Deli Serdang, 7 Agustus 2025 — Dalam upaya menguatkan budaya literasi di tengah derasnya arus digitalisasi, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) bersama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa: Penguatan Budaya Baca dan Literasi untuk Indonesia Maju.”
Deli Serdang, 7 Agustus 2025 — Dalam lanskap dunia yang terus bergerak menuju era digital dan disrupsi informasi, penguatan literasi menjadi pondasi utama dalam membangun masyarakat yang berpengetahuan dan berdaya saing. Dengan semangat tersebut, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang bersinergi menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa: Penguatan Budaya Baca dan Literasi untuk Indonesia Maju.”
Kegiatan ini menghadirkan berbagai elemen penting bangsa — mulai dari unsur pemerintah pusat dan daerah, pegiat literasi, akademisi, hingga tokoh masyarakat — dalam satu ruang kolaborasi strategis yang bertujuan menumbuhkan ekosistem literasi yang inklusif, berkelanjutan, dan adaptif terhadap tantangan zaman.
Salah satu narasumber utama dalam kegiatan bergengsi ini adalah Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., yang menyampaikan pemaparan ilmiah sekaligus reflektif dengan tema, “Upaya Membangun Masyarakat Berpengetahuan dan Literat: Program Pembudayaan Kegemaran Membaca dan Literasi Kabupaten Deli Serdang.”
Dalam orasinya yang menggugah, Prof. Syukri Albani menegaskan bahwa literasi bukan semata-mata kemampuan teknis membaca dan menulis, melainkan suatu jalan panjang menuju kematangan berpikir, pemurnian akhlak, dan pembentukan peradaban. Menurut beliau, dalam konteks masyarakat digital, literasi harus mampu melampaui teks dan menjangkau pemahaman yang lebih dalam — yakni menjadi sarana emansipasi diri dan pemberdayaan umat.
“Literasi adalah jantung dari pendidikan, dan pendidikan yang tercerahkan hanya akan lahir dari masyarakat yang mencintai bacaan. Di FEBI UIN Sumatera Utara, kami memandang literasi sebagai ruh yang menyatu dalam setiap proses akademik, sosial, dan spiritual mahasiswa. Melalui literasi yang hidup, kami ingin mencetak generasi pemimpin Muslim yang tak hanya cerdas dan kompeten, tapi juga visioner, reflektif, dan humanis,” tegas beliau.
Partisipasi FEBI UIN Sumatera Utara dalam forum ini menjadi bukti konkret komitmen institusi pendidikan tinggi Islam dalam mengutamakan budaya literasi sebagai instrumen transformasi sosial. Fakultas ini memandang literasi sebagai kekuatan kunci dalam menjembatani antara ilmu pengetahuan, nilai-nilai Islam, dan kebutuhan nyata masyarakat. Melalui program-program pengembangan literasi berbasis kampus, FEBI terus mendorong mahasiswa untuk menjadi pelopor perubahan dan produsen gagasan yang relevan bagi umat dan bangsa.
Tak hanya menjadi ruang dialog, kegiatan ini turut membuka cakrawala kolaborasi antara lembaga pendidikan tinggi, pemerintah, dan institusi literasi nasional untuk merancang strategi bersama dalam menciptakan masyarakat yang berpikir kritis, komunikatif, dan partisipatif dalam kehidupan berbangsa.
Di tengah terpaan gempuran informasi digital yang kian kompleks, kegiatan ini hadir sebagai mercusuar harapan — bahwa bangsa yang literat adalah bangsa yang bermartabat. Dan di tengah cita-cita besar itu, FEBI UIN Sumatera Utara berdiri sebagai garda terdepan dalam melahirkan generasi literat yang siap menyongsong masa depan Islam yang berkeadaban dan Indonesia yang maju.


