Kerukunan Itu Gak Ribet, Bro! FKUB Kota Medan & UIN Sumatera Utara Ajak Gen Z SMA Tanamkan Nilai Kerukunan di Tengah Keberagaman

Medan, 3 Oktober 2025 — Narasi kerukunan harus terus disuarakan secara inklusif, dan kali ini semangat itu hadir di SMA Negeri 2 Medan. Dalam kegiatan penyuluhan nilai-nilai kerukunan yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan, ratusan siswa diajak untuk memahami bahwa harmoni dan saling menghargai bukan sekadar teori, tetapi napas kehidupan bangsa yang majemuk.

Kegiatan ini menghadirkan dua tokoh inspiratif yang punya pandangan segar tentang kerukunan di era digital: Muhammad Yasir Tanjung, S.Pd.I., Ketua FKUB Kota Medan, dan Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., Wakil Bendahara FKUB Kota Medan sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara.

Dalam sambutannya, Muhammad Yasir Tanjung menegaskan bahwa kerukunan bukanlah konsep yang hanya layak dibahas di forum formal. Justru, katanya, ia harus dihidupkan di ruang-ruang yang dekat dengan generasi muda.

Kerukunan itu bukan hanya tanggung jawab orang tua atau tokoh agama. Kalian, anak-anak SMA hari ini, adalah penggeraknya. Di tengah derasnya arus informasi dan perbedaan, kalianlah yang menentukan warna masa depan Indonesia,” ujarnya penuh semangat.

Beliau juga menyoroti tantangan Gen Z yang hidup dalam dunia digital yang serba cepat dan penuh perbedaan pandangan.

Kerukunan itu sensitif di kalangan kalian, tapi juga paling berharga. Di media sosial, satu kata bisa menyulut perpecahan, tapi juga bisa menyalakan harapan. Pilihlah jadi pembawa cahaya,” tambahnya.

Suasana aula SMA Negeri 2 Medan pun terasa hidup. Para siswa mendengarkan dengan antusias, sesekali mengangguk, dan beberapa bahkan mencatat kalimat yang terasa “menampar lembut” di hati.

Giliran Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A. berbicara, suasana berubah menjadi hangat sekaligus reflektif. Dengan gaya khasnya yang santai namun dalam, ia mengajak siswa memahami makna kerukunan lewat contoh yang sangat membumi:

Sekarang ini, lucunya, banyak yang lebih cepat komentar daripada memahami. Kadang belum tahu masalahnya, udah ikut panas. Nah, di situlah pentingnya moderasi — bukan cuma soal agama, tapi juga cara berpikir. Kalau kita bisa menahan jempol sebelum nge-judge orang, itu juga bentuk kerukunan.

Tawa kecil dan tepuk tangan panjang langsung memenuhi ruangan. Pesan itu sederhana, tapi membekas.

Dalam sesi diskusi, beberapa siswa menyampaikan pandangan mereka tentang makna toleransi di lingkungan sekolah. Seorang siswi mengaku kegiatan ini membuatnya sadar bahwa kerukunan tidak berhenti pada slogan.

Kadang di sekolah aja, perbedaan kelompok atau cara berpikir bisa bikin renggang. Tapi setelah acara ini, saya sadar — kerukunan itu bukan soal setuju atau nggak setuju, tapi cara kita menghargai perbedaan.

Penyuluhan ini berlangsung dalam suasana hangat, penuh dialog dua arah. Tidak ada jarak antara narasumber dan peserta. Justru, semangat kebersamaan terasa kental di setiap percakapan.

Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa Indonesia yang beragam ini membutuhkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga dewasa dalam menyikapi perbedaan. Seperti yang disampaikan oleh Prof. Syukri Albani,

Kalau kalian bisa hidup rukun di sekolah, menghormati teman yang berbeda agama, pendapat, atau latar belakang, itu sudah bagian dari menjaga Indonesia. Kerukunan itu sederhana, tapi butuh hati yang besar.

Menutup kegiatan, Muhammad Yasir Tanjung mengajak seluruh siswa untuk terus menyalakan semangat persaudaraan dalam setiap tindakan kecil.

Semoga ke depan, kerukunan dan kemampuan mengakselerasi keragaman di bumi Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika benar-benar jadi simbol persatuan bangsa ini. Karena kalianlah masa depan itu.

Dan dari wajah-wajah siswa yang berseri pagi itu, tampak jelas: masa depan Indonesia masih punya harapan yang terang.

Narasi ini ditulis oleh Fachrul Riza, M.K.M., dengan semangat yang sama seperti pesan hari itu — bahwa kerukunan bukan sesuatu yang diajarkan semata, tapi diwariskan lewat teladan, empati, dan keberanian untuk saling memahami.

Seminar Interaktif, MOA, dan Hari Kesaktian Pancasila: FEBI UIN Sumatera Utara & YPP Jihadul Ilmi Hadirkan Kolaborasi Inspiratif!

Medan, 1 Oktober 2025 – SMA Swasta Al-Ulum Medan hari itu terasa berbeda. Bukan hanya karena peringatan Hari Kesaktian Pancasila, tapi juga karena hadirnya rombongan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara yang menandatangani Memorandum of Agreement (MOA) dengan Yayasan Pendidikan dan Pengabdian (YPP) Jihadul Ilmi.

