Workshop Series #1: Upgrading Critical & Creative Thinking Mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara!

Mengasah Kritis dan Kreativitas: Seri Perdana Soft Skills Upgrading Workshop FEBI UIN Sumatera Utara

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara menggelar kegiatan inspiratif bertajuk Soft Skills Upgrading Workshop: Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreativitas, pada Jumat (22/9/2023). Workshop ini merupakan seri pertama dari rangkaian kegiatan pengembangan soft skills dalam menghadapi tantangan Era Society 5.0, sebuah era di mana integrasi teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan menjadi elemen penting. Menggunakan format hybrid, acara ini berlangsung di Aula FEBI UIN Sumatera Utara Kampus II Pancing dan juga disiarkan melalui Zoom Meeting, menjangkau lebih dari 200 peserta dari berbagai kalangan.

Pentingnya Keterampilan di Era Society 5.0

Dalam sambutannya, Dekan FEBI UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. H. M. Syukri Albani Nasution, M.A., menyoroti esensi berpikir kritis dan kreativitas sebagai keterampilan utama yang harus dimiliki oleh generasi muda. “Era Society 5.0 adalah era yang mengintegrasikan kecerdasan buatan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi kita semua, khususnya mahasiswa, untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas sebagai dasar membangun solusi inovatif yang tetap memprioritaskan nilai-nilai etika,” ujar Prof. Syukri.

Ia juga menekankan pentingnya kerja keras, kerja sama, dan kerja cerdas dalam mengoptimalkan potensi individu dan kelompok. “FEBI berkomitmen menjadi garda depan dalam melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga unggul dalam soft skills,” tambahnya.

Sesi Interaktif Bersama Trainer Nasional

Acara ini menghadirkan Wahyudi, S.Pd.I., M.M., CHT., CNLP, seorang trainer nasional yang dikenal luas atas keahliannya dalam pengembangan diri dan soft skills. Dalam sesinya, Wahyudi memaparkan bahwa kemampuan berpikir kritis bukan hanya tentang memahami informasi, tetapi juga menganalisisnya untuk menciptakan solusi kreatif.

“Kreativitas adalah hasil dari keberanian untuk bertanya dan mengeksplorasi kemungkinan baru. Dengan pola pikir yang kritis, kita tidak hanya mampu melihat peluang, tetapi juga menciptakannya,” ujar Wahyudi. Melalui sesi simulasi dan diskusi interaktif, peserta diajak mempraktikkan bagaimana berpikir kritis dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan sehari-hari. Wahyudi juga membagikan tips dan strategi agar kreativitas terus tumbuh meski di tengah tekanan dan rutinitas.

Dukungan Penuh Panitia

Ketua panitia, Dr. Kamilah, S.E., Ak., M.Si., CA, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini. “Workshop ini adalah langkah awal dari serangkaian upaya kami untuk memberikan ruang bagi mahasiswa mengembangkan potensi mereka di luar aspek akademik. Kami berharap kegiatan ini mampu memotivasi peserta untuk terus mengasah kemampuan mereka dan siap menghadapi era yang penuh tantangan,” ungkapnya.

Dr. Kamilah juga menegaskan bahwa seri-seri berikutnya akan menghadirkan tema-tema relevan yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga memberikan bekal praktis bagi mahasiswa untuk berkontribusi di masyarakat.

Antusiasme Peserta

Workshop ini mendapatkan sambutan hangat dari peserta yang hadir secara langsung maupun daring. Beberapa peserta mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan wawasan baru dan membuka pola pikir mereka tentang pentingnya berpikir kritis dan kreatif. Salah seorang peserta, mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara, menyatakan, “Sesi ini sangat membantu saya memahami bahwa kreativitas tidak hanya tentang ide baru, tetapi juga bagaimana menerapkan ide tersebut untuk menyelesaikan masalah.”

Komitmen FEBI untuk Generasi Unggul

Dengan keberhasilan seri perdana ini, FEBI UIN Sumatera Utara menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung pengembangan mahasiswa agar memiliki keterampilan yang relevan di Era Society 5.0. Workshop ini bukan hanya sekadar kegiatan pengembangan diri, tetapi juga menjadi medium untuk menginspirasi mahasiswa dan masyarakat dalam menghadapi tantangan masa depan.

FEBI UIN Sumatera Utara berkomitmen untuk menjadikan soft skills upgrading sebagai bagian integral dari upaya mencetak generasi yang cerdas, kreatif, dan berdaya saing tinggi di tingkat global.

