Binjai & Medan, 1 Oktober 2025 – Awal Oktober 2025 ditandai dengan sebuah langkah bersejarah yang penuh makna. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara bersama berbagai mitra strategis menggelar kolaborasi pensertifikasian halal dapur MBG yang tersebar di lima dapur Kota Binjai dan satu dapur di Kota Medan. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa halal-thayyib bukan sekadar jargon, tetapi sebuah komitmen bersama untuk membangun ekosistem kuliner yang higienis, profesional, dan penuh keberkahan.
Pemilik MBG, M. Ardian, yang juga pengusaha muda HIPMI, menyampaikan rasa syukurnya atas inisiatif ini. “Sertifikasi halal bukan hanya syarat usaha, tapi juga bentuk tanggung jawab kepada Allah dan konsumen. MBG ingin memastikan setiap sajian yang keluar dari dapur kami menjadi makanan yang halal, higienis, dan penuh keberkahan,” ujarnya penuh keyakinan.
Dari ranah akademik, Dr. Sugianto, M.A. selaku perwakilan Halal Center UIN Sumatera Utara menegaskan, “Halal bukan sekadar label, tetapi nilai yang menyatukan spiritualitas dan profesionalitas. Dengan sertifikasi ini, kita sedang menghidupkan budaya halal-thayyib dalam kehidupan sehari-hari.”
Senada dengan itu, dukungan penuh juga datang dari Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sumatera Utara. Dr. Kaswinata, M.SP. menuturkan, “Industri halal adalah pintu masa depan ekonomi umat. Apa yang kita lakukan hari ini adalah langkah kecil, namun Insya Allah menjadi bagian dari kebangkitan ekonomi syariah di Sumatera Utara.” Sementara Dr. Yusron, M.Si. menambahkan, “Halal itu gaya hidup, bukan sekadar aturan. Mari jadikan sertifikasi halal sebagai standar hidup, agar setiap aktivitas ekonomi kita penuh keberkahan.”
Dari Hadesya, Dr. Olivia mengingatkan bahwa, “Halal-thayyib adalah harmoni antara kesehatan, kebersihan, dan keberkahan. Inovasi dapur halal bukan hanya soal rasa, tetapi tentang nilai yang melekat pada setiap sajian.” Sedangkan Dr. Hendra Ibrahim menekankan sisi spiritualnya: “Ketika dapur kita bersih dan halal, maka makanan yang sampai di meja konsumen pun menjadi doa kebaikan. Itulah esensi halal-thayyib yang sesungguhnya.”
Keterlibatan FEBI UIN Sumatera Utara semakin memperkuat nilai akademik kegiatan ini. Prof. Dr. Andri Soemitra, M.A., Ketua Prodi S3 Ekonomi Syariah, menyampaikan pesan mendalam: “Sertifikasi halal bukan akhir, tetapi awal peradaban baru. Dari dapur sederhana, kita sedang menulis sejarah besar tentang peradaban ekonomi Islam yang berakar kuat di masyarakat.” Dr. Yusrizal, M.Si. turut menambahkan, “Mahasiswa doktoral kami belajar bahwa ekonomi syariah itu harus nyata. Inilah implementasi langsung: menjadikan halal-thayyib sebagai solusi ekonomi sekaligus amal jariyah.”
Dari Program Magister, Dr. Muhammad Lathief Ilhamy Nasution, M.E.I. menegaskan pentingnya integrasi ilmu dan praktik. “Ekonomi syariah tanpa praktik halal hanyalah teori. Sertifikasi halal adalah wujud nyata integrasi ilmu, iman, dan amal di dunia usaha,” tuturnya. Sementara Dr. Nurlaila, S.E., M.A., CMA., CAPF., CIBA., CERA. menggarisbawahi aspek akuntabilitas: “Transparansi dan akuntabilitas bisnis halal adalah kunci kepercayaan. Sertifikasi halal harus kita jaga dengan sistem yang profesional dan bertanggung jawab.”
Tak kalah penting, semangat masyarakat lokal juga turut hadir melalui Sugi Hartati, Penggerak Kampung Tahu Binjai, yang menuturkan, “Dari kampung kecil seperti Binjai, kita bisa memberi dampak besar. Dengan halal-thayyib, bukan hanya produk yang naik kelas, tapi juga martabat masyarakat kita.”
Kegiatan kolaboratif ini ditutup dengan suasana optimis, penuh doa, dan keyakinan bersama. Seluruh pihak sepakat bahwa pensertifikasian halal dapur MBG bukan hanya tentang standar industri, tetapi tentang melahirkan gerakan peradaban baru. Dari dapur sederhana di Binjai dan Medan, sebuah harapan besar lahir—bahwa kuliner halal-thayyib akan menjadi wajah baru ekonomi syariah Indonesia, yang berdaya saing, bermartabat, dan diberkahi Allah SWT.