Acara ini berjalan dengan nuansa sederhana namun penuh kehangatan. Momen penandatanganan kerja sama antara FEBI UIN Sumatera Utara dan YPP Jihadul Ilmi bukan hanya formalitas di atas kertas, tetapi simbol dari tekad bersama untuk melahirkan kolaborasi nyata yang bermanfaat bagi dunia pendidikan. Siswa-siswi SMA Al-Ulum Medan pun terlihat antusias menyaksikan prosesi tersebut, karena merasa langsung menjadi bagian dari sejarah kecil yang kelak berdampak besar.

Usai penandatanganan, kegiatan dilanjutkan dengan seminar interaktif. Topik yang diangkat begitu dekat dengan keseharian siswa: bagaimana menjaga agar nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan hidup di hati generasi muda, khususnya dalam menghadapi derasnya arus digital. Bukan hanya teori, tetapi contoh-contoh konkret yang membuat pesan kebangsaan terasa membumi dan mudah dipahami.

✨ Pesan yang Menyentuh dan Dekat

Dekan FEBI UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., menyampaikan dengan bahasa yang mudah dicerna siswa:“Pancasila itu jangan dianggap sekadar teks di buku. Ia hidup kalau kita jujur saat berteman, adil dalam perlombaan, saling membantu di kelas, dan menghargai guru. Itulah Pancasila versi kalian.”

Sontak suasana jadi lebih cair, siswa tampak manggut-manggut karena merasa dekat dengan contoh yang diberikan.

🤝 Kolaborasi untuk Generasi Z

Perwakilan YPP Jihadul Ilmi juga memberi semangat:“Kerja sama ini kami dedikasikan untuk kalian. Supaya kalian bisa belajar dari kampus, dari para dosen, dan suatu saat nanti siap melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa. Ingat, masa depan Indonesia ada di tangan kalian semua.”

🎤 Suasana Interaktif

Sesi diskusi jadi bagian paling hidup. Siswa-siswa Al-Ulum tak ragu melontarkan pertanyaan, mulai dari “bagaimana cara menjaga nilai Pancasila di era medsos?” sampai “apa yang harus dilakukan biar nggak gampang terpecah hanya karena beda pendapat?”.

Jawaban yang diberikan para narasumber lugas, kadang diselipi canda, membuat suasana terasa akrab. Guru dan siswa sama-sama menikmati, karena pesan kebangsaan disampaikan tanpa menggurui.

🌟 Momen Penutup

Acara ditutup dengan semangat kebersamaan. Para siswa berdiri tegak menyanyikan lagu kebangsaan, sementara guru dan tamu undangan ikut larut dalam suasana syahdu.

Hari itu bukan hanya soal tanda tangan MOA, tapi juga soal menyalakan api semangat Pancasila di dada generasi muda. Dari SMA Al-Ulum Medan, sebuah keyakinan lahir: nilai kebangsaan bisa tetap hidup jika disampaikan dengan cara yang hangat, sederhana, dan membumi.

Kolaborasi Hebat dan Bermakna: FEBI UIN Sumatera Utara Bersama Mitra Strategis Dorong Pensertifikasian Halal Dapur MBG

Binjai & Medan, 1 Oktober 2025 – Awal Oktober 2025 ditandai dengan sebuah langkah bersejarah yang penuh makna. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara bersama berbagai mitra strategis menggelar kolaborasi pensertifikasian halal dapur MBG yang tersebar di lima dapur Kota Binjai dan satu dapur di Kota Medan. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa halal-thayyib bukan sekadar jargon, tetapi sebuah komitmen bersama untuk membangun ekosistem kuliner yang higienis, profesional, dan penuh keberkahan.

Pemilik MBG, M. Ardian, yang juga pengusaha muda HIPMI, menyampaikan rasa syukurnya atas inisiatif ini. “Sertifikasi halal bukan hanya syarat usaha, tapi juga bentuk tanggung jawab kepada Allah dan konsumen. MBG ingin memastikan setiap sajian yang keluar dari dapur kami menjadi makanan yang halal, higienis, dan penuh keberkahan,” ujarnya penuh keyakinan.

Dari ranah akademik, Dr. Sugianto, M.A. selaku perwakilan Halal Center UIN Sumatera Utara menegaskan, “Halal bukan sekadar label, tetapi nilai yang menyatukan spiritualitas dan profesionalitas. Dengan sertifikasi ini, kita sedang menghidupkan budaya halal-thayyib dalam kehidupan sehari-hari.”

Senada dengan itu, dukungan penuh juga datang dari Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sumatera Utara. Dr. Kaswinata, M.SP. menuturkan, “Industri halal adalah pintu masa depan ekonomi umat. Apa yang kita lakukan hari ini adalah langkah kecil, namun Insya Allah menjadi bagian dari kebangkitan ekonomi syariah di Sumatera Utara.” Sementara Dr. Yusron, M.Si. menambahkan, “Halal itu gaya hidup, bukan sekadar aturan. Mari jadikan sertifikasi halal sebagai standar hidup, agar setiap aktivitas ekonomi kita penuh keberkahan.”