Seminar Nasional Pengendalian Konsumsi Rokok di Lingkungan Kampus

SEMINAR NASIONAL Pengendalian Konsumsi Rokok di Lingkungan Kampus yang bertemakan “Ancaman Content Marketing Rokok terhadap Gaya Hidup Mahasiswa” yang dilaksanakan pada Kamis, 21 Desember 2023 via zoom meeting telah terlaksana.

Rektor yang diwakili oleh Wakil Rektor I UIN Sumatera Utara Medan; Bapak Prof. Dr. H. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag dalam penyampaiannya menyebutkan bahwa melalui kegiatan seminar nasional ini dapat dibuat sebuah rekomendasi ke Rektor terkait Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di kampus kita, UIN Sumatera Utara Medan. Apakah kita sediakan tempat khusus untuk orang yang merokok atau menetapkan lingkungan dan atau tempat yang tidak boleh merokok. Wakil Rektor I UIN Sumatera Utara Medan juga mengucapkan selamat dan sukses kepada Peneliti yakni Ibu Dr. Juliana Nasution, M.E, Ibu Maryam Batubara, M.A, Ph.D, dan Bapak Muhammad Idris Nasution, M.E. dan semoga Allah memberkahi atas terlaksananya kegiatan ini, semoga KTR benar-benar terlaksana, tidak hanya seremoni saja.

Kegiatan ini dihadiri oleh Narasumber-Narasumber yang luar biasa, yakni Ibu Elisabeth Juniarti Perangin Angin, S.H selaku perwakilan dari Lembaga Pusaka Indonesia; Ibu Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes yang diwakili oleh Bapak dr. Benget Saragih Turnip, M.Epid selaku perwakilan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; Bapak Dr. Ihsan Abdillah, S.E, M.E selaku Kepala Lembaga Demografi FEB Universitas Indonesia; Bapak Putra Apriadi Siregar, S.K.M, M.Kes selaku Aktivis Anti Rokok Kota Medan; dan Ibu Dr. Juliana Nasution, M.E selaku Ketua Tim Peneliti ITCRN 2023 sekaligus seorang Dosen di FEBI UIN SU Medan.

Ibu Elisabeth selaku Narasumber menyampaikan bahwa implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) bermanfaat untuk mengubah perilaku masyarakat dari yang sebelumnya tidak sehat menjadi lebih sehat, meningkatkan produktivitas kerja yang lebih optimal, menurunkan angka orang yang terkena penyakit akibat Asap Rokok Orang Lain (AROL), mencegah perokok pemula, dan mewujudkan kualitas udara yang lebih sehat serta bersih dan terbebas dari asap rokok.

dr. Benget selaku Narasumber menyebutkan bahwa kampus sebagai tempat proses belajar mengajar, dapat menerbitkan regulasi untuk memperkuat penerapan KTR di lingkungan kampus. Selain itu, kampus juga seharusnya dapat menjadi teladan dalam penerapan KTR, menolak sponsorship apapun itu yang berkaitan dengan produk rokok dalam berbagai kegiatan akademik, kemahasiswaan, dan lain sebagainya. Peran aktif kampus dalam mengedukasi dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat tentang KTR serta melakukan monitoring dan evaluasi penerapan KTR di lingkungan kampus dengan membentuk satgas KTR kampus juga merupakan cara untuk menekan dan mengendalikan aktivitas merokok di lingkungan kampus dan KTR dapat benar-benar diimplementasikan baik dan optimal.

Bapak Ihsan Abdillah selaku Narasumber menyampaikan materi perihal Urgensi dan Strategi Implementasi Kebijakan KTR dan Pembangunan SDM Menuju Indonesia Emas 2045. Penerapan KTR dapat mewujudkan masyarakat yang sehat dan masyarakat yang sehat lebih produktif daripada yang sakit-sakitan, masyarakat yang sehat tidak meningkatkan biaya pengobatan, masyarakat yang sehat lebih bahagia daripada yang sakit-sakitan, dan yang paling penting adalah masyarakat yang sehat merupakan pondasi untuk kualitas sumber daya manusia yang lebih tangguh.

Bapak Putra Apriadi selaku Narasumber menyebutkan bahwa tantangan kita sekarang adalah industri rokok sering sekali menginvestasikan banyak sumber daya dalam branding dan iklan yang dirancang untuk menarik perhatian mahasiswa, dan kampanye iklan sering kali menampilkan gaya hidup yang diinginkan dan menciptakan citra seolah-olah merokok adalah bagian dari pengalaman terbaik bagi mahasiswa, sehingga warga kampus dalam hal ini seorang mahasiswa tertarik untuk mulai merokok dan atau tetap bertahan pada habbit merokoknya.

