Stadium General untuk Program Studi Magister Ekonomi Syariah, Magister Akuntansi Syariah, dan Magister Perbankan Syariah.

Acara ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa pascasarjana untuk menyambut awal semester baru, sekaligus membangun semangat intelektual dan spiritual agar lebih siap menghadapi tantangan global dengan landasan nilai-nilai Islam.


Wakil Dekan III FEBI: Ilmu Adalah Obor Peradaban

Dalam sambutannya, Ibu Dr. Marliyah, M.Ag., Wakil Dekan III FEBI UIN Sumatera Utara, menyampaikan pesan mendalam:

“Ilmu yang kita pelajari tidak boleh hanya menjadi koleksi dalam buku, tetapi harus menjelma menjadi obor yang menerangi masyarakat. Generasi pascasarjana FEBI harus menjadi pionir dalam membangun ekonomi syariah yang adil, etis, dan penuh keberkahan. Ingatlah, menjadi mahasiswa S2 dan S3 bukan sekadar status, tetapi amanah besar untuk menjadi pemimpin peradaban.”

Pesan ini menggugah para mahasiswa agar tidak berhenti pada capaian akademik, melainkan bergerak membawa perubahan nyata.


Muhammad Rifky Santoso: Sinergi Ilmu dan Kebijakan

Sebagai narasumber, Bapak Muhammad Rifky Santoso, Pelaksana Kepala Balai Diklat Keuangan Medan, menegaskan bahwa ilmu akademik harus bersinergi dengan praktik kebijakan keuangan negara.

“Negara membutuhkan ahli keuangan syariah yang bukan hanya pandai berteori, tetapi juga mampu menembus ruang kebijakan dan mengambil peran strategis. Mahasiswa pascasarjana FEBI punya peluang besar untuk itu. Jadilah agen perubahan!”


Pesan dari Ketua Program Studi

1. Ketua Program Magister Ekonomi Syariah
Ibu Maryam Batubara, Ph.D. menyampaikan bahwa ekonomi syariah adalah jawaban atas krisis global yang sarat ketidakadilan.

“Ekonomi syariah tidak hanya tentang angka, tapi tentang keberkahan. Mahasiswa Magister Ekonomi Syariah harus berani menjadi pemikir yang kritis, tetapi tetap rendah hati, sehingga mampu menghadirkan solusi ekonomi yang berpihak pada umat.”

2. Ketua Program Magister Akuntansi Syariah
Ibu Dr. Nurlaila, S.E., M.A., CMA., CAPF., CIBA., CERA., menekankan pentingnya integritas dan transparansi.

“Akuntansi syariah adalah bahasa kejujuran. Para mahasiswa harus memahami bahwa setiap angka yang kita catat bukan hanya tanggung jawab dunia, tetapi juga tanggung jawab akhirat. Jadikan ilmu ini sebagai jalan untuk menjaga keadilan dan amanah.”

3. Ketua Program Magister Perbankan Syariah
Bapak Dr. Sugianto, M.A., menyampaikan bahwa perbankan syariah adalah tulang punggung sistem ekonomi syariah.

“Kalian, mahasiswa Magister Perbankan Syariah, adalah calon arsitek keuangan Islam di masa depan. Jangan hanya puas menjadi pengguna sistem, tetapi ciptakan inovasi yang mampu membawa perbankan syariah ke level global.”


Mahasiswa Pascasarjana: Merasa Ditantang dan Terinspirasi

Seorang mahasiswa Magister Akuntansi Syariah menyampaikan kesannya:

“Hari ini saya tidak hanya mendapat ilmu, tetapi juga tantangan. Saya merasa ditempa untuk berpikir lebih luas dan bergerak lebih nyata. Semoga kami bisa menjadi generasi yang membawa cahaya dari kampus ini ke masyarakat.”


Tradisi Keilmuan yang Membawa Harapan

Stadium General ini bukan sekadar forum ilmiah, tetapi tradisi akademik yang mempertegas identitas FEBI UIN Sumatera Utara sebagai pusat lahirnya generasi pemikir, inovator, dan pemimpin berakhlak.

Dari Aula Pascasarjana, semangat itu mengalir deras: bahwa ilmu adalah amanah, integritas adalah kunci, dan kolaborasi adalah jalan membangun ekonomi syariah yang rahmatan lil ‘alamin.

Dekan FEBI UIN Sumatera Utara Jadi Narasumber Inspiratif pada Penguatan HAM Komunitas se-Sumatera Utara

Sibolangit, 23–24 September 2025 – Suasana penuh semangat dan kebersamaan terasa di The Hill Hotel & Resort Sibolangit, ketika banyak peserta dari berbagai komunitas di wilayah Sumatera Utara mengikuti kegiatan Penguatan HAM bagi Komunitas yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara Wilayah Kerja Kepulauan Riau.

Acara ini digelar dalam rangka penyebarluasan informasi hukum dan HAM serta menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap norma-norma HAM di kalangan masyarakat.


Dekan FEBI Sebagai Narasumber: HAM Bukan Hanya Hak, Tapi Juga Tanggung Jawab

Salah satu momen penting dari kegiatan ini adalah kehadiran Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., sebagai narasumber utama.