Dari Hadesya, Dr. Olivia mengingatkan bahwa, “Halal-thayyib adalah harmoni antara kesehatan, kebersihan, dan keberkahan. Inovasi dapur halal bukan hanya soal rasa, tetapi tentang nilai yang melekat pada setiap sajian.” Sedangkan Dr. Hendra Ibrahim menekankan sisi spiritualnya: “Ketika dapur kita bersih dan halal, maka makanan yang sampai di meja konsumen pun menjadi doa kebaikan. Itulah esensi halal-thayyib yang sesungguhnya.”

Keterlibatan FEBI UIN Sumatera Utara semakin memperkuat nilai akademik kegiatan ini. Prof. Dr. Andri Soemitra, M.A., Ketua Prodi S3 Ekonomi Syariah, menyampaikan pesan mendalam: “Sertifikasi halal bukan akhir, tetapi awal peradaban baru. Dari dapur sederhana, kita sedang menulis sejarah besar tentang peradaban ekonomi Islam yang berakar kuat di masyarakat.” Dr. Yusrizal, M.Si. turut menambahkan, “Mahasiswa doktoral kami belajar bahwa ekonomi syariah itu harus nyata. Inilah implementasi langsung: menjadikan halal-thayyib sebagai solusi ekonomi sekaligus amal jariyah.”

Dari Program Magister, Dr. Muhammad Lathief Ilhamy Nasution, M.E.I. menegaskan pentingnya integrasi ilmu dan praktik. “Ekonomi syariah tanpa praktik halal hanyalah teori. Sertifikasi halal adalah wujud nyata integrasi ilmu, iman, dan amal di dunia usaha,” tuturnya. Sementara Dr. Nurlaila, S.E., M.A., CMA., CAPF., CIBA., CERA. menggarisbawahi aspek akuntabilitas: “Transparansi dan akuntabilitas bisnis halal adalah kunci kepercayaan. Sertifikasi halal harus kita jaga dengan sistem yang profesional dan bertanggung jawab.”

Tak kalah penting, semangat masyarakat lokal juga turut hadir melalui Sugi Hartati, Penggerak Kampung Tahu Binjai, yang menuturkan, “Dari kampung kecil seperti Binjai, kita bisa memberi dampak besar. Dengan halal-thayyib, bukan hanya produk yang naik kelas, tapi juga martabat masyarakat kita.”

Kegiatan kolaboratif ini ditutup dengan suasana optimis, penuh doa, dan keyakinan bersama. Seluruh pihak sepakat bahwa pensertifikasian halal dapur MBG bukan hanya tentang standar industri, tetapi tentang melahirkan gerakan peradaban baru. Dari dapur sederhana di Binjai dan Medan, sebuah harapan besar lahir—bahwa kuliner halal-thayyib akan menjadi wajah baru ekonomi syariah Indonesia, yang berdaya saing, bermartabat, dan diberkahi Allah SWT.

FEBI UINSU dan YPP Jihadul Ilmi Tandatangani MOA untuk Penguatan Pendidikan dan Kolaborasi Akademik

Medan, 1 Oktober 2025

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) resmi menandatangani Memorandum of Agreement (MOA) dengan Yayasan Pendidikan dan Pondok Pesantren (YPP) Jihadul Ilmi serta SMA Swasta Al Ulum pada Rabu, 1 Oktober 2025.

Penandatanganan MOA ini berlangsung di kampus YPP Jihadul Ilmi, dan menjadi momen penting dalam mempererat kerja sama antara lembaga pendidikan tinggi dengan lembaga pendidikan menengah dalam penguatan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Hadir dalam acara tersebut Dekan FEBI UINSU, Prof. Dr. M. Syukri Albani Nst, MA, dan Ketua YPP Jihadul Ilmi, Hj. Nurul Izzah Djamal, MM, selaku pihak yang menandatangani nota kesepahaman. Turut hadir pula para pimpinan yayasan, jajaran guru SMA Swasta Al Ulum, serta dosen dan staf akademik dari FEBI UINSU.

Kerja sama ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari program magang mahasiswa, seminar dan pelatihan bersama, kolaborasi riset, hingga pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pendidikan Islam kontemporer.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. M. Syukri Albani Nst, MA menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari pihak yayasan dan menyatakan komitmennya untuk mengimplementasikan kerja sama ini secara nyata dan berkelanjutan.

“Kami percaya bahwa sinergi antara FEBI UINSU dan YPP Jihadul Ilmi akan membawa manfaat besar bagi kedua belah pihak, terutama dalam membina generasi muda yang unggul secara akademik dan spiritual,” ujar beliau.

Sementara itu, Hj. Nurul Izzah Djamal, MM menyampaikan rasa syukurnya atas terjalinnya kerja sama ini dan berharap MOA ini dapat menjadi pintu masuk untuk berbagai kegiatan produktif ke depan.

“Kami menyambut baik kolaborasi ini. Semoga menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan YPP Jihadul Ilmi, khususnya di SMA Swasta Al Ulum,” ungkapnya.

Acara ditutup dengan sesi foto bersama dan ramah tamah antar kedua institusi sebagai simbol komitmen bersama dalam membangun pendidikan yang berkualitas dan berlandaskan nilai-nilai keislaman.

