Spesial Webinar HUT PAB Sumatera Utara Ke-69: Dekan FEBI Hadirkan Solusi Inspiratif Hadapi Tantangan Dekadensi Moral Generasi Bangsa!

Medan, Sumatera Utara – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Perkumpulan Amal Bakti (PAB) Sumatera Utara yang ke-69, digelar webinar bertajuk “Penguatan Akhlak Pelajar dalam Mengantisipasi Dekadensi Moral” pada Senin, 06 Januari 2025. Kegiatan yang berlangsung secara daring ini menghadirkan dua narasumber utama: Prof. Dr. H. M. Syukri Albani Nasution, M.A. (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara dan Guru Besar UIN Sumatera Utara) serta Kombes Pol. Gideon Arif Setiawan, S.IK., M.Hum. (Kapolrestabes Medan). Acara ini berlangsung dari pukul 07.30 hingga 11.45 WIB dan diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari guru, siswa, hingga praktisi pendidikan.

Pembukaan oleh Pimpinan Umum PAB Sumatera Utara

Pada sesi pembukaan, Drs. Adiwiharto, S.E., M.M., Pimpinan Umum PAB Sumatera Utara, menyampaikan pentingnya membangun generasi yang berakhlak mulia di tengah derasnya arus globalisasi. “Dekadensi moral yang kita hadapi hari ini harus menjadi perhatian serius. Webinar ini diharapkan mampu memberikan pencerahan dan solusi konkret untuk memperkuat akhlak generasi muda kita,” ungkapnya.

Sorotan Prof. Syukri: Tantangan Moral di Era Digital

Dalam sesi pertama, Prof. Dr. Syukri Albani menyampaikan materi dengan gaya yang penuh wawasan dan reflektif. Ia mengangkat isu terkini terkait perubahan perilaku generasi muda akibat kemajuan teknologi. “Kalau dulu orang tua resah karena anaknya terlalu lama di luar rumah, sekarang resah karena anaknya tidak keluar-keluar dari kamar. Hal ini erat kaitannya dengan cyber crime, judi online, dan aktivitas negatif lainnya di dunia maya,” ujarnya.

Saat menjawab pertanyaan Satria Wiraprana, S.Pd., M.Pd., Kepala MTs I PAB Helvetia, tentang langkah-langkah untuk mencegah dekadensi moral, Prof. Syukri menekankan pentingnya pendekatan spiritual. “Bagi saya, tidak ada usaha yang sempurna tanpa memohon pertolongan kepada Allah melalui doa. Selain itu, kita harus beralih dari sikap menggurui menjadi mengayomi. Hidupkan sikap inklusifisme, di mana anak merasa didukung, bukan dihakimi,” jelasnya.

Pesan untuk Guru: Peran Keteladanan dan Sikap Inklusif

Hasanuddin Munthe, salah satu peserta, bertanya tentang pesan bagi para guru untuk memperbaiki moral siswa tanpa hanya fokus pada aspek kognitif. Prof. Syukri menjawab dengan analogi inspiratif dari kisah Nabi Musa. “Belajarlah dari doa Nabi Musa saat menghadapi Fir’aun. Keteladanan guru menjadi kunci utama. Sikap kita, mulai dari cara berpakaian hingga perilaku sehari-hari, harus menjadi contoh yang baik bagi murid. Jangan hanya fokus pada prestasi numerik seperti ranking. Sebaliknya, bangun kepercayaan diri setiap anak agar mereka merasa dihargai dan mampu berkembang,” ungkapnya.

Prof. Syukri juga mengingatkan bahwa pendidikan karakter tidak cukup dengan teori, tetapi harus dimulai dari hal-hal sederhana. “Misalnya, saat menghadiri orang yang berduka, jangan banyak bertanya. Datanglah untuk menghibur. Ini adalah contoh kecil adab yang harus diajarkan kepada anak-anak kita,” katanya.

Strategi Mengatasi Perundungan di Sekolah

Menanggapi pertanyaan Drs. Adiwiharto tentang cara menghindari perundungan di sekolah, Prof. Syukri menjelaskan pentingnya mengajarkan adab sejak dini. “Ajarkan anak-anak untuk menghormati perbedaan dan memahami empati. Nasihat yang sederhana namun tulus dari hati akan membekas lebih dalam daripada sekadar aturan formal. Guru juga harus berperan aktif menciptakan lingkungan inklusif yang bebas dari diskriminasi,” terangnya.

Pentingnya Muhasabah Diri

Dalam sesi tanya jawab terakhir, moderator Drs. Harmein Sarbaini, M.Pd., menanyakan pentingnya muhasabah diri untuk generasi muda. Prof. Syukri menjawab dengan tegas bahwa muhasabah adalah fondasi utama dalam membangun karakter. “Muhasabah bukan hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk kita sebagai guru. Kuatkan peran kita sebagai teladan. Jadilah pribadi yang tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga nilai-nilai kehidupan,” pesannya.

Penutup yang Inspiratif

Webinar ini diakhiri dengan antusiasme para peserta yang merasa mendapat banyak pencerahan. Kombes Pol. Gideon Arif Setiawan juga menambahkan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan dan pihak kepolisian dalam menjaga moral generasi muda. “Kami di kepolisian siap mendukung setiap program yang bertujuan untuk memperkuat karakter anak bangsa. Kolaborasi lintas sektor adalah jalan terbaik untuk menghadapi tantangan moral di era modern ini,” tuturnya.

Sebagai penutup, Drs. Adiwiharto menyampaikan rasa syukurnya atas kesuksesan acara ini dan berharap webinar ini dapat menjadi langkah awal dalam membangun generasi muda yang lebih berakhlak mulia. “Semoga momentum ini menjadi awal kebangkitan moral di tengah tantangan zaman,” tuturnya. Dengan semangat kebersamaan, webinar ini menjadi bukti nyata dedikasi PAB Sumatera Utara selama 69 tahun dalam mencetak generasi unggul yang berbudi pekerti luhur.