Ibu Juliana selaku Narasumber menguatkan bahwa Kawasan Tanpa Rokok (KTR) akan terlaksana secara optimal apabila kebijakan pelarangan total iklan dan promosi rokok mencakup pengendalian content marketing di media sosial menjadi isu utama yang wajib diimplementasikan. Pemerintah dan legislatif juga perlu segera memperbaharui peraturannya. Kementerian Informasi dan Komunikasi RI disarankan untuk menangani dan mengorganisir konten marketing rokok yang lebih kreatif saat ini dapat saja dilakukan dengan pembatasan akses terhadap usia tertentu, waktu tertentu, atau pemblokiran konten-konten tertentu terkait rokok. Ibu Juliana juga merekomendasikan bahwa kampus dapat melahirkan kebijakan terkait pembatasan rokok. Sebab, hasil penelitian Seo, et al. (2011) terhadap tiga ribuan mahasiswa memiliki kesimpulan bahwa implementasi kebijakan kampus bebas asap rokok dapat menjadi intervensi yang efektif untuk mengurangi penggunaan tembakau di kalangan mahasiswa.

Penulis dan Editor: Fachrul Riza, S.K.M

Penandatanganan Pakta Integritas Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

Penandatanganan Pakta Integritas Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Lingkungan UIN Sumatera Utara Medan dan Diseminasi Hasil Penelitian Terhadap Mahasiswa Perokok di Kota Medan; Kamis, 07 Desember 2023 di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara Medan Kampus II Pancing telah terlaksana.

Rektor yang diwakili oleh Wakil Rektor I UIN Sumatera Utara Medan; Bapak Prof. Dr. H. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag dalam penyampaiannya menyebutkan bahwa Kebijakan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Lingkungan UIN Sumatera Utara Medan telah ada dan sudah lama, namun dalam realisasi dan optimalisasinya belum sempurna. Maka dari itu, harapannya dengan adanya kegiatan ini semoga dapat mendorong kebijakan yang sudah diberlakukan dapat benar-benar terealisasikan dengan sempurna dan optimal.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara Medan; Bapak Prof. Dr. H. M. Syukri Albani Nasution, M.A dalam sambutannya mengucapkan selamat dan sukses kepada Peneliti yakni Ibu Dr. Juliana Nasution, M.E, Ibu Maryam Batubara, M.A, Ph.D, dan Bapak Muhammad Idris Nasution, M.E. dan semoga Allah memberkahi atas terlaksananya kegiatan ini, Insya Allah realisasi dan penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) menjadi ikon kawasan sehat di Sumatera Utara.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua Unit Penjamin Mutu (UPM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara Medan; Bapak Dr. Muhammad Syahbudi, M.A dan turut mendukung penuh terealisasinya Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Lingkungan UIN Sumatera Utara Medan. “Semoga kegiatan ini menjadi tolak ukur dan acuan bagi para konsumen rokok baik itu Pegawai, Dosen, maupun Mahasiswa, untuk mengendalikan perilaku konsumtifnya terhadap rokok selama berada di lingkungan kampus, agar kampus menjadi lebih asri dan terbebas dari asap maupun puntung rokok,” tukasnya.

Walikota Medan serta Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan yang diwakili oleh Bapak Muhammad Irfan, S.K.M, M.K.M dan Ibu Elisabeth Juniarti Perangin Angin, S.H sebagai perwakilan dari Lembaga Pusaka Indonesia menyampaikan bahwa universitas sebagai tempat melahirkan pemimpin cerdas dan kritis telah banyak menghasilkan kajian tentang dampak buruk rokok bagi kesehatan, penetapan serta penegakan kampus sebagai KTR diyakini dapat menekan jumlah konsumsi rokok  mahasiswa dan dosen minimal di lingkungan sekolah, dan penetapan Universitas sebagai KTR harus diikuti dengan pembentukan Tim Pemantau/Satgas KTR satu wilayah.

Sebagai bahan rekomendasi, universitas harus berperan serta dalam menekan dampak buruk rokok, salah satunya adalah menetapkan wilayahnya sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR), mahasiswa sebagai agen perubahan harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang dampak buruk rokok terhadap kesehatan, baik bagi si perokok maupun bagi orang yang ada di sekitar perokok, dan mau menjadi advokator muda bagi keluarga dan teman sebaya. Perlu juga dilakukan training kepada petugas atau Tim Satgas Peraturan Daerah tentang KTR, sehingga mereka memiliki pengetahuan, pemahaman yang benar terkait isu KTR dan memiliki kepercayaan diri dalam menegur orang yang merokok di wilayah KTR.