Studium Generale S1 Akuntansi Syariah: Mahasiswa FEBI Disulut Semangat Jadi Akuntan Kelas Dunia!

Tuntungan, 30 September 2025 – Aula FEBI UIN Sumatera Utara Kampus IV Tuntungan mendadak penuh energi pagi ini. Bukan sekadar kuliah biasa, melainkan Studium Generale yang membawa mahasiswa S1 Akuntansi Syariah terbang jauh ke masa depan, menatap peluang dan tantangan karir di era globalisasi.

Dengan tema “Masa Depan Akuntansi Syariah: Peluang dan Tantangan Karir di Era Globalisasi”, acara ini menghadirkan sosok-sosok hebat: Dr. Marliyah, M.Ag. (Wakil Dekan III FEBI), Dr. Hj. Yenni Samri Juliati Nasution, M.A. (Ketua Prodi Akuntansi Syariah), Prof. Dr. Widia Astuty, SE., M.Si., QIA., CPA. (Pengurus DPP ADAI), dan Laylan Syafina, M.Si. (Sekretaris Prodi Akuntansi Syariah).


🎤 Pesan Inspiratif Para Narasumber

💡 Dr. Marliyah membuka dengan gaya khasnya yang selalu bikin mahasiswa terdiam lalu manggut-manggut.
“Anak-anak FEBI, jangan pernah takut bersaing! Dunia global itu luas, tapi ingat… siapa yang berani beradaptasi, dia yang akan jadi juara. Akuntansi Syariah bukan sekadar hitung angka, tapi juga soal integritas, kepercayaan, dan keberanian untuk berbeda. Ingat, kalian bukan hanya calon akuntan, tapi calon penentu arah ekonomi umat!”

Dr. Yenni Samri Juliati menambahkan dengan penuh semangat:
“Jangan stuck di zona nyaman. Globalisasi itu bukan penghalang, tapi peluang. Kalau kamu punya skill, attitude yang baik, dan mau terus belajar, trust me, dunia kerja akan cari kamu. Jangan ragu untuk jadi generasi yang membawa akuntansi syariah ke level dunia!”

🌍 Prof. Widia Astuty memberi suntikan motivasi tajam:
“Akuntansi syariah itu bukan alternatif, tapi the future of accounting. Perusahaan global butuh sistem keuangan yang adil, transparan, dan halal. Siapapun dari kalian bisa jadi konsultan internasional atau auditor kelas dunia. Syaratnya? Jangan malas upgrade skill! Jangan nunggu peluang datang, tapi ciptakan peluangmu sendiri.”

🌱 Laylan Syafina berbicara dengan nada dekat ala kakak ke adik-adiknya:
“Teman-teman, jangan mikir akuntansi syariah itu kuno atau ribet. Justru ini yang bikin kita beda! Kalian bisa kerja di bank syariah, perusahaan global, bahkan bikin start-up sendiri. Pokoknya, jangan pernah minder. Ingat: syariah itu keren, dan kalian harus jadi role model Gen Z yang berkelas!”


🎙️ Suara dari Mahasiswa

Salah satu mahasiswa mengungkapkan rasa terinspirasinya:
“Awalnya aku mikir akuntansi syariah itu cuma buat kerja di bank, ternyata luas banget! Dari auditor, konsultan, sampai entrepreneur juga bisa. Dengar langsung dari para profesor bikin aku makin yakin bahwa kita, mahasiswa FEBI, bisa banget jadi generasi yang ngubah wajah akuntansi dunia. Serius, hari ini rasanya kayak dapet booster semangat baru!”


Acara ini tidak hanya menambah wawasan, tapi juga menghidupkan api semangat mahasiswa untuk menatap masa depan tanpa ragu. FEBI UIN Sumatera Utara kembali membuktikan bahwa kampus bukan sekadar tempat kuliah, tapi kawah candradimuka yang melahirkan generasi berani, kreatif, dan berkelas dunia.

Dan ketika acara ditutup, gema semangat itu masih terasa: Akuntansi Syariah bukan sekadar pilihan, tapi masa depan.


✍️ Ditulis oleh: Fachrul Riza, M.K.M.

Kolaborasi untuk Kontribusi: Bea Cukai, Kampus, dan Gen Z FEBI Kupas Tuntas Risiko Global di Studium Generale S1 Asuransi Syariah!

Medan, 30 September 2025 — Aula Pascasarjana Lantai 4 Kampus I Sutomo UIN Sumatera Utara siang itu terasa berbeda. Ratusan mahasiswa Prodi Asuransi Syariah memadati ruangan dengan semangat membara. Tema yang diangkat bukan tema biasa, melainkan “Manajemen Risiko Kepabeanan dan Peluang Pengembangan Asuransi Syariah di Sektor Ekspor-Impor” — topik yang langsung nyambung dengan dunia nyata dan masa depan global generasi muda.

Empat sosok penting hadir sebagai inspirasi hari itu: Dr. Fauzi Arif Lubis, M.A. (Wakil Dekan II FEBI UIN Sumatera Utara), Dr. Elfi Haris, S.H., M.Hum. (Kepala Administrator KEK Sei Mangkei, Ditjen Bea dan Cukai Sumut), Dr. Tri Inda Fadhila Rahma, S.E.I., M.E.I. (Ketua Prodi Asuransi Syariah), dan Dr. Aqwa Nasir Daulay, S.E.I., M.Si. (Sekretaris Prodi Asuransi Syariah).


