Padang, 30 September – 4 Oktober 2025 — Sorotan lampu, tepuk tangan, dan lantunan suara yang menggema di Aula UIN Imam Bonjol Padang menjadi saksi bagaimana UIN Sumatera Utara kembali mengukir prestasi membanggakan di panggung internasional. Melalui ajang 3rd SEIBA International Festival 2025, universitas yang dikenal dengan semangat Islamic excellence and cultural harmony ini berhasil menorehkan sejarah baru: meraih tiga Platinum Medal sekaligus — penghargaan tertinggi dalam ajang seni lintas budaya bergengsi tingkat Asia Tenggara.
Festival yang mengusung tema “Diversity of Nusantara Cultures: Unity in Creativity” ini diikuti oleh 21 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia serta delegasi internasional dari Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Filipina. UIN Sumatera Utara tampil menonjol lewat kekuatan ekspresi, kedalaman makna, dan harmoni spiritual yang dibalut dalam tiga kategori unggulan: Pop Solo Performance, Puisi, dan Monolog.
Mahasiswa berbakat Muhammad Arief Rahmadiansyah Purba memukau juri lewat vokal lembut namun bertenaga dalam kategori Pop Solo Performance. Ia kemudian tampil dalam momen penutupan berduet dengan Miss Khairat, finalis Kontes Dangdut Indonesia (KDI) 2015 asal Padang, membawakan lagu “Sabda Cinta” yang menutup festival dengan gemuruh tepuk tangan panjang.
Di sisi lain, Rahman Attiyah Pohan menyalakan semesta puisi dengan kata-kata yang menusuk rasa, membawa nuansa keislaman yang damai, teduh, dan penuh refleksi. Sedangkan tim Ahmad Gunawan Munthe menghadirkan monolog dengan performa teatrikal yang tajam, memadukan kritik sosial, humor, dan pesan moral dalam satu napas.
Suasana penutupan pada Sabtu malam, 4 Oktober 2025, benar-benar magis. Sorot lampu, senyum para peserta, dan lantunan musik lintas budaya menjadikan malam itu simbol nyata dari unity in diversity.
Rektor UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. Hj. Nurhayati, M.Ag., menyampaikan apresiasi mendalam atas prestasi luar biasa ini.
“Mahasiswa kita bukan hanya menampilkan karya seni, tetapi menyampaikan pesan damai Islam melalui kreativitas. Saya bangga, karena UIN Sumatera Utara tidak hanya bicara akademik, tetapi juga nilai kemanusiaan dan peradaban,” tutur beliau dengan penuh kebanggaan.
Rektor menambahkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras, disiplin, dan doa seluruh anggota kontingen.
“Terima kasih kepada para pendamping, dosen, dan mahasiswa yang menjaga semangat selama festival. Ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi dan keikhlasan bisa melahirkan hasil terbaik,” ujarnya.
Kegiatan yang disponsori oleh The Japan Foundation ini juga menampilkan kolaborasi lintas negara dalam bentuk tari tradisional, musik, film budaya, dan pameran seni. Interaksi antarpeserta memperlihatkan wajah Islam Indonesia yang ramah dan terbuka terhadap dunia.
Sementara itu, Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd., dalam sambutannya menegaskan makna mendalam di balik festival ini.
“SEIBA bukan sekadar festival, tapi ruang spiritual yang menghubungkan hati-hati dari bangsa yang berbeda. Kita tidak sedang menonton seni, kita sedang merayakan kemanusiaan,” ungkapnya. Beliau juga memastikan bahwa tahun depan SEIBA akan kembali hadir dengan jangkauan yang lebih luas dan partisipasi internasional yang lebih besar.
Kontingen UIN Sumatera Utara sendiri dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Katimin, M.A., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Dr. Tohar Bayoangin, M.Ag., Kepala Biro AAKK, dengan dukungan penuh dari tim pendamping lintas fakultas, di antaranya: Prof. Dr. Achyar Zein, M.Ag.; Dr. Irwansyah, M.H.; Dr. Nurul Huda Prasetiya, M.A.; Dr. Muhammad Rifa’i, M.Pd.; M. Yoserizal Saragih, S.Ag., M.I.Kom.; Dr. Anang Anas Azhar, M.A.; dan Dr. Uqbatul Khoir Rambe, M.A. Mereka hadir bukan sekadar sebagai pendamping, tetapi juga sebagai mentor, penyemangat, dan “rumah” bagi mahasiswa di perantauan.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., turut menyampaikan pesan inspiratif yang menggetarkan hati:
“Prestasi seni ini mengajarkan kita bahwa dakwah tidak selalu di atas mimbar, tapi juga bisa melalui nada, kata, dan gerak. Ketika mahasiswa tampil di panggung dunia membawa nilai Islam yang indah dan santun, mereka sedang berdakwah dengan seni. Itu dakwah yang hidup.”
Beliau menambahkan bahwa pencapaian ini adalah momentum untuk memperkuat karakter mahasiswa FEBI dan seluruh civitas UIN Sumatera Utara agar terus menyalakan cahaya kreativitas yang berlandaskan spiritualitas.
“Kita tidak hanya ingin dikenal karena prestasi akademik, tetapi juga karena nilai kemanusiaan yang kita bawa dalam setiap karya,” imbuhnya.
Festival ini menjadi bukti nyata bahwa UIN Sumatera Utara bukan hanya menanamkan ilmu, tetapi juga menumbuhkan harmoni. Dari Padang, semangat mahasiswa UIN Sumatera Utara bergema hingga ke penjuru Nusantara: bahwa seni, budaya, dan iman bisa berpadu menjadi bahasa universal untuk membangun perdamaian.
Dan dari panggung SEIBA 2025, UIN Sumatera Utara telah membuktikan — bahwa nilai Islam yang damai dan inklusif bisa bersinar seindah musik, serapuh puisi, dan sekuat keyakinan.
✍️ Ditulis oleh: Fachrul Riza, M.K.M.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam – Universitas Islam Negeri Sumatera Utara