Dalam paparannya, beliau menyampaikan bahwa Hak Asasi Manusia tidak boleh dipahami hanya sebatas “hak individu”, tetapi juga harus dilihat sebagai tanggung jawab sosial.

“HAM adalah cahaya yang Allah anugerahkan kepada manusia. Ia bukan sekadar hak untuk dituntut, tapi juga kewajiban untuk dijaga. Masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang mampu menyeimbangkan hak dirinya dengan hak orang lain, serta menjadikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai ruh kebersamaan,” tegasnya.


Sesi Interaktif: Peserta Antusias Berdialog

Yang membuat kegiatan ini semakin hidup adalah sesi interaktif antara narasumber dengan peserta. Mahasiswa, aktivis komunitas, hingga tokoh masyarakat yang hadir antusias menyampaikan pertanyaan dan pengalaman nyata seputar isu-isu HAM di Sumatera Utara.

Salah satu peserta menanyakan bagaimana menyeimbangkan kebebasan berekspresi dengan etika bermedia sosial di era digital. Prof. Syukri Albani menjawab dengan penuh ketegasan namun menyejukkan:

“Kebebasan berekspresi adalah hak, tetapi harus dilakukan dengan bijak. Dunia digital adalah ruang publik. Jika kita bisa berhati-hati berbicara di depan orang banyak, maka kita juga harus berhati-hati menulis di media sosial. Ingat, jejak digital adalah cermin kepribadian dan akan menjadi pertanggungjawaban moral kita.”

Sesi ini berlangsung hangat, penuh dialog terbuka, dan melahirkan banyak refleksi praktis bagi peserta.


Penguatan HAM sebagai Bekal Masa Depan

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari (23–24 September 2025) ini tidak hanya berisi ceramah formal, tetapi juga diskusi kelompok, studi kasus, dan penyusunan rekomendasi bersama. Dengan pendekatan ini, peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga strategi praktis untuk menerapkan nilai HAM dalam kehidupan sehari-hari, baik di komunitas maupun di dunia kerja.


Penutup: Dari Sibolangit, Pesan Kemanusiaan Bergema

Penguatan HAM bagi Komunitas se-Sumatera Utara ini menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam meneguhkan budaya menghargai hak asasi manusia. Kehadiran Dekan FEBI UIN Sumatera Utara menambah warna intelektual dan spiritual, menjadikan forum ini bukan hanya wacana, melainkan inspirasi untuk bertindak.

Masya Allah, dari Sibolangit, gema pesan kemanusiaan bergema: bahwa HAM adalah amanah, tanggung jawab, dan jalan menuju masyarakat yang adil, damai, dan bermartabat. 🌟

UIN Sumatera Utara Tegaskan: Kampus Harus Bersih dari Pungli!

Medan, 24 September 2025 – UIN Sumatera Utara kembali menunjukkan komitmennya untuk menghadirkan kampus yang bersih, transparan, dan bebas pungutan liar (pungli). Hal ini ditegaskan melalui Surat Edaran Rektor Nomor 018 Tahun 2025 tentang Larangan Pungutan Biaya Kegiatan Akademik Selain Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dalam penyelesaian Tugas Akhir, Tesis, dan Disertasi di lingkungan UIN Sumatera Utara.

Rektor UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. Hj. Nurhayati, M.Ag., menegaskan bahwa sejak terbitnya regulasi resmi Kementerian Agama dan Keputusan Rektor tentang tarif akademik, tidak ada lagi biaya tambahan selain UKT dan SPP yang boleh dipungut. Artinya, mahasiswa S1 hanya membayar UKT, sementara mahasiswa S2, S3, dan mahasiswa asing program S1 hanya dikenakan SPP sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Rektor Nomor 332 Tahun 2022.

Dalam surat edaran ini dijelaskan dengan gamblang:

  • Dilarang ada pungutan apa pun di luar UKT untuk mahasiswa S1 selama kuliah hingga penyelesaian Tugas Akhir.
  • Mahasiswa S2, S3, dan mahasiswa asing program S1 hanya dikenakan SPP sesuai ketentuan resmi, tanpa tambahan biaya untuk tesis atau disertasi.
  • Dosen dan tenaga kependidikan dilarang keras meminta barang, fasilitas, maupun pungutan apa pun, baik langsung maupun tidak langsung.
  • Mahasiswa atau keluarganya yang mengalami permintaan pungutan tanpa hak diminta segera melapor ke pimpinan unit atau Dewan Kehormatan dan Etik UIN Sumatera Utara.

Langkah tegas ini diambil agar seluruh civitas akademika terlindungi dari praktik tidak sehat dan setiap proses akademik berjalan murni sesuai aturan. Selain itu, surat edaran ini juga menegaskan bahwa pelanggaran oleh pemberi maupun penerima pungutan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Sebagai tindak lanjut, para Dekan dan Direktur Pascasarjana diminta menyebarluaskan edaran ini melalui berbagai media pengumuman, baik dalam bentuk flyer, papan informasi, maupun kanal digital fakultas. Dengan adanya kebijakan ini, UIN Sumatera Utara berharap suasana akademik menjadi lebih sehat, adil, dan transparan.