🎤 Pesan Inspiratif nan Gen Z Banget dari Para Tokoh

Dr. Fauzi Arif membuka dengan pesan yang langsung mengena di hati mahasiswa.
👉 “Kalian ini generasi Z yang hidup di era global. Jangan hanya jadi penonton. Risiko itu bukan untuk ditakuti, tapi untuk dikelola. Kalau kalian bisa menguasai manajemen risiko, khususnya di sektor ekspor-impor, kalian bukan hanya menjaga perusahaan tetap aman, tapi juga bisa jadi motor perubahan ekonomi syariah dunia. Ingat, asuransi syariah itu bukan sekadar bisnis, tapi ibadah!”

Dr. Elfi Haris tampil dengan gaya santai tapi penuh energi.
👉 “Banyak anak muda masih takut dengan istilah ‘kepabeanan’. Padahal, justru di situlah peluang besar! Ekspor-impor itu pintu global. Kalau kalian paham aturan mainnya, tahu cara mengelola risiko, dan bisa berkolaborasi lewat asuransi syariah, kalian bisa jadi game changer! Jangan tunggu orang lain duluan, kalian yang harus mulai dulu!”

Dr. Tri Inda Fadhila Rahma mengajak mahasiswa untuk percaya diri melangkah.
👉 “Asuransi syariah itu bukan hal kuno. Justru ini masa depan! Bayangkan, kalian bisa jadi bagian dari sistem keuangan yang halal, adil, dan membantu melindungi bisnis orang lain. Keren banget, kan? Jadi jangan ragu, ayo asah skill dari sekarang. Dunia sedang menunggu karya kalian.”

Sementara itu, Dr. Aqwa Nasir Daulay memberi semangat ala mentor yang dekat dengan mahasiswa.
👉 “Anak-anak muda FEBI, jangan minder sama anak ekonomi lain. Kalian punya nilai lebih: syariah. Itu bukan beban, tapi identitas yang bikin kalian berbeda! Ekspor-impor butuh orang-orang yang ngerti risiko, ngerti sistem halal, dan ngerti integritas. Dan itu semua ada di diri kalian. Jadi, siaplah untuk take off ke level global!”


🎓 Suara Mahasiswa: “Kami Jadi Paham, Ini Peluang Masa Depan Kami!”

Salah satu mahasiswa menyampaikan kesan yang bikin suasana tambah hangat:
👉 “Jujur awalnya saya kira topik ini rumit. Tapi cara para narasumber ngejelasin bikin gampang banget dipahami. Ternyata asuransi syariah bisa relevan banget sama dunia ekspor-impor. Saya jadi semangat, karena ternyata ini peluang besar buat kita yang mau jadi pelaku bisnis global. Gak sabar untuk eksplor lebih jauh!”


🌍 Penutup: Dari FEBI untuk Dunia

Studium Generale ini bukan hanya sekadar kuliah umum, tetapi momentum untuk membuka mata generasi muda. Mahasiswa FEBI, khususnya Prodi Asuransi Syariah, kini semakin sadar bahwa dunia global menunggu mereka. Dengan bekal ilmu, nilai syariah, dan semangat Gen Z yang kreatif, mereka siap menjadi bagian dari perubahan besar.

Acara pun ditutup dengan sorakan penuh semangat:
👉 “No Riba, Go Syariah!”
Yang menggema dari aula hingga lorong kampus, menandai lahirnya optimisme baru: bahwa generasi muda FEBI UIN Sumatera Utara siap menguasai risiko dan menaklukkan peluang global.


📌 Ditulis oleh Fachrul Riza, M.K.M.

Studium Generale Prodi Manajemen FEBI UIN Sumatera Utara: Kupas Tuntas Kepabeanan & Peluang Bisnis Ekspor-Impor Bagi Generasi Muda

Medan, 30 September 2025 – Aula Pascasarjana Lantai 4 Kampus I Sutomo UIN Sumatera Utara hari ini dipenuhi antusiasme ratusan mahasiswa. Mereka hadir mengikuti Stadium Generale Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dengan tema “Manajemen Kepabeanan dan Peluang Bisnis Ekspor-Impor bagi Generasi Muda”.

Kegiatan ini menghadirkan pembicara-pembicara luar biasa: Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A. (Dekan FEBI UIN Sumatera Utara), Dr. Elfi Haris, SH., M.Hum. (Kepala Administrator KEK Sei Mangkei, Ditjen Bea dan Cukai Sumut), serta dukungan penuh dari Dr. Nurbaiti, M.Kom. (Ketua Prodi Manajemen) dan Dr. Atika, M.A. (Sekretaris Prodi Manajemen).

Suasana berlangsung hidup, penuh energi muda, dan dibalut dialog interaktif yang membuat mahasiswa merasa bukan sekadar peserta, tetapi bagian langsung dari percakapan masa depan dunia bisnis global.


🔑 Pesan Inspiratif dari Para Narasumber dan Pimpinan

Prof. Syukri Albani membuka dengan gaya khasnya yang membumi. Beliau menekankan bahwa bisnis ekspor-impor bukan lagi hal yang jauh dari generasi muda.
👉 “Anak-anak FEBI jangan cuma jago teori di kelas. Dunia sekarang itu borderless. Kalau kalian kreatif, produk lokal bisa tembus pasar global lewat ekspor. Jangan takut mulai kecil, karena yang besar itu selalu berawal dari langkah kecil. Ingat, mindset global harus ditanam sejak hari ini,” ujarnya, disambut tepuk tangan riuh mahasiswa.

Dr. Elfi Haris memberikan perspektif praktis tentang kepabeanan. Dengan bahasa yang ringan, ia menjelaskan bahwa regulasi ekspor-impor bukanlah penghalang, melainkan pintu menuju peluang besar.
👉 “Bea Cukai itu bukan momok, kawan. Justru kita ada untuk bantu kalian agar produk-produk kreatif bisa legal dan sampai ke luar negeri. Jadi, kalau punya ide bisnis, jangan tunda. Dunia ekspor-impor itu arena kalian untuk unjuk gigi,” katanya penuh semangat.

Dr. Nurbaiti, M.Kom. menambahkan semangat keibuan sekaligus motivasi karier.
👉 “Kalian, generasi Z, itu luar biasa. Jangan cuma puas jadi pengguna barang impor, tapi pikirkan bagaimana caranya jadi eksportir. Prodi Manajemen siap mendampingi kalian. Ingat, FEBI bukan hanya kampus, tapi rumah yang menyiapkan kalian jadi pemain global,” pesannya dengan penuh energi.

Sementara itu, Dr. Atika, M.A. mendorong mahasiswa agar berani keluar dari zona nyaman.
👉 “Jangan biarkan ide kalian cuma berhenti di catatan kuliah. Kalau punya passion di bisnis, ayo eksekusi! Dunia ekspor-impor butuh energi muda seperti kalian. Jangan takut gagal, karena gagal itu cuma guru yang menyamar,” ucapnya yang membuat suasana semakin hangat.


🎤 Suara Mahasiswa: Belajar dengan Cara yang Relevan

Mahasiswa juga merasa kegiatan ini relevan dengan kehidupan mereka. Seorang peserta menyampaikan kesannya:
👉 “Biasanya kalau dengar ekspor-impor terasa berat. Tapi tadi Prof, Bu Nurbaiti, Bu Atika, dan Pak Elfi menjelaskannya dengan bahasa kita, bahasa Gen Z. Jadi lebih semangat. Saya jadi kepikiran, kenapa nggak mulai bisnis kecil-kecilan dari sekarang dan coba main di pasar global?”


Penutup: Energi Baru bagi Generasi FEBI

Acara ditutup dengan optimisme besar. Mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara kini semakin yakin bahwa mereka punya peluang nyata menjadi entrepreneur global yang mengharumkan nama bangsa. Dengan semangat “Berkah Luar Biasa”, Stadium Generale ini bukan hanya sekadar kuliah umum, tapi juga suntikan energi, inspirasi, dan keberanian untuk melangkah lebih jauh.


📌 Ditulis oleh Fachrul Riza, M.K.M.

Laptop Menyala, Semangat Membara: SQUAD FEBI UIN Sumatera Utara Gaspol Kerjakan WUR!

Medan, 29 September 2025 – Ada suasana berbeda di ruang kerja Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara. Bukan sekadar rapat biasa, melainkan misi besar: menggenjot data World University Ranking (WUR) agar UIN Sumatera Utara makin bersinar di panggung global.

Layar laptop menyala, jari-jari sibuk mengetik, sesekali terdengar tawa kecil yang mencairkan suasana. Inilah wajah asli SQUAD FEBI: serius bekerja, tapi tetap harmonis, penuh semangat kebersamaan.

Pesan Inspiratif Para Pimpinan FEBI

Prof. Dr. H. M. Syukri Albani Nasution, M.A. (Dekan FEBI)
“WUR bukan sekadar angka atau ranking, tapi cermin kualitas kita. Mari bekerja dengan hati yang ikhlas, karena setiap data yang kita input insyaAllah menjadi amal jariyah untuk kejayaan UIN Sumatera Utara. Ingat, kerja keras itu penting, tapi kerja ikhlas jauh lebih dahsyat.”

Dr. Isnaini Harahap, M.Ag. (Wakil Dekan I Bidang Akademik)
“Mengurus data WUR itu ibarat skripsi berjilid-jilid—kadang bikin pusing, tapi hasilnya manis. Kuncinya satu: jangan menyerah. Kita harus terus update, upgrade, dan upload! Dan yang penting, semua dikerjakan bersama-sama, karena kerja tim itu lebih kuat dari kerja individu.”

Dr. Fauzi Arif Lubis, M.A. (Wakil Dekan II Bidang Administrasi dan Keuangan)
“Kalau bicara WUR, jangan hanya ingat ranking, tapi juga ingat funding! Hehe… Data yang rapi, laporan yang akurat, dan transparansi adalah modal kita untuk menunjukkan bahwa FEBI bisa bersaing, baik di tingkat nasional maupun global.”

Dr. Marliyah, M.Ag. (Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama)
“Saya selalu percaya, anak muda Gen Z FEBI itu penuh energi. Mari jadikan WUR ini bukan beban, tapi kesempatan emas untuk menunjukkan karya mahasiswa, prestasi dosen, dan kolaborasi kita semua. Ingat, kerja WUR itu kayak hidup: kalau dijalani dengan bahagia, hasilnya akan luar biasa.”


Di balik kesibukan itu, ada harmoni yang terasa: bekerja sungguh-sungguh, diselingi canda sehat, lalu kembali fokus. Itulah gaya FEBI: serius tapi tidak kaku, kompak tapi tetap profesional.

FEBI UIN Sumatera Utara pun optimis: kerja keras SQUAD hari ini akan menjadi pijakan untuk menempatkan kampus tercinta ini sebagai pusat keilmuan ekonomi syariah yang tidak hanya unggul di tanah air, tetapi juga dikenal di kancah internasional.

Entrepreneur Muslim di Era Global: Prodi S1 Ekonomi Islam FEBI UIN Sumatera Utara Sukses Gelar Studium Generale yang Bikin Semangat Gen Z!

Medan, 29 September 2025 – Aula Pascasarjana Lantai 4 Kampus I UIN Sumatera Utara pagi itu dipenuhi semangat yang berbeda. Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam FEBI UIN Sumatera Utara hadir dalam Stadium Generale bertajuk “Peluang dan Tantangan Entrepreneur Muslim di Era Ekonomi Global”.

Kegiatan ini menghadirkan empat figur luar biasa: Prof. Dr. H. M. Syukri Albani Nasution, M.A. (Dekan FEBI UIN Sumatera Utara), Harry Irawan, S.T., M.M. (Owner Pasty Fry, Dirt Livio Home, dan Direktur CV. Alfarindo), Dr. Imsar, M.Si. (Ketua Prodi Ekonomi Islam), serta M. Ikhsan Harahap, M.E.I. (Sekretaris Prodi Ekonomi Islam).

Acara berlangsung penuh antusiasme, menghadirkan wawasan segar tentang bagaimana mahasiswa bisa menjadi pengusaha muslim yang tidak hanya cuan, tapi juga membawa keberkahan dan nilai-nilai syariah di tengah derasnya arus ekonomi global.


✨ Pesan Inspiratif dari Para Tokoh

Prof. Dr. H. M. Syukri Albani Nasution, M.A. (Dekan FEBI)
“Menjadi entrepreneur muslim itu bukan hanya soal berbisnis, tapi juga tentang membangun peradaban. Kalian adalah generasi yang bisa menunjukkan bahwa bisnis halal itu mampu bersaing di level dunia. Jangan pernah takut gagal, karena kegagalan hanyalah tiket menuju kesuksesan berikutnya.”

Harry Irawan, S.T., M.M. (Praktisi Bisnis dan Direktur CV. Alfarindo)
“Saya memulai usaha dari bawah, penuh jatuh bangun. Bedanya, saya tidak pernah berhenti mencoba. Ingat, Gen Z punya kelebihan: cepat beradaptasi dan kreatif. Gunakan energi itu untuk melahirkan brand-brand muslim yang mendunia. Bisnis itu soal keberanian: kalau nggak coba, ya nggak akan pernah tahu!”

Dr. Imsar, M.Si. (Ketua Prodi Ekonomi Islam)
“Ekonomi Islam bukan sekadar teori di kelas. Ia hidup lewat karya kalian: produk halal, startup syariah, koperasi digital, atau apapun yang memberi solusi nyata. Jangan puas hanya jadi konsumen, Gen Z FEBI harus berani jadi produsen yang menciptakan tren.”

M. Ikhsan Harahap, M.E.I. (Sekretaris Prodi Ekonomi Islam)
“Kalau anak muda muslim hanya sibuk scrolling medsos, kapan mau jadi inspirasi dunia? Gunakan teknologi itu untuk mencetak peluang, bukan hanya hiburan. Entrepreneur muslim harus cerdas digital, kreatif, dan tetap jaga akhlak. Itulah kekuatan kalian.”


🎓 Pesan dari Mahasiswa (Peserta Studium Generale)

Seorang mahasiswa Ekonomi Islam, menyampaikan kesannya:
“Acara ini membuka mata kami bahwa jadi entrepreneur muslim bukan sekadar pilihan, tapi panggilan zaman. Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa FEBI bisa menciptakan bisnis halal yang inovatif, keren, dan bisa go global. Masya Allah, semangat banget rasanya!”


🌟 Penutup

Stadium Generale ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara. Dari forum ini lahir tekad bersama: mencetak generasi entrepreneur muslim yang tidak hanya siap menghadapi tantangan global, tapi juga membawa cahaya Islam dalam setiap karya.

Dengan semangat kolaborasi antara akademisi dan praktisi, FEBI terus berkomitmen melahirkan lulusan yang berani berbisnis, berjiwa pemimpin, dan tetap berpegang pada nilai-nilai syariah.

Menyemai Moderasi Beragama dari Sekolah: Prof. Akmal Tarigan dan Prof. Syukri Albani Ajak Siswa Belajar Kerukunan dengan Cara yang Membumi

Medan, 27 September 2025 – Kerukunan bukan hanya kata indah di buku pelajaran, tapi bekal hidup yang nyata. Itulah suasana yang tergambar ketika Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan menghadirkan penyuluhan moderasi beragama di dua sekolah unggulan: SMA Sultan Iskandar Muda dan SMA Sutomo.

Dua tokoh akademisi UIN Sumatera Utara, yakni Prof. Dr. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag. (Prof. Akmal Tarigan) dan Prof. Dr. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A. (Prof. Syukri Albani), hadir secara terpisah. Keduanya menyapa ratusan siswa dengan bahasa yang sederhana, penuh makna, dan langsung menancap di hati.


“Pelajar Hari Ini adalah Pemimpin Masa Depan”

Di SMA Sultan Iskandar Muda, Prof. Akmal Tarigan membuka penyuluhan dengan kalimat yang membuat suasana aula hening seketika.

“Pelajar hari ini adalah pemimpin masa depan. Kalau kalian sejak sekarang sudah paham arti kerukunan, bangsa ini tidak akan gampang goyah,” ujarnya.

Suasana langsung cair. Para siswa mendengarkan penuh perhatian, sebagian mengangguk, sebagian lagi sibuk mencatat. Diskusi pun berlanjut. Siswa bertanya bagaimana caranya menjaga persatuan ketika media sosial sering kali justru jadi pemicu perpecahan.

Dengan tegas namun lembut, Prof. Akmal Tarigan menjawab:
“Rajin ibadah itu penting. Tapi kalau kalian tidak bijak di medsos, gampang terbawa arus kebencian, itu berbahaya. Moderasi itu bukan hanya antaragama, tapi juga soal sikap cerdas menghadapi derasnya informasi.”


Menolong Itu Jangan Ditunda

Di SMA Sutomo, Prof. Syukri Albani menyapa siswa dengan gaya yang akrab, khas, dan penuh contoh nyata. Salah satu ilustrasinya langsung membuat siswa tertawa kecil, lalu hening merenung.

“Di pasar, pembeli dan penjual datang dari latar belakang berbeda. Si pedagang sayur mungkin Muslim, si penjual ikan bisa Kristen, pembelinya beragam. Tapi transaksi tetap jalan karena yang dicari adalah rezeki halal, bukan identitas. Kalau di pasar saja kita bisa rukun, kenapa di luar pasar kita sering ribut soal perbedaan?”

Pesan itu sederhana, tapi menusuk. Para siswa spontan bertepuk tangan, sebagian terlihat terharu. Di tengah ruang kelas, terasa ada kesadaran baru: kerukunan dimulai dari hati yang peduli, bukan dari identitas di KTP.


Suara dari Siswa

Kegiatan ini tidak hanya satu arah. Siswa-siswa berani berbagi pandangan. Seorang siswa SMA Sutomo dengan polos berkata:
“Saya jadi lebih yakin kalau keberagaman itu bukan masalah, tapi kekuatan. Kalau kami bisa rukun di sekolah, berarti kami juga bisa menjaga Indonesia tetap damai.”

Sementara di SMA Sultan Iskandar Muda, siswa lain menambahkan:
“Toleransi itu bukan cuma soal beda agama. Bahkan di kelas, menghargai pendapat teman juga bagian dari kerukunan.”


Sinergi Kampus, Sekolah, dan FKUB

Baik guru maupun kepala sekolah memberi apresiasi besar. Menurut mereka, menghadirkan profesor UIN Sumatera Utara langsung ke sekolah adalah langkah strategis. Para siswa tidak hanya mendapat teori, tapi juga teladan hidup dari akademisi yang peduli masa depan bangsa.

Prof. Akmal Tarigan menegaskan, “UIN Sumatera Utara berkomitmen penuh mendorong moderasi beragama. Tidak hanya di kampus, tapi juga di sekolah-sekolah. Kita ingin menanamkan benih kerukunan sejak dini.”

Senada, Prof. Syukri Albani menambahkan, “Moderasi beragama akan lebih kuat kalau semua pihak bergerak bersama. FKUB punya jaringan luas, kampus punya kekuatan akademis. Kolaborasi ini adalah kunci.”


Dari Medan untuk Indonesia

Penyuluhan ini memberi pelajaran sederhana namun dalam: kerukunan itu tidak bisa ditunggu sampai seseorang dewasa atau beruban. Ia harus ditanam sejak di bangku sekolah, saat pikiran masih jernih dan hati masih tulus menerima perbedaan.

Dari ruang-ruang kelas di Medan, tumbuh keyakinan baru bahwa generasi muda Indonesia bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga matang dalam sikap toleran. Mereka belajar bahwa menjaga persatuan bukan sekadar jargon, melainkan kebiasaan sehari-hari—mulai dari menyapa teman yang berbeda, menghargai pendapat yang tak sama, hingga saling menolong tanpa melihat identitas.

Dan dari senyum-senyum polos para siswa hari itu, terpancar cahaya optimisme. Cahaya yang memberi tanda bahwa masa depan bangsa ini tidak akan padam, karena di tangan merekalah kerukunan akan terus menyala, menerangi jalan Indonesia yang majemuk.


✍️ Ditulis oleh: Fachrul Riza, M